Aktivitas fisik, seperti olahraga, memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh. Salah satunya adalah dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit kronis dan kematian dini. Tetapi, apakah hanya berolahraga di akhir pekan memiliki manfaat yang sama seperti berolahraga setiap hari?
Rutin berolahraga dan beraktivitas fisik memiliki manfaat untuk meningkatkan kesehatan tubuh seseorang. Menurut Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat, seseorang direkomendasikan untuk berolahraga intensitas sedang setidaknya dua setengah jam setiap minggunya untuk mengontrol berat badan, menurunkan kolesterol, dan menjaga tekanan darah.
Dikutip dari Medical News Today, seseorang yang rutin berolahraga memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular dan stroke. Selain itu, mereka juga dinilai memiliki tekanan darah yang lebih rendah, kesehatan kardiorespirasi yang baik, dan kebugaran tubuh secara keseluruhan.
Lalu bagaimana dengan para 'weekend warrior' atau orang yang hanya berolahraga di akhir pekan?
Berdasarkan sebuah studi yang dipublikasikan ke JAMA Internal Medicine, orang-orang yang masuk ke dalam kategori 'weekend warrior' biasanya melakukan olahraga intensitas sedang setidaknya 150 menit setiap minggunya, atau minimal 75 menit olahraga intensitas tinggi selama satu sampai dua sesi.
Studi tersebut menemukan bahwa para 'weekend warrior' dan orang yang rutin melakukan aktivitas fisik setiap harinya sama-sama dapat mengurangi risiko kematian, terlepas dari frekuensi berolahraganya. Di sisi lain, secara keseluruhan, risiko kematian pada orang-orang yang aktif adalah 30 persen lebih rendah, dibandingkan dengan mereka yang tidak aktif.
Mengutip WebMD, 'weekend warrior' dapat dijadikan solusi oleh orang-orang yang sibuk pada hari kerja dan tidak memiliki banyak waktu luang untuk berolahraga. Rekomendasi untuk mencapai manfaat kesehatan melalui olahraga pun akan berbeda-beda pada setiap orang.
Hanya saja, menurut Samantha Heller, seorang ahli gizi klinis sekaligus ahli fisiologi olahraga di NYU Langone Health, New York, mengatakan bahwa idealnya seseorang harus rutin berolahraga minimal 30-60 menit selama lima hari, atau 25-50 menit selama enam hari setiap harinya.
Ia menyarankan, untuk meluangkan sedikit waktu di pagi hari untuk beraktivitas fisik, seperti jumping jacks, peregangan otot, berjalan, atau sekadar naik-turun tangga. Disebutkan, olahraga harusnya dijadikan sebagai kebiasaan yang rutin dilakukan seperti makan dan sikat gigi.
https://indomovie28.net/movies/frozen-alive/
Menkes: Sentra Vaksinasi Bisa Layani Guru, Lansia Tetap Prioritas
Beberapa daerah dilaporkan berencana kembali melaksanakan kegiatan sekolah tatap muka. Hal ini menyusul pelaksanaan program vaksinasi COVID-19 yang kini mengincar guru sebagai petugas pelayan publik.
Terkait hal tersebut, tampaknya tidak semua guru tahu di mana bisa mendapatkan vaksin COVID-19. Ini karena memang tidak ada skema pendaftaran vaksinasi khusus untuk guru, seperti misalnya pada lansia yang bisa mendaftar di situs resmi Kementerian Kesehatan atau Satgas COVID-19.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa dalam program vaksinasi tahap kedua, guru sebagai petugas pelayan publik dan lansia sama-sama menjadi kelompok target vaksinasi. Hanya saja lansia saat ini lebih diprioritaskan karena jumlahnya yang mendapat vaksin masih jauh di bawah target.
Dikutip dari situs resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sampai hari Sabtu (27/3/2021), sudah ada 4.476.761 petugas publik yang mendapat dosis pertama vaksin COVID-19 dari target sekitar 17 juta. Sementara baru ada 1.439.689 lansia yang mendapat dosis pertama vaksin dari target sekitar 21 juta.
"Vaksinasi tenaga publik itu sudah tiga kali lebih cepat dari lansia. Itu yang buat saya khawatir. Jadi isunya bukan di tenaga publik, isunya di lansia," kata Menkes Budi dalam konferensi pers daring dan ditulis Minggu (28/3/2021).
"Sekarang kita sedang dorong tenaga publik, termasuk guru, di sentra-sentra. Apakah rebutan sama lansia? Tidak. Karena lansia itu sekarang di sentra-sentra sudah tidak terlalu banyak," lanjutnya
Menkes Budi menjelaskan bila ada guru yang ingin mendapat vaksin bisa langsung mendatangi sentra-sentra vaksinasi. Sebagai contoh Sentra Vaksinasi COVID-19 BUMN di Istora Senayan, Jakarta, sebetulnya bisa melayani guru bila kuotanya masih tersedia.
"Sentra betul resminya di medsos untuk lansia. Saya konfirm prioritas mereka lansia kemudian tenaga publik," ungkap Menkes Budi.