Minggu, 25 April 2021

Pasangan Positif COVID-19 di India 'Di-lockdown' Tetangga, Ini Sebabnya

 Sepasang suami istri yang positif COVID-19 dikunci di dalam apartemen mereka oleh tetangga yang menuduh bahwa keduanya melanggar aturan karantina. Insiden itu terjadi di kota Nellore, India.

Dikutip dari laman New Indian Express, pasangan yang telah dikarantina di kediaman mereka setelah dinyatakan positif COVID-19 10 hari lalu, harus meminta bantuan polisi untuk dibebaskan. Kedua suami istri tersebut adalah karyawan swasta yang sudah tinggal di apartemen selama tiga tahun.


Selama menjalani karantina, mereka tetap berada di dalam unit dan dibantu pasokan obat juga makanan oleh keluarga dan kerabat. Kedua anaknya, yang tidak terinfeksi, juga dirawat oleh kerabat.


Insiden itu terjadi ketika sang suami, terpaksa keluar rumah pada Senin malam untuk membeli obat karena tidak ada yang bisa membantu mereka. Rupanya, tetangga mereka mengunci rumah setelah melihat suaminya datang dari luar.


Pasangan ini baru menyadari menjadi 'tahanan rumah' pada Rabu pagi. Polisi bergegas ke rumahnya setelah pasangan itu menelepon mereka dan menjelaskan situasinya. Polisi juga bergegas membuka kunci dan menasehati penduduk.


Inspektur Nawabpeta K. Vema Reddy mengatakan pasangan ini telah mengajukan kasus terhadap tetangga karena kurungan yang melanggar hukum.

https://kamumovie28.com/movies/stand-by-me-doraemon-2/


Vaksin Malaria Paling Manjur Ditemukan, Hasil Uji 77 Persen Efektif


Bukan perkara mudah untuk menemukan vaksin malaria yang benar-benar manjur, para ilmuwan sudah bertahun-tahun putar otak untuk membuatnya. Riset di University of Oxford baru-baru ini menemukan vaksin malaria yang 77 persen efektif, tertinggi sejauh ini.

Temuan ini membuka peluang untuk semakin mengendalikan malaria, salah satu penyakit paling mematikan di dunia.


Vaksin Oxford yang diberi nama R21/Matrx-M ini sekaligus menjadi vaksin malaria pertama yang memenuhi target organisasi kesehatan dunia WHO yakni mencapai efikasi 75 persen sebelum 2030. Hasil uji klinis fase 2b ini dipublikasikan di jurnal preprint The Lancet dan belum peer-reviewed.


Riset dilakukan di Research Institute in Health Sciences (IRSS) di Burkina Faso, melibatkan 450 anak usia 5-17 bulan. Sepertiga diberi dosis rendah, sepertiga diberi dosis yang lebih tinggi, dan sisanya sebagai kontrol diberi vaksin rabies.


Anak-anak tersebut divaksinasi antara Mei 2019 hingga awal Agustus 2019, sebelum puncak musim malaria. Dalam 12 