Rabu, 07 April 2021

Telinga Berdenging, Gejala Terbaru COVID-19? Ini Penjelasan Dokter

 Hingga kini, sejumlah gejala baru COVID-19 masih bermunculan. Selain demam, batuk, sesak napas, rasa lelah, dan anosmia, sebuah studi menyebut menurunnya kemampuan pendengaran kini bisa menandai adanya infeksi COVID-19.

Dikutip dari Times of India, studi dari Journal of Audiology pekan lalu menunjukan bahwa 7,6 persen dari pasien COVID-19 yang diteliti mengalami gangguan pendengaran. Menurut publikasinya, infeksi oleh virus Corona bisa menyebabkan gangguan pendengaran.


Gejala ini ditandai dengan timbulnya suara denging di salah satu atau kedua telinga atau tinitus. Akan tetapi, suara tersebut hanyalah berupa sensasi dari dalam telinga, bukan berasal dari luar dan tidak bisa didengar oleh orang lain.


Dikutip dari Medical News Today, Manchester Centre for Audiology and Deafness (ManCAD) sempat menemukan pengaruh infeksi COVID-19 pada sistem pendengaran dan keseimbangan. Maka itu pada beberapa kasus, selain tinitus, pasien pula mengeluhkan sensasi berputar atau vertigo.


"Penting untuk segera dilakukan studi klinis dan diagnostik secara hati-hati perihal efek jangka panjang COVID-19 pada sistem pendengaran," ujar profesor audiologi di ManCAD, Kevin Munro, dikutip dari Medical News Today, Selasa (6/5/2021).


Hingga kini, penelitian oleh Kevin Munro terkait efek infeksi COVID-19 pada sistem pendengaran masih berlangsung.


Pasalnya menurut Munro, tak tertutup kemungkinan keluhan tinitus ini sebenarnya bukan disebabkan COVID-19, melainkan gaya hidup yang sudah berlangsung lama sebelum terinfeksi COVID-19.


Kemungkinan lainnya, gangguan keseimbangan adalah efek samping dari pengobatan dan perawatan medis yang intens.


"Selama beberapa bulan terakhir, saya menerima email dari banyak orang yang melaporkan perubahan pendengaran setelah terkena COVID-19. Meski mengkhawatirkan, diperlukan kehati-hatian karena belum ada kejelasan apakah gejala ini disebabkan COVID-19," ujarnya.

https://maymovie98.com/movies/the-human-comedy-2/


Mohon Maaf, Vaksinasi Corona untuk Pendamping Lansia Baru untuk Kota Besar


Kementerian Kesehatan menegaskan pendamping vaksinasi lansia yang bukan anggota keluarga juga bisa ikut mendapat vaksin Corona. Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi menyebut hal ini demi mempercepat proses vaksinasi pada usia lanjut, di atas 59 tahun.

"Yang bukan keluarganya pun bisa dibawa, kalau memang ada tetangga yang kita kenal dan memang niat kita membantu, saling membantu untuk sama-sama mengakhiri pandemi COVID-19, membantu lansia sekitar kita silahkan," beber dr Nadia dalam webinar FMB9ID_IKP, Selasa (6/4/2021).


Namun, dr Nadia mengingatkan pendamping vaksinasi lansia tak lupa untuk kembali mendampingi mereka di penyuntikan vaksin Corona dosis kedua. Adakah perbedaan persyaratan bagi pendamping vaksinasi lansia?


Persyaratan pendamping vaksinasi di proses registrasi setiap sentra vaksinasi disebut dr Nadia tak jauh berbeda. Namun, pendamping vaksinasi disebutnya harus memiliki KTP sesuai dengan tempat domisili saat ini.


"Harus melalui proses registrasi, jadi silahkan untuk registrasi lansia. sementara untuk pengantar akan diregistrasi pada saat kedatangan. Kalau untuk pengantar KTP-nya harus ada sesuai dengan KTP domisili," kata dr Nadia.

https://maymovie98.com/movies/the-human-comedy/

3 Posisi Bercinta yang Kalorinya Setara Olahraga Pagi

 - Bercinta atau melakukan hubungan seksual sama seperti olahraga yang merupakan kegiatan fisik. Seks juga membuat seseorang berkeringat, membuat jantung, berdebar kencang, dan meledakkan kalori, dikutip dari Health.

