Dinkes Brebes, Jawa Tengah, memeriksakan kembali sampel penyintas Corona B117 dan dua kontak erat yang dinyatakan positif. Sampel tiga orang ini dikirim ke Labkesda Jawa Tengah, sebagai upaya second opinion terhadap hasil pemeriksaan dari puslabkes Kementerian Kesehatan. Hasil pemeriksaan tiga sampel itu, hasilnya negatif.
Hasil pemeriksaan dari Labkesda Jateng ini diterima Rabu (10/3/2021) malam pukul 21.30. Hasil pemeriksaan ini hasilnya berbeda dengan hasil pemeriksaan di laboratorium Kemenkes. Tiga orang yang semula positif kini dinyatakan negatif.
Tiga orang yang diambil sampel dan diperiksa ulang adalah Nyonya A, pekerja migran Arab Saudi asal Desa Kubangjati, beserta dua orang kontak erat langsung yakni Kh dan M. Ketiga orang ini diambil kembali sampelnya pada Sabtu kemarin dan dikirim ke Labkesda Jateng.
"Kami sengaja melakukan pemeriksaan ulang di laboratorium yang berbeda sebagai second opinion. Sampel tiga orang itu seluruhnya negatif," ungkap dr Sartono, Kepala Dinas Kesehatan Brebes, Rabu malam melalui sambungan telepon.
Dinkes sengaja melakukan second opinion karena adanya perubahan hasil pemeriksaan terhadap tiga orang tersebut. Pemeriksaan terhadap 7 orang kontak erat langsung dan Nyonya A (penyintas) pada awalnya memunculkan hasil dua orang positif, yakni Kh dan M. Nyonya A dan lima kontak erat lainnya negatif.
Kemudian status ini berubah dalam waktu satu hari. Nyonya A yang semula negatif dinyatakan positif. Tidak hanya itu, hingga Rabu siang muncul lagi perubahan status terhadap tiga orang ini. Dua kontak erat yang semula positif berubah menjadi negatif, sedangkan Nyonya A tetap positif.
"Hasil yang keluar pertama adalah dua kontak erat positif dan Nyonya A negatif. Tidak lama berubah, Nyonya A yang tadinya negatif berubah positif. Terakhir dua kontak erat yang semula positif berubah negatif dan Nyonya A tetap positif. Karena alasan ada beberapa kali perubahan hasil laboratorium, maka kami melakukan pemeriksaan ulang di laboratorium berbeda sebagai second oponion," beber Sartono.
Dengan hasil second opinion ini, Sartono menegaskan, kekhawatiran masuknya Corona B117 ke Brebes, kini tidak terbukti. Baik penyintas maupun kontak erat yang diperiksa hasilnya negatif.
https://movieon28.com/movies/message-man/
Kematian Ibu Melahirkan Tinggi, Suami Jangan 'Maksa' Buru-buru Nambah Anak
Tidak adanya jarak waktu melahirkan disebut sebagai salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu. Sering kali, hal ini disebabkan tuntutan suami untuk istri hamil terus-menerus.
Deputi Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana Badan Kependudukan dan Kelurga Nasional (BKKBN) dr Eni Gustina, MPH menyebut, kematian ibu melahirkan meningkat dalam 1 tahun terakhir.
Pada 2019, tercatat sebanyak 4.100 kasus. Sedangkan pada 2020, tercatat 4.400 kasus.
"Orang hamil itu kan rahim sebesar telur ayam, kalau diisi bayi 3 kilo itu peregangannya cepat sekali. Itu mesti recovery dulu," ujarnya dalam konferensi pers virtual oleh DKT Indonesia, memperingati Hari Perempuan Sedunia, Senin (8/2/2021).
Ia menyayangkan, masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak memahami keamanan melahirkan.
Sering kali, kasus kematian ibu melahirkan justru disebabkan dorongan suami dan keluarga untuk perempuan melahirkan terus-menerus, dalam sela waktu yang terlalu pendek, bahkan di usia terlalu muda.
"Perempuan sudah tidak anemia, rahim sudah kembali normal, baru dipersiapkan untuk hamil lagi. Jangan bapak-bapak minta sekarang hamil, tahun depan hamil lagi. Lalu kapan istirahatnya?" imbuh dr Eni.
Ia menekankan, informasi tentang batas usia dan rentang waktu yang aman untuk hamil dan melahirkan perlu dipahami semua orang. Bukan hanya oleh perempuan, tapi juga laki-laki baik sebagai suami atau pacar.