Rabu, 14 April 2021

Waduh, Wanita Ini Obati Migrain dengan 700 Suntikan Botox, Kok Bisa?

 Saat mengalami migrain atau sakit kepala yang terasa berdenyut, kebanyakan orang pasti akan mengkonsumsi obat untuk mengatasinya. Tetapi, apa jadinya jika migrain diobati dengan suntik botox?

Hal itu dilakukan seorang wanita bernama Rosehannah Jeffrey. Ia sudah 700 kali menerima suntikan botox untuk mengatasi migrain yang diidapnya sejak berusia 13 tahun.


Awalnya, dokter mendiagnosis penyakit itu bisa sembuh karena faktor hormonal. Namun, setelah mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit dan mendapat suntikan penghambat saraf di kepalanya, ia belum sembuh juga.


Penyakit itu membuatnya merasakan sakit, mual, dan kepekaan terhadap cahaya serta suara. Hingga akhirnya, ia diresepkan botox untuk mengatasi penyakitnya.


"Saya mengalami migrain sejak berusia 13 tahun dan selalu merasa kesakitan. Saya cukup terkejut saat mereka (tim medis) menyarankan botox untuk mengatasinya, karena biasanya hanya dilakukan untuk kebutuhan kecantikan," kata Rosehannah yang dikutip dari Metro UK, Selasa (13/4/2021).


Setiap 12 minggu, ia mendapatkan 31 suntikan botox di bagian dahi, belakang kepala, leher, dan bahu bagian atas di Rumah Sakit Spire di Hull, East Yorks.


"Setelah dicoba, saya tidak percaya itu (botox) berhasil. Saya merasa jauh lebih baik sekarang dan bisa menghabiskan waktu bersama anak-anak," lanjutnya.


Suntikan itu membuat penyakit migrain yang dialami ibu dua anak tersebut mulai berkurang. Biasanya penyakit itu bisa kambuh 30 kali sebulan, tapi kini berkurang menjadi 5-8 kali saja.


Meski Rosehannah tahu suntikan botox itu juga menyakitkan, ia tetap merasa bersyukur karena kondisinya membaik. Tindakan penyuntikan botox itu memiliki efek untuk menghentikan sakit kepala migrain yang diidapnya.


"Rasa sakit dari suntikan itu sangat berharga. Tetapi, semakin aku merasa sakit seperti disengat tawon, itu sepadan dengan hasilnya," pungkasnya.


Botox yang diberikan pada Rosehannah itu diduga mengatasi migrain kronis yang diidapnya. Bahan kimia itu bekerja dengan mengendurkan otot dan memblokir sinyal rasa sakit yang terlibat dalam pengembangan migrain.

https://movieon28.com/movies/a-secret-love/


Tak Sengaja Minum Segelas Disinfektan, Wanita Ini Alami Luka Bakar di Perut


Seorang wanita mengalami luka bakar pada perutnya setelah tak sengaja diberi segelas disinfektan untuk diminum sebagai pengganti air.

Wanita yang diketahui bermarga Du itu meminta segelas air es pada seorang anggota staf di salah satu restoran di Suzhou di China timur pada 29 Maret lalu.


Setelah Du meminumnya, Du menjadi curiga karena rasa yang tidak biasa saat ia minum. Untuk memastikannya kembali, Du mencoba untuk meminumnya.


Namun, setelah Du meminumnya, ia merasakan sakit di perutnya. Temannya, Chen pun diminta untuk membuktikan rasa yang aneh dari segelas air tersebut.


Du kemudian bertanya kepada salah satu pegawai cepat saji, dan mendapat jawaban bahwa mereka tidak sengaja mencampurnya dengan disinfektan.


Du pun terpaksa harus ke rumah sakit setelah merasakan sakit di tenggorokan dan perutnya kram yang mengganggu.


Dokter pun mendiagnosisnya menderita gastritis erosif akut, kondisi di mana asam merobek lapisan lambung, menyebabkan pendarahan dan tukak.


Restoran cepat saji itu awalnya menawarkan 1.500 yuan atau setara dengan Rp 3,3 juta untuk mengganti biaya perawatannya. Namun, Du ingin mereka mengganti seluruh gajinya yang hilang dan mengganti rugi waktu yang terbuang karena dia sakit.

https://movieon28.com/movies/true-legend/


MUI Sebut Ramadhan Momen Terbaik untuk Ikhtiar Memutus COVID-19

 MUI telah mengeluarkan fatwa nomor 13 tahun 2021 yang menyatakan vaksinasi COVID-19 tidak membatalkan puasa dan boleh dilakukan. Umat muslim juga disebut memiliki tanggung jawab memutus rantai COVID-19 di bulan Ramadhan ini.

"Bulan Ramadan justru jadi momentum untuk meningkatkan tanggung jawab kita sebagai muslim, dalam menghadapi masalah yang sedang kita alami ini," kata Ketua Bidang Fatwa MUI, Asrorun Ni'am Sholeh dalam keterangan tertulis, Selasa (13/4/2021).


Pernyataan tersebut disampaikan dalam dialog bertema Vaksinasi Aman Bulan Ramadan yang diselenggarakan KPCPEN. Asrorun mengatakan pelaksanaan vaksinasi saat bulan Ramadhan tidak membatalkan puasa. Menurutnya MUI telah mengkaji secara keagamaan setelah mendapat penjelasan tata laksana vaksinasi COVID-19.


"Praktik pelaksanaan vaksinasi COVID-19 ini dilakukan dengan cara diinjeksi, maka ini tidak membatalkan puasa. Secara fikih yang membatalkan puasa itu makan minum dan memasukkan makanan sampai ke perut, praktik injeksi vaksinasi COVID-19 tidak termasuk hal yang membatalkan puasa," jelasnya.

https://movieon28.com/movies/canola/


Ia mengingatkan kembali, Ramadhan ini merupakan momen yang tepat untuk memutus rantai pandemi. Menurutnya ikhtiar perlu dilakukan termasuk dengan meningkatkan aktivitas keagamaan, berdoa kepada Allah memohon COVID-19 segera diangkat.


"Justru ini momentum terbaik untuk mengokohkan ikhtiar memutus mata rantai ini baik secara lahiriah dan batiniah. Ikhtiar batiniah dengan meningkatkan aktivitas keagamaan, berdoa kepada Allah, memohon agar COVID-19 segera diangkat oleh Allah, karena tidak ada musibah sekecil apapun tanpa izin Allah dan tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya diturunkan oleh Allah," lanjutnya.


Ahli Patologi Klinis, dr. Tonang Dwi Ardyanto juga mengatakan vaksinasi ini bukan yang pertama kalinya dilakukan di bulan Ramadhan. Menurutnya hal tersebut sudah sering dialami seperti misalnya umrah di bulan puasa juga ada vaksinasi.


"Metode vaksinasi nya juga sama, ini kita niatkan sebagai ikhtiar kita untuk menangani pandemi dan juga secara amaliah kita niatkan sebagai ibadah juga. Ini bukan hal yang luar biasa," katanya.


Ia menjelaskan tidak ada persiapan khusus yang diperlukan untuk menghadapi vaksinasi di bulan Ramadhan. Namun ia tetap menyarankan untuk istirahat yang cukup dan sahur yang cukup.


"Persiapannya sama apakah itu saat puasa atau tidak yakni, istirahat cukup, sahur juga cukup, saat berangkat ke lokasi vaksinasi dengan perasaan yang tenang, ikuti prosedur, setelah selesai kita pulang untuk beristirahat agar tidak terjadi masalah," terangnya.


Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmidzi mengatakan vaksinasi COVID-19 juga tidak berdampak langsung bagi umat muslim yang menjalankan puasa Ramadhan. Namun yang perlu diperhatikan adalah efek samping yang dialami sebagian orang.


"Untuk langkah antisipasi, akan memberikan vaksinasi pada malam hari. Dalam pelaksanaannya nanti kita perlu berkoordinasi dengan pengurus masjid, RT/RW, maupun puskesmas setempat, ini juga salah satu upaya kita mempercepat vaksinasi lansia di atas usia 60 tahun. Dengan adanya vaksinasi di masjid-masjid akan memudahkan jamaah lansia yang mungkin punya kesulitan mendatangi lokasi sentra vaksinasi," terangnya.

https://movieon28.com/movies/the-founding-of-a-republic/