Minggu, 28 Maret 2021

Suplai Vaksin AstraZeneca Tertunda, Laju Vaksinasi COVID-19 RI Melambat

 Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan akan ada lebih sedikit orang yang mendapat vaksin COVID-19 di bulan April. Alasannya suplai vaksin RI diprediksi akan sangat terbatas akibat penundaan pengiriman suplai vaksin AstraZeneca.

Penundaan terjadi karena negara-negara yang menghasilkan vaksin melakukan embargo atau larangan ekspor. Sebagai contoh India membatasi pengiriman vaksin karena ingin mempercepat laju vaksinasi negaranya di tengah kasus COVID-19 yang meningkat.


Hal ini menurut Menkes Budi jadi berdampak pada rencana vaksinasi Indonesia. Suplai vaksin yang direncanakan datang di bulan Maret-April kemungkinan akan baru tersedia di bulan Mei.


"Isinya paling besar di bulan April hanya ada 7,6 juta (dosis vaksin -red). Padahal kita nyuntiknya udah 500 ribu, mungkin bakalan 600 ribu per hari. Artinya suntik 16 hari habis di bulan April," kata Menkes Budi dalam konferensi pers daring dan ditulis Minggu (28/3/2021).


Agar tidak terjadi kekosongan hari vaksinasi di bulan April, rencananya laju pemberian vaksin akan disesuaikan dengan suplai. Menkes Budi juga mengaku akan terus berusaha mendatangkan vaksin COVID-19.


"Kita masih ada Sinovac tapi ya jadi lebih pelan aja penyuntikannya... Kita mencoba melobi GAVI untuk memastikan ada yang bisa dapet enggak sedikit saja di bulan April," ungkapnya.

https://indomovie28.net/movies/one-night-in-taipei/


Suplai Vaksin COVID-19 Global Terdampak Embargo, Ini Tanggapan WHO


 Beberapa negara saat ini diketahui menerapkan embargo atau larangan ekspor vaksin COVID-19. Uni Eropa dan India sebagai salah satu produsen vaksin disebut ingin memprioritaskan suplai vaksin untuk memenuhi kebutuhan lokal terlebih dahulu.

Hal ini kemudian berdampak pada suplai vaksin COVID-19 global, termasuk Indonesia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut rencana kedatangan sekitar 10 juta dosis vaksin AstraZeneca di bulan Maret-April dari COVAX tertunda sehingga laju vaksinasi di Indonesia diprediksi akan melambat.


"Kita masih ada Sinovac tapi ya jadi lebih pelan aja penyuntikannya... Kita mencoba melobi GAVI untuk memastikan ada yang bisa dapet enggak sedikit saja di bulan April," kata Menkes Budi dalam konferensi pers daring dan ditulis Minggu (28/3/2021).


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut sebetulnya ada negara yang memiliki dosis vaksin lebih dari cukup. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengimbau agar negara dengan suplai vaksin Corona yang cukup mendonasikannya ke COVAX agar kemudian didistribusikan ke dunia.


"Peningkatan permintaan terhadap vaksin COVID-19 berujung pada penundaan jutaan dosis yang ditunggu oleh COVAX," kata Tedros seperti dikutip dari situs resmi WHO.


"Ada banyak negara yang bisa mendonasikan dosis vaksin tanpa mengganggu rencana program vaksinasinya... Mendonasikan dosis vaksin ini memang bisa jadi keputusan politik yang sulit dan pemerintah harus menunjukkan dukungan untuk masyarakatnya," lanjut Tedros.


Setop Sebarkan Foto Ledakan Bom Bunuh Diri di Makassar, Ini Alasannya


Ledakan bom bunuh diri dilaporkan terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu (28/3/2021). Di lokasi kejadian tampak sejumlah korban luka dievakuasi dan dilarikan ke rumah sakit.

Kejadian ini langsung ramai diperbincangkan di media sosial. Tidak sedikit juga yang menyebarkan rekaman video dan foto mengenaskan dari kondisi para korban atau terduga pelaku.


