Selasa, 23 Maret 2021

Cerita Pria Bugar Dua Kali Kena COVID-19 Tak Kunjung Sembuh

  Seorang anggota dewan yang sudah terinfeksi COVID-19 sejak setahun lalu, mewanti-wanti bahaya Corona seperti yang dialaminya. Pasalnya, ia hingga kini belum benar-benar pulih dan masih mengeluhkan sejumlah gejala Corona.

Adalah Tamoor Tariq, yang mulanya dibawa ke RS saat terpapar COVID-19 di awal Inggris memberlakukan lockdown. Ia menceritakan perjalanannya melawan COVID-19 dengan kondisi terengah-engah dalam akun YouTube-nya.


Ditegaskan, COVID-19 bukan hanya rentan menyerang usia lanjut dan mereka yang memiliki komorbid. Terbukti, ia yang sebelum terpapar COVID-19 terbiasa olahraga lari, kini untuk naik turun-tangga saja terasa sulit.


Ia merasa sangat lelah setiap waktu. Pria berusia 31 tahun tersebut sangat menyesal sempat menganggap remeh bahaya COVID-19, terlebih terbiasa menjalani hidup sehat.


Pikirnya kala itu, sekalipun terkena COVID-19, ia tak akan mengalami gejala parah atau gejala berkepanjangan. Kini ia hanya bisa berpesan, COVID-19 bisa berakhir fatal meski mereka tak memiliki penyakit bawaan atau komorbid sebelumnya.


"Itu merupakan pengalaman yang mengerikan," katanya kepada BBC.


"Terinfeksi COVID-19 karena sempat meremehkan Corona, membuat saya menyesal."


Butuh berminggu-minggu baginya untuk mengumpulkan kembali energi menjalani aktivitas seperti biasa, bahkan hanya untuk naik turun tangga.


Sayangnya, dirinya harus berjuang kembali melawan COVID-19 karena kembali terinfeksi di akhir Desember.


"Saat itu 26 Desember dan saya tahu saya kembali mengalami gejala COVID-19 seperti di awal terpapar, bahkan sebelum saya mendapat hasil tes positif," katanya.


Ia tak begitu panik lantaran ingat seorang perawat pernah menjelaskan, jika dirinya kembali terinfeksi COVID-19, infeksinya tak akan terlalu parah.


"Tetapi kemudian istri, saudara perempuan, dan ibu saya semuanya terpapar COVID-19 dan itu sungguh sangat mengkhawatirkan," tambahnya.


Tiga bulan berselang setelah serangan COVID-19 kedua, ia mengaku masih bisa berlari sejauh 2 km. Tak seperti biasanya rutin lari sejauh 5 km.


Dirinya bersyukur bisa selamat dari COVID-19 setelah berjuang selama setahun, meski masih mengeluhkan gejala ringan.

https://nonton08.com/movies/chloe-and-theo/


Dibayangi Pandemi COVID-19, Target Temuan TB di Indonesia Turun di 2020


Di tengah pandemi COVID-19, tuberculosis (TB atau TBC) disebut masih menjadi masalah. Pasalnya, gejala kedua penyakit ini sulit dibedakan. Walhasil, kasus TBC terlapor sepanjang 2020 justru tercatat menurun, jauh dari yang ditargetkan.

"2018 - 2019 Sudah 64 persen kasus terestimasi yang ditemukan. Pada 2020 malah kebalikannya, hanya 30 persen yang kita temukan, yang bisa dilaporkan. Ini menjadi alarm untuk kita di 2021," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML), Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi, M.Epid dalam konferensi pers virtual Hari Tuberkulosis Sedunia 2021, Selasa (23/3/2021).


Di samping kendala pelacakan akibat pembatasan mobilitas sepanjang pandemi, dr Nadia menyebut, minimnya pemahaman masyarakat soal TBC menjadi tantangan utama.


Masalahnya, kini gejala TBC dinilai amat mirip dengan COVID-19. Bahkan pada beberapa kasus, gejala TBC yang timbul disepelekan, masyarakat menganggap gejala ini bisa sembuh sendiri.

https://nonton08.com/movies/cafe-society-2/


Gejala Ringan Ini Banyak Dialami Lansia setelah Divaksin COVID-19, Amankah?

