Rabu, 24 Maret 2021

Dirikan Pusat R&D Baru, Vivo Kembangkan Fitur Fotografi Profesional

 Produsen teknologi global, Vivo memperkuat kompetensi dalam inovasi fitur fotografi profesional. Terbaru, Vivo mengumumkan pendirian pusat R&D (Research and Development) di Xi'an, China.

Sebelumnya, Vivo telah melakukan kemitraan jangka panjang dengan ZEISS, pemimpin global dalam bidang optik dan opto-elektronik serta pelopor di bidang profesional dan pencitraan seluler (mobile imaging). Senior Brand Director Vivo Indonesia Edy Kusuma menyampaikan pendirian pusat ini dilakukan guna mendukung pengembangan teknologi berbasis fotografi Vivo yang semakin inovatif.


"Pengembangan fungsi kamera menjadi salah satu long track phase Vivo, dan untuk mendukung tujuan tersebut, investasi pada riset sangat dibutuhkan demi menembus keterbatasan teknologi fotografi seluler yang dihadapi saat ini," ujar Edy dalam keterangan tertulis, Senin (22/3/2021).


Edy menyampaikan pembangunan pusat R&D ini diharapkan akan mendukung pengembangan jangka panjang untuk beragam inovasi dan produk unggulan Vivo ke depan. Khususnya dalam fitur fotografi.


Hadirnya pusat R&D Vivo di Xi'An menambah deretan sarana riset Vivo yang tersebar di berbagai negara. Sebelumnya, Vivo telah memiliki sembilan pusat R&D dengan berbagai cakupan penelitian. Di antaranya, pengembangan teknologi jaringan 5G dan 6G, kecerdasan buatan (AI), eksplorasi desain, serta mobile imaging.

https://trimay98.com/movies/the-cure/


Diketahui, rangkaian pusat R&D Vivo didukung oleh 700 teknisi profesional yang memiliki spesialisasi pada pengembangan perangkat keras dan lunak, serta formulasi algoritma.


Selain itu, Vivo juga telah melengkapi dukungan rangkaian pusat R&D independen dalam kerja samanya dengan ZEISS, produsen optik terdepan asal Jerman.


Sebagai informasi, R&D gabungan hasil kerja sama ini dinamakan Vivo ZEISS Imaging Lab. Adapun kemitraan antara Vivo dan ZEISS mencakup pembuatan sistem mobile imaging, yaitu Vivo ZEISS Co-engineered Imaging System. Sistem ini diketahui akan diterapkan secara berkelanjutan di dalam smartphone seri flagship Vivo.


"Menggabungkan wawasan konsumen yang komprehensif dan pengalaman sebagai pionir dalam industri, Vivo dan ZEISS saling memfasilitasi dalam pengembangan aspek pencitraan seluler (mobile imaging) untuk smartphone. Dengan sinergi ini, teknologi lensa ZEISS diharapkan akan secara signifikan meningkatkan performa fitur fotografi yang makin profesional pada seri flagship Vivo," kata Edy.


Eskalasi Fitur Fotografi untuk Seri Flagship


Edy mengungkap Vivo membuat langkah besar untuk mendefinisikan kembali sistem fotografi seluler, yakni dengan membawa teknologi Gimbal Stabilization Camera pertama kali dalam smartphone. Vivo telah meluncurkan teknologi ini pertama kali pada seri Vivo X50 di tahun 2020 lalu, setelah sebelumnya muncul pada purwarupa APEX.


Adapun teknologi Gimbal Stabilization Camera yang disematkan Vivo merupakan teknologi yang umum digunakan untuk fotografer dan sinematografer profesional. Yakni untuk hasil pencitraan yang lebih stabil, dalam desain smartphone yang ramping dan ergonomis serta andal untuk pengambilan gambar dan video.

https://trimay98.com/movies/the-adventurer/

Jualan iPhone 12 Tanpa Charger, Brasil Denda Apple Rp28,7 Miliar

 Maksud hati Apple ingin go green dengan memasarkan iPhone 12 tanpa charger. Eh, niatan tersebut malah berujung denda sebesar USD 2 juta atau setara Rp28,7 miliar oleh regulator Brasil.

Procon SP, sebuah Badan Perlindungan Konsumen di Sao Paulo, Brasil, baru saja mendenda Apple karena dinilai gagal memasarkan iPhone 12 dengan harga wajar, setelah perusahaan yang berbasis di Cupertino, AS, menghilangkan charger dalam kemasan penjualan.


Bahkan, Procon SP mengatakan bahwa Apple terlibat dalam iklan menyesatkan, menjual perangkat tanpa pengisi daya, dan persyaratan yang tidak adil, sebagaimana dilansir dari The Verge, Senin (21/3/2021).


Sebelum menjatuhkan denda, Procon SP telah bertanya apakah Apple akan menurunkan harga iPhone 12 yang diketahui dibanderol USD 699 untuk iPhone 12 Mini 64GB, iPhone 12 64GB USD 799, iPhone 12 Pro 128GB USD 999, dan iPhone Pro Max 128GB USD 1.099. Namun tidak direspons.


Kritikan juga dialamatkan ke produsen iPhone ini dari Procon SP, yang dinilai tidak membantu konsumen yang mengalami masalah di beberapa fungsi di iPhone mereka ketika sudah dilakukan update software.


Kendati didenda cukup mahal, tampak jumlah tersebut tidak akan menganggu dengan pendapatan yang diraup Apple USD 111,4 miliar pada kuartal pertama 2021, di mana itu termasuk penjualan model iPhone 12.


Terkait denda dari regulator Brasil ini, Apple belum menanggapinya.


Dijual tanpa charger dan earphone, iPhone 12 hadir dalam kemasan minimalis. Apple beralasan ingin menjadi lebih ramah lingkungan. Menurut Apple, tanpa harus menyertakan charger dan earphone, maka proses penambangan bahan di alam untuk membuatnya dapat ditekan yang pada akhirnya berujung pada berkurangnya emisi karbon.


Namun diduga kuat ada alasan lain. Pertama adalah untuk penghematan. Komponen 5G yang ada di semua model iPhone berharga cukup mahal. Maka sebagai kompensasi, charger dan earphone pun dikorbankan.


Diestimasi bahwa komponen frekuensi radio saja di iPhone 12 biayanya sekitar 30% lebih banyak dari iPhone sebelumnya. "Maka Apple menekan ongkos di aspek iPhone lainnya," kata Angelo Zino, analis di CFRA Research.


Tak sekadar hemat, dihilangkannya charger dan earphone iPhone 12 juga diestimasi menambah laba Apple walau cuma sekitar 1%. Mungkin malah itulah alasan sebenarnya, yaitu agar keuntungan dari iPhone tetap terjaga.


Jadi selain misi menjaga planet Bumi, aksi Apple tersebut juga bagus secara bisnis. Apple berasumsi pembeli iPhone 12 sudah punya charger dan earphone dari iPhone kepunyaan mereka sebelumnya.


Menurut Apple, tanpa harus menyertakan charger dan earphone, maka proses penambangan bahan di alam untuk membuatnya dapat ditekan yang pada akhirnya berujung pada berkurangnya emisi karbon.

https://trimay98.com/movies/freeze-guys/


Dirikan Pusat R&D Baru, Vivo Kembangkan Fitur Fotografi Profesional


Produsen teknologi global, Vivo memperkuat kompetensi dalam inovasi fitur fotografi profesional. Terbaru, Vivo mengumumkan pendirian pusat R&D (Research and Development) di Xi'an, China.

Sebelumnya, Vivo telah melakukan kemitraan jangka panjang dengan ZEISS, pemimpin global dalam bidang optik dan opto-elektronik serta pelopor di bidang profesional dan pencitraan seluler (mobile imaging). Senior Brand Director Vivo Indonesia Edy Kusuma menyampaikan pendirian pusat ini dilakukan guna mendukung pengembangan teknologi berbasis fotografi Vivo yang semakin inovatif.


"Pengembangan fungsi kamera menjadi salah satu long track phase Vivo, dan untuk mendukung tujuan tersebut, investasi pada riset sangat dibutuhkan demi menembus keterbatasan teknologi fotografi seluler yang dihadapi saat ini," ujar Edy dalam keterangan tertulis, Senin (22/3/2021).


Edy menyampaikan pembangunan pusat R&D ini diharapkan akan mendukung pengembangan jangka panjang untuk beragam inovasi dan produk unggulan Vivo ke depan. Khususnya dalam fitur fotografi.

https://trimay98.com/movies/kutukan-arwah-santet/