"Ah, puji Tuhan. Tadi googling ada yg bahas potongan tubuh. Trus di WAG tadi ada yg share foto sama video ada potongan daging gitu berceceran di jalan...," komentar satu pengguna Twitter.

https://indomovie28.net/movies/decoys/

Menkes: Sentra Vaksinasi Bisa Layani Guru, Lansia Tetap Prioritas

 Beberapa daerah dilaporkan berencana kembali melaksanakan kegiatan sekolah tatap muka. Hal ini menyusul pelaksanaan program vaksinasi COVID-19 yang kini mengincar guru sebagai petugas pelayan publik.

Terkait hal tersebut, tampaknya tidak semua guru tahu di mana bisa mendapatkan vaksin COVID-19. Ini karena memang tidak ada skema pendaftaran vaksinasi khusus untuk guru, seperti misalnya pada lansia yang bisa mendaftar di situs resmi Kementerian Kesehatan atau Satgas COVID-19.


Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa dalam program vaksinasi tahap kedua, guru sebagai petugas pelayan publik dan lansia sama-sama menjadi kelompok target vaksinasi. Hanya saja lansia saat ini lebih diprioritaskan karena jumlahnya yang mendapat vaksin masih jauh di bawah target.


Dikutip dari situs resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sampai hari Sabtu (27/3/2021), sudah ada 4.476.761 petugas publik yang mendapat dosis pertama vaksin COVID-19 dari target sekitar 17 juta. Sementara baru ada 1.439.689 lansia yang mendapat dosis pertama vaksin dari target sekitar 21 juta.


"Vaksinasi tenaga publik itu sudah tiga kali lebih cepat dari lansia. Itu yang buat saya khawatir. Jadi isunya bukan di tenaga publik, isunya di lansia," kata Menkes Budi dalam konferensi pers daring dan ditulis Minggu (28/3/2021).


"Sekarang kita sedang dorong tenaga publik, termasuk guru, di sentra-sentra. Apakah rebutan sama lansia? Tidak. Karena lansia itu sekarang di sentra-sentra sudah tidak terlalu banyak," lanjutnya


Menkes Budi menjelaskan bila ada guru yang ingin mendapat vaksin bisa langsung mendatangi sentra-sentra vaksinasi. Sebagai contoh Sentra Vaksinasi COVID-19 BUMN di Istora Senayan, Jakarta, sebetulnya bisa melayani guru bila kuotanya masih tersedia.


"Sentra betul resminya di medsos untuk lansia. Saya konfirm prioritas mereka lansia kemudian tenaga publik," ungkap Menkes Budi.

https://indomovie28.net/movies/never-rarely-sometimes-always/


Suplai Vaksin AstraZeneca Tertunda, Laju Vaksinasi COVID-19 RI Melambat


Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan akan ada lebih sedikit orang yang mendapat vaksin COVID-19 di bulan April. Alasannya suplai vaksin RI diprediksi akan sangat terbatas akibat penundaan pengiriman suplai vaksin AstraZeneca.

Penundaan terjadi karena negara-negara yang menghasilkan vaksin melakukan embargo atau larangan ekspor. Sebagai contoh India membatasi pengiriman vaksin karena ingin mempercepat laju vaksinasi negaranya di tengah kasus COVID-19 yang meningkat.


Hal ini menurut Menkes Budi jadi berdampak pada rencana vaksinasi Indonesia. Suplai vaksin yang direncanakan datang di bulan Maret-April kemungkinan akan baru tersedia di bulan Mei.


"Isinya paling besar di bulan April hanya ada 7,6 juta (dosis vaksin -red). Padahal kita nyuntiknya udah 500 ribu, mungkin bakalan 600 ribu per hari. Artinya suntik 16 hari habis di bulan April," kata Menkes Budi dalam konferensi pers daring dan ditulis Minggu (28/3/2021).


Agar tidak terjadi kekosongan hari vaksinasi di bulan April, rencananya laju pemberian vaksin akan disesuaikan dengan suplai. Menkes Budi juga mengaku akan terus berusaha mendatangkan vaksin COVID-19.


"Kita masih ada Sinovac tapi ya jadi lebih pelan aja penyuntikannya... Kita mencoba melobi GAVI untuk memastikan ada yang bisa dapet enggak sedikit saja di bulan April," ungkapnya.

https://indomovie28.net/movies/demolition-man/