Sabtu, 17 April 2021

Live! e-Life: Puasa Menyenangkan Bagi Si Kecil

 Tak terasa kita telah memasuki bulan Ramadhan. Bagi para orang tua, bulan Ramadhan adalah kesempatan untuk mengajarkan ibadah puasa kepada anak. Walaupun si kecil belum wajib berpuasa, akan tetapi mereka biasanya sangat antusias dalam menjalankan ibadah tersebut.

Akan tetapi, terkadang puasa juga bisa menjadi tantangan tersendiri bagi anak. Keharusan untuk menahan makan dan minum, diikuti dengan rasa bosan serta lelah seringkali membuat anak menyerah.


Walaupun demikian, bukan berarti orang tua tidak bisa menciptakan suasana puasa yang menyenangkan untuk anak. Orang tua memegang peranan penting untuk mengajarkan puasa pada buah hatinya


Untuk itu, kali ini e-Life akan mengangkat tema "Puasa Menyenangkan Bagi Si Kecil" bersama Psikolog Anak dan Remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo. Jangan lewatkan tayangan live interaktifnya hanya di detikcom, Jumat (16/4/2021), pukul 16.30 WIB. Anda bisa tanya-tanya langsung ke narasumber lewat via Zoom yang id-nya akan dishare selama live berlangsung.

https://trimay98.com/movies/the-warrant/


Kasus COVID-19 Menurun, Corona di RI Sudah Lewati Puncaknya Desember 2020


Ahli epidemiologi Dr Masdalina Pane dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) menegaskan kasus COVID-19 di Indonesia saat ini memang menurun, tetapi belum bisa dipastikan terkendali. Meski begitu, menurutnya, Corona di Indonesia memang sudah melewati puncaknya tahun lalu.

"Sudah melewati puncak, di bulan Desember 2020 dengan 88 ribu kasus per minggu," beber Dr Pane saat dihubungi detikcom.


Namun, angka positivity rate masih belum mencapai target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Per kemarin saja, positivity rate Corona di Indonesia berada di angka 12 persen. Artinya, penularan COVID-19 masih tinggi.


"Positivity rate harus kurang dari 5 persen, saat ini positivity rate kita masih belum di angka 5 persen, artinya kasus memang turun, tetapi masih harus kita jaga terus supaya positivity rate artinya dia akan turun terus sampai ke tingkat yang paling rendah," bebernya.


Ia mendesak agar pelaksanaan tracing COVID-19 bisa diperbaiki. Hal ini menjadi modal utama dalam pengendalian wabah virus Corona.


Ia mengklaim, hasil tracing yang dilakukan Satgas COVID-19 selama 4,5 bulan sebelumnya terlihat berhasil menurunkan tren kasus Corona selama lebih dari 10 minggu.


Bagaimana dengan gelombang pertama dan gelombang kedua Corona?

"Definisi gelombang itu terjadi jika kasus turun sangat rendah positivity rate kurang dari 5 persen kemudian naik lagi, ini kita belum menuju ke sana, karena apa, program-program pengendalian itu berjalan sesuai dengan track-nya (salah satunya tracing)," jelas Pane.


Di sisi lain, juru bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan tidak lengah di saat tren kasus virus Corona menurun. Menurutnya, pada minggu ini penambahan kasus COVID-19 menurun sebesar 14,2 persen.


"Adanya tren perbaikan di Indonesia cukup membuktikan bahwa melalui kerja keras dan kolaborasi antara seluruh jajaran pemerintah dan masyarakat Indonesia adalah bangsa yang tangguh bahkan di tengah pandemi sekalipun," kata Wiku dalam konferensi pers BNPB Jumat (16/4/2021).

https://trimay98.com/movies/god-of-gamblers-return/

Disorot Satgas COVID-19 RI, Kasus di India 'Ngegas' Lagi Gara-gara Kerumunan

 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat adanya pertumbuhan kasus COVID-19 yang cukup signifikan di dunia. Kasus COVID-19 dunia dilaporkan naik konstan dalam jumlah yang besar yakni 9 persen.

Juru bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan salah satu penyebab melonjaknya kasus di dunia terkait dengan naiknya angka infeksi Corona di India.


"Hal ini terjadi karena adanya kegiatan berkerumun yang tidak dilarang oleh pemerintah India yang menyebabkan terjadinya klaster baru COVID-19," kata J dalam konferensi pers di kanal BNPB, Kamis (15/4/2021).


Kabar baiknya, Wiku mengatakan tren memprihatinkan di dunia itu bertolak belakang dengan kasus Corona di Indonesia. Wiku menyebut tren kasus Corona di Tanah Air berangsur membaik.


"Sebagai contoh, pada minggu ini terjadi penurunan sebesar 14,2 persen pada penambahan kasus positif dan penurunan sebesar 17,6 persen pada penambahan kematian,"


Wiku juga menyinggung terkait keputusan yang diambil pemerintah dalam kaitannya dengan penanggulangan pandemi. Ia mengakui terkadang keinginan masyarakat dan keputusan pemerintah tidak berjalan selaras namun semua itu dilakukan untuk menekan terjadinya lonjakan kasus COVID-19.


"Kadang kala pemerintah akan mengambil keputusan terkait COVID-19 yang mungkin tidak dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat. Tapi keputusan tersebut harus diambil untuk mencegah lonjakan kasus di Indonesia," pungkasnya.

https://trimay98.com/movies/yours-sincerely-kanan-gill/


Live! e-Life: Puasa Menyenangkan Bagi Si Kecil


Tak terasa kita telah memasuki bulan Ramadhan. Bagi para orang tua, bulan Ramadhan adalah kesempatan untuk mengajarkan ibadah puasa kepada anak. Walaupun si kecil belum wajib berpuasa, akan tetapi mereka biasanya sangat antusias dalam menjalankan ibadah tersebut.

Akan tetapi, terkadang puasa juga bisa menjadi tantangan tersendiri bagi anak. Keharusan untuk menahan makan dan minum, diikuti dengan rasa bosan serta lelah seringkali membuat anak menyerah.


Walaupun demikian, bukan berarti orang tua tidak bisa menciptakan suasana puasa yang menyenangkan untuk anak. Orang tua memegang peranan penting untuk mengajarkan puasa pada buah hatinya


Untuk itu, kali ini e-Life akan mengangkat tema "Puasa Menyenangkan Bagi Si Kecil" bersama Psikolog Anak dan Remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo. Jangan lewatkan tayangan live interaktifnya hanya di detikcom, Jumat (16/4/2021), pukul 16.30 WIB. Anda bisa tanya-tanya langsung ke narasumber lewat via Zoom yang id-nya akan dishare selama live berlangsung.


Kasus COVID-19 Menurun, Corona di RI Sudah Lewati Puncaknya Desember 2020


Ahli epidemiologi Dr Masdalina Pane dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) menegaskan kasus COVID-19 di Indonesia saat ini memang menurun, tetapi belum bisa dipastikan terkendali. Meski begitu, menurutnya, Corona di Indonesia memang sudah melewati puncaknya tahun lalu.

"Sudah melewati puncak, di bulan Desember 2020 dengan 88 ribu kasus per minggu," beber Dr Pane saat dihubungi detikcom.


Namun, angka positivity rate masih belum mencapai target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Per kemarin saja, positivity rate Corona di Indonesia berada di angka 12 persen. Artinya, penularan COVID-19 masih tinggi.


"Positivity rate harus kurang dari 5 persen, saat ini positivity rate kita masih belum di angka 5 persen, artinya kasus memang turun, tetapi masih harus kita jaga terus supaya positivity rate artinya dia akan turun terus sampai ke tingkat yang paling rendah," bebernya.


Ia mendesak agar pelaksanaan tracing COVID-19 bisa diperbaiki. Hal ini menjadi modal utama dalam pengendalian wabah virus Corona.


Ia mengklaim, hasil tracing yang dilakukan Satgas COVID-19 selama 4,5 bulan sebelumnya terlihat berhasil menurunkan tren kasus Corona selama lebih dari 10 minggu.


Bagaimana dengan gelombang pertama dan gelombang kedua Corona?

"Definisi gelombang itu terjadi jika kasus turun sangat rendah positivity rate kurang dari 5 persen kemudian naik lagi, ini kita belum menuju ke sana, karena apa, program-program pengendalian itu berjalan sesuai dengan track-nya (salah satunya tracing)," jelas Pane.


Di sisi lain, juru bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan tidak lengah di saat tren kasus virus Corona menurun. Menurutnya, pada minggu ini penambahan kasus COVID-19 menurun sebesar 14,2 persen.


"Adanya tren perbaikan di Indonesia cukup membuktikan bahwa melalui kerja keras dan kolaborasi antara seluruh jajaran pemerintah dan masyarakat Indonesia adalah bangsa yang tangguh bahkan di tengah pandemi sekalipun," kata Wiku dalam konferensi pers BNPB Jumat (16/4/2021).

https://trimay98.com/movies/the-last-temptation-of-christ/