Rabu, 14 April 2021

Beda Sikap BPOM Soal Vaksin Nusantara Vs Vaksin Merah Putih

  Vaksin Nusantara, vaksin COVID-19 berbasis sel dendritik besutan eks Menteri Kesehatan Terawan, hingga kini belum mendapat restu untuk melanjutkan risetnya. Ada sejumlah catatan, mulai dari basis virus yang dinilai tak sesuai dengan virus Corona yang ada di Indonesia, hingga kewajiban prosedur yang tak kunjung dituntaskan.

"Jika ada pelaksanaan uji klinik yang tidak memenuhi standar tahapan preklinik, uji klinik, harus memenuhi poin-poin dalam protokol tapi tidak dilakukan, tentunya akan mengalami masalah sendiri. Tahapan-tahap tersebut tidak bisa diabaikan," ujar kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito saat ditemui di Jakarta, Selasa (13/4/2021).


Vaksin Nusantara pula disebut belum memiliki kemampuan imunogenitas sehingga tak bisa melangkah lebih jauh.


"Tapi silakan. Kami tidak akan menghentikan, silakan diperbaiki," imbuh Penny.


Terkait riset anak bangsa, BPOM menunjukkan dukungan penuh pada riset vaksin Corona lainnya yakni vaksin merah putih. BPOM berharap paling cepat salah satu dari 6 kandidat vaksin Merah Putih yakni garapan Universitas Airlangga (Unair) bisa mulai diproduksi pada Oktober atau November 2021.


Ditemui dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi Nasional (Komnas) Penilai Khusus Vaksin COVID-19 dr Jarir At Thobari menyebut, perbedaan kelanjutan kedua vaksin ini disebabkan basis virus dan efektivitas yang berbeda.


"Efektivitas vaksin itu tergantung dari tipe virusnya. Yang menjadi keunggulan (vaksin Merah Putih) karena kita mendapatkan vaksin potensial, dikembangkan dari tipe yang berada di Indonesia sehingga diharapkan vaksin ini bisa melawan virus dengan baik," ujar dr Jarir.


Menurutnya, jika vaksin COVID-19 berbasis mutasi-mutasi Corona yang ada di Indonesia seperti vaksin Merah Putih, besar potensi vaksin efektif melawan infeksi COVID-19.


Sementara, vaksin Nusantara mengunggulkan basis dendritiknya, yang dipasok oleh tim peneliti AIVITA asal AS.


"Ada beberapa vaksin di luar negeri efektivitasnya tidak begitu baik terhadap mutasi-mutasi virus yang ada. Dengan pengembangan vaksin di Indonesia, suplai vaksin akan dijamin. Kita tahu, embargo vaksin itu mulai terjadi. Dengan diproduksinya vaksin di Indonesia, suplai akan menjadi kebutuhan buat sendiri, ini sangat penting," tegasnya.

https://movieon28.com/movies/as-above-so-below/


Ramai-ramai Suntik Vaksin Nusantara dr Terawan, Ical hingga Komisi IX DPR


Sejumlah anggota Komisi IX DPR RI bakal disuntik vaksin Nusantara, vaksin COVID-19 berbasis sel dendritik yang digagas oleh eks Menkes dr Terawan Agus Putranto. Rencananya, penyuntikan akan dilakukan di RSPAD Gatot Soebroto, pada Rabu (14/4/2021).

"Bagi yang memenuhi syarat uji klinis, masuk data uji klinis. Bagi yang tidak memenuhi syarat uji klinis masuk untuk pengobatan diri sendiri," jelas Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Melki Laka Lena, kepada detikcom, Selasa (13/4/2021).


Nantinya akan ada pengecekan lebih dulu sebelum divaksin. Jika memenuhi syarat, maka bisa diberi suntikan vaksin Nusantara.


Belum diketahui berapa orang anggota Komisi IX yang akan menerima suntikan vaksin Nusantara.


Sebelumnya, Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) juga sudah mendapat suntikan vaksin nusantara. Juru bicara Ical, Lalu Mara Satria Wangsa, mengkonfirmasi kabar tersebut.


Dikatakan, Ical mendapat suntikan vaksin nusantara di RSPAD Gatot Soebroto. Selain karena percaya pada kemampuan dr Terawan, Ical disuntik juga sebagai bentuk dukungan terhadap riset 'kontroversial' tersebut.


"Beliau bukan saja mendukung tapi juga mendoakan Vaksin Nusantara sukses. Ini kan sesuai dengan permintaan Bapak Presiden agar kita mencintai produk dalam negeri," kata Lalu, Selasa (13/4/2021).

https://movieon28.com/movies/boss-level/

Kemenristek Dilebur Jokowi, Ini Update Terbaru Riset Vaksin Merah Putih

 Riset vaksin Merah Putih dipastikan akan tetap berlanjut, meski Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) 'dilebur' Presiden Jokowi. Sejauh ini ada enam kandidat vaksin Merah Putih yang menunjukkan perkembangan yang menjanjikan.

Menteri Riset dan Teknologi (Kemenristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Prof Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro menyebut, dari 6 pengembang vaksin merah putih ada 2 yang progresnya paling menjanjikan. Keduanya adalah Lembaga Eijkman dengan protein rekombinan ekspresi ragi (yeast) dan Universitas Airlangga (Unair) dengan inactivated virus.