Sunny Rodgers seorang seksolog klinis mengatakan, seks secara umum memang sebenarnya dapat membatu seseorang membakar kalori. Meskipun, beberapa posisi seks yang melibatkan banyak kelompok otot dapat membakar lebih banyak kalori daripada posisi yang lain.


Berikut ini adalah tiga posisi seks yang dapat membakar banyak kalori dikutip dari Health.


1. Misionaris dengan melakukan putaran

Posisi seks misionaris memiliki reputasi sebagai posisi seks yang paling umum dilakukan. Tetapi, untuk dapat membakar kalori lebih banyak dapat dimodifikasi dengan menambahkan gerakan twist atau putaran.


Saat perempuan terlentang dan pasangan memasukinya, perempuan dapat memutar pinggul ke atas dan ke depan sehingga panggul dapat lebih tinggi dan lebih dekat ke tubuhnya setiap kali di mendorong.


Gerakan ini melibatkan otot inti dan fleksor pinggul sehingga dapat membakar kalori lebih banyak dan dapat memperkuat otot perut.


Melibatkan dan meremas otot kegel dan otot perut bagian bawah meningkatkan kenikmatan bagi kedua belah pihak," kata pendidik seks Bianca Alba, MPH.


2. Doggy style yang dimodifikasi

Posisi doggy style tradisional membuat perempuan berbaring di tempat tidur yang dapat membuatnya rileks dan menikmati setiap gerakan yang dilakukan pasangan.


Tetapi, dengan melakukan modifikasi sebenarnya perempuan dapat lebih aktif mengambil kendali. Perempuan dapat menyangga pinggul dan pantan pada pasangan.


Gerakan ini selain membakar kalori lebih banyak tetapi dapat memberikan kesenangan yang lebih banyak pula. Saat penis memasuki vagina, perempuan dapat merasakan penis membelai G-spot saat laki-laki memberikan dorongan yang panjang.


3. Cowgirl dengan berdiri

Posisi woman on top alias cowgirl menempatkan perempuan pada kursi pengemudi yang artinya perempuan memegang kendali penuh atas goyangan saat bercinta. Pada posisi ini perempuan akan membakar kalori tubuh yang banyak.


Tetapi versi modifikasi ini akan membawa aktivitas ini ke level selanjutnya. Minta pasangan untuk berbaring terlentang di bangku. Lalu, perempuan dapat berdiri di atasnya lalu menurunkan tubuh dan posisikan penisnya sehingga dapat sepenuhnya masuk ke dalam vagina. Selanjutnya, lakukan gerakan naik-turun yang berfokus pada kekuatan kaki.


"Gerakan naik-turun yang diperlukan untuk posisi ini mirip dengan melakukan squat atau wall-sit dan menyebabkan paha depan, paha belakang, dan glutes bekerja lembur," kata Anne Hodder seorang multi-sertifikasi seks pendidik.

https://maymovie98.com/movies/traffic-4/


Telinga Berdenging, Gejala Terbaru COVID-19? Ini Penjelasan Dokter


Hingga kini, sejumlah gejala baru COVID-19 masih bermunculan. Selain demam, batuk, sesak napas, rasa lelah, dan anosmia, sebuah studi menyebut menurunnya kemampuan pendengaran kini bisa menandai adanya infeksi COVID-19.

Dikutip dari Times of India, studi dari Journal of Audiology pekan lalu menunjukan bahwa 7,6 persen dari pasien COVID-19 yang diteliti mengalami gangguan pendengaran. Menurut publikasinya, infeksi oleh virus Corona bisa menyebabkan gangguan pendengaran.


Gejala ini ditandai dengan timbulnya suara denging di salah satu atau kedua telinga atau tinitus. Akan tetapi, suara tersebut hanyalah berupa sensasi dari dalam telinga, bukan berasal dari luar dan tidak bisa didengar oleh orang lain.


Dikutip dari Medical News Today, Manchester Centre for Audiology and Deafness (ManCAD) sempat menemukan pengaruh infeksi COVID-19 pada sistem pendengaran dan keseimbangan. Maka itu pada beberapa kasus, selain tinitus, pasien pula mengeluhkan sensasi berputar atau vertigo.

https://maymovie98.com/movies/bleeding-heart/