 Hingga kini, tak ada laporan soal gejala berat yang timbul pasca penyuntikan vaksin COVID-19, termasuk pada lansia. Dilaporkan, gejala yang timbul hanya berupa gejala ringan dan tergolong aman.

Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, efek yang paling banyak muncul setelah vaksinasi adalah mengantuk dan lapar. Beberapa lansia lainnya mengalami kemerahan dan gatal-gatal di area bekas penyuntikan.


Sedangkan gejala yang dirasakan seluruh tubuh bisa berupa mual, muntah, atau demam. Namun, kasus tersebut sedikit terjadi.


"5,7 Juta orang (dosis 1), 2,5 juta sudah mendapat suntikan kedua. Dari kurang lebih 7 juta yang pernah mendapat suntikan, itu laporan efek sampingnya tidak ada yang serius, yang berat," ujarnya dalam talkshow serba-serbi vaksinasi COVID-19 untuk lansia, Selasa (23/3/2021).


Ia menyebut, hingga kini belum ditemui efek samping berat setelah vaksinasi COVID-19. Gejala yang muncul hanyalah berupa efek samping ringan.


Pun ada kabar soal lansia pingsan setelah disuntik vaksin, dr Nadia menyebut, hal tersebut disebabkan kecemasan, bukan karena prosedur atau kandungan vaksin.


"Pada saat divaksin jadi lemas, akhirnya pucat sampai pingsan. Cukup dengan terapi minum teh manis, itu rata-rata semua sudah normal kembali," imbuhnya.


Kini vaksinasi COVID-19 berada di tahap 2 menyasar tenaga kesehatan (nakes), petugas layanan publik, dan lansia.


Menanggapi proses vaksinasi COVID-19 untuk lansia yang belum bisa dilakukan secara merata di Indonesia, dr Nadia menyebut hal tersebut disebabkan ketersediaan vaksin yang terbatas. Maka itu, vaksinasi harus dilakukan secara bertahap.


Salah satunya, dengan memprioritaskan golongan lansia dalam tahap vaksinasi yang sedang berlangsung.


"Pada dasarnya semua lansia akan mendapatkan vaksinasi, harap bersabar. Mungkin nanti ada tahap berikutnya untuk mengikuti program vaksinasi ini. Pemerintah sudah menjamin semua lansia mendapatkan vaksin," ujar dr Nadia.

https://nonton08.com/movies/cafe-society/


Cerita Pria Bugar Dua Kali Kena COVID-19 Tak Kunjung Sembuh


 Seorang anggota dewan yang sudah terinfeksi COVID-19 sejak setahun lalu, mewanti-wanti bahaya Corona seperti yang dialaminya. Pasalnya, ia hingga kini belum benar-benar pulih dan masih mengeluhkan sejumlah gejala Corona.

Adalah Tamoor Tariq, yang mulanya dibawa ke RS saat terpapar COVID-19 di awal Inggris memberlakukan lockdown. Ia menceritakan perjalanannya melawan COVID-19 dengan kondisi terengah-engah dalam akun YouTube-nya.


Ditegaskan, COVID-19 bukan hanya rentan menyerang usia lanjut dan mereka yang memiliki komorbid. Terbukti, ia yang sebelum terpapar COVID-19 terbiasa olahraga lari, kini untuk naik turun-tangga saja terasa sulit.


Ia merasa sangat lelah setiap waktu. Pria berusia 31 tahun tersebut sangat menyesal sempat menganggap remeh bahaya COVID-19, terlebih terbiasa menjalani hidup sehat.


Pikirnya kala itu, sekalipun terkena COVID-19, ia tak akan mengalami gejala parah atau gejala berkepanjangan. Kini ia hanya bisa berpesan, COVID-19 bisa berakhir fatal meski mereka tak memiliki penyakit bawaan atau komorbid sebelumnya.


"Itu merupakan pengalaman yang mengerikan," katanya kepada BBC.


"Terinfeksi COVID-19 karena sempat meremehkan Corona, membuat saya menyesal."

https://nonton08.com/movies/hero/