Bisnis ponsel LG beberapa tahun belakangan terus merugi, dan kini akhirnya divisinya ditutup. Padahal, teknologi yang ada di HP mereka sebenarnya inovatif dan mewah pada zamannya.
Inovasi yang paling mudah diingat adalah LG Wing, ponsel terbaru mereka yang bentuknya unik. Kemudian, mereka pun sempat memamerkan ponsel layar gulung, namun kini dengan ditutupnya divisi ponsel LG, nasib ponsel tersebut menjadi tidak jelas.
Jika dilihat lebih jauh, LG sudah inovatif sejak lama. Misalnya saja, LG G5 yang menawarkan fitur modular. G5 bisa dibilang adalah proyek ambisius LG. Pasalnya saat itu belum ada ponsel lain, setidaknya yang dijual secara luas, dengan fitur seperti itu.
G5 punya beberapa pilihan modul untuk dipasang di bagian bawah ponsel. Pilihannya adalah modul HiFi Plus DAC yang didesain bersama Bang & Olufsen. Lalu ada Cam Plus, yang merupakan grip dengan tombol shutter untuk memotret dan tambahan baterai 4000 mAh.
https://kamumovie28.com/movies/bosomy-front-house-girl/
Hanya saja, meski selangkah lebih maju, namun teknologi modular ini terlalu merepotkan. Karena untuk menggantinya, ponsel harus dimatikan dulu.
Tak cuma itu, LG juga pabrikan ponsel yang konsisten menggunakan kamera tambahan dengan lensa ultrawide di bagian belakang ponsel. Yaitu sejak mereka merilis G5 pada April 2016 dan V20 pada September 2016. Setelah itu mereka konsisten menghadirkan kamera ultrawide di ponsel flagshipnya.
Pabrikan lain baru membenamkan kamera ultrawide pada ponselnya beberapa tahun kemudian. Misalnya Samsung Galaxy S10 yang dirilis pada 2019. Apple pun baru menggunakan kamera ultrawide di iPhone sejak iPhone 11 yang dirilis pada 2019.
LG juga konsisten menggunakan chip DAC/AMP khusus di ponsel-ponsel flagshipnya. Yaitu di seri G dan V, tepatnya mulai V10 keluaran Oktober 2015, kemudian diteruskan di V20, G6 dan seterusnya. Khusus untuk G5, chip DAC-nya tersedia secara modular.
Kualitas suara yang dihasilkan dari ponsel-ponsel ini saat memakai earphone ataupun headphone harus diakui jauh lebih tinggi dibanding ponsel lainnya. Bahkan, sampai saat ini pun hanya ada segelintir pabrikan ponsel yang pernah membenamkan chip audio khusus ke dalam ponsel buatannya.
Namun, di balik beberapa teknologi dan fitur inovatif itu, LG juga punya beberapa 'dosa' di ponsel buatannya. Seperti isu bootloop yang melanda beberapa seri ponselnya, ataupun pilihan komponen yang cukup kontroversial di zamannya.
Seperti LG G6, yang menggunakan Snapdragon 821, relatif tertinggal dibanding ponsel di zamannya yang menggunakan Snapdragon 835. Lalu LG pun tak merilis G5 di Indonesia dan memilih G5 SE, yang spesifikasinya lebih rendah.
Sayangnya berbagai fitur dan teknologi inovatif dari LG itu tak berbanding lurus dengan melesatnya penjualan ponsel mereka. Terakhir kali ponsel LG terjual dengan jumlah yang lumayan dan masuk ke jajaran ponsel terlaris adalah pada 2014 lewat LG G3 yang terjual sebanyak 10 juta unit, dan pada 2013 saat LG G2 terjual sebanyak 3 juta unit.
Sejak 2015 pun bisnis ponsel LG terus merugi, sampai akhirnya kini resmi ditutup. Selamat tinggal, ponsel LG.