"Kami fokus kepada ekspresi yeast yang kemungkinan bibit vaksinnya bisa diberikan ke Bio Farma sekitar bulan Mei. Bulan depan, mudah-mudahan ini bisa terpenuhi," jelasnya.


Lalu, kapan bisa diproduksi?


"Yang sudah lebih lanjut, adalah dari Unair dengan platform inactivated virus. Itu sudah memulai uji preklinik pada hewan per tanggal 9 kemarin," kata Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito saat ditemui di Jakarta, Selasa (13/4/2021).


Penny mengatakan, vaksin Merah Putih garapan Universitas Airlangga (Unair) diprediksi bisa mulai diproduksi sekitar Oktober atau November 2021. Sementara untuk vaksin Merah Putih garapan Lembaga Eijkman yang berbasis protein rekombinan, baru bisa diproduksi Oktober 2022 mendatang.


"Itu teknologinya bio engineering, jadi lebih baru. Jadi harapannya (produksi pada) kuarter ke-3, sekitar Oktober 2022," pungkas Penny.


Berikut perkembangan terkini riset vaksin Merah Putih di 6 institusi yang terlibat:


1. Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman

Platform: Subunit Protein Rekombinan


Progres: Riset pengembangan dan persiapan uji hewan untuk proof of concept.


2. Universitas Airlangga (Unair)

Platform: Inactivated Virus dan Adenovirus


Progres: Preklinis, Persiapan Uji Klinis, Produksi Seed Vaccine


3. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Platform: Rekombinan


Progres: Transfeksi ke dalam sel mamalia dan karakterisasi protein


4. Institut Teknologi Bandung (ITB)

Platform: Subunit Protein Rekombinan dan Adenovirus Vector


Progres: Purifikasi Protein Subunit dan Produksi Vector Adenovirus


5. Universitas Indonesia (UI)

Platform: DNA, mRNA, dan Virus Like Particles


Progres: Riset pengembangan dan persiapan uji hewan untuk proof of concept


6. Universitas Gadjah Mada (UGM)

Platform: Subunit Protein Rekombinan


Progres: Pengembangan DNA sintetik ke vector prokariot dan sel mamalia.

https://movieon28.com/movies/secret-love-2/


Beda Sikap BPOM Soal Vaksin Nusantara Vs Vaksin Merah Putih


 Vaksin Nusantara, vaksin COVID-19 berbasis sel dendritik besutan eks Menteri Kesehatan Terawan, hingga kini belum mendapat restu untuk melanjutkan risetnya. Ada sejumlah catatan, mulai dari basis virus yang dinilai tak sesuai dengan virus Corona yang ada di Indonesia, hingga kewajiban prosedur yang tak kunjung dituntaskan.

"Jika ada pelaksanaan uji klinik yang tidak memenuhi standar tahapan preklinik, uji klinik, harus memenuhi poin-poin dalam protokol tapi tidak dilakukan, tentunya akan mengalami masalah sendiri. Tahapan-tahap tersebut tidak bisa diabaikan," ujar kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito saat ditemui di Jakarta, Selasa (13/4/2021).


Vaksin Nusantara pula disebut belum memiliki kemampuan imunogenitas sehingga tak bisa melangkah lebih jauh.


"Tapi silakan. Kami tidak akan menghentikan, silakan diperbaiki," imbuh Penny.


Terkait riset anak bangsa, BPOM menunjukkan dukungan penuh pada riset vaksin Corona lainnya yakni vaksin merah putih. BPOM berharap paling cepat salah satu dari 6 kandidat vaksin Merah Putih yakni garapan Universitas Airlangga (Unair) bisa mulai diproduksi pada Oktober atau November 2021.


Ditemui dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi Nasional (Komnas) Penilai Khusus Vaksin COVID-19 dr Jarir At Thobari menyebut, perbedaan kelanjutan kedua vaksin ini disebabkan basis virus dan efektivitas yang berbeda.


"Efektivitas vaksin itu tergantung dari tipe virusnya. Yang menjadi keunggulan (vaksin Merah Putih) karena kita mendapatkan vaksin potensial, dikembangkan dari tipe yang berada di Indonesia sehingga diharapkan vaksin ini bisa melawan virus dengan baik," ujar dr Jarir.


Menurutnya, jika vaksin COVID-19 berbasis mutasi-mutasi Corona yang ada di Indonesia seperti vaksin Merah Putih, besar potensi vaksin efektif melawan infeksi COVID-19.


Sementara, vaksin Nusantara mengunggulkan basis dendritiknya, yang dipasok oleh tim peneliti AIVITA asal AS.


"Ada beberapa vaksin di luar negeri efektivitasnya tidak begitu baik terhadap mutasi-mutasi virus yang ada. Dengan pengembangan vaksin di Indonesia, suplai vaksin akan dijamin. Kita tahu, embargo vaksin itu mulai terjadi. Dengan diproduksinya vaksin di Indonesia, suplai akan menjadi kebutuhan buat sendiri, ini sangat penting," tegasnya.

https://movieon28.com/movies/eliminators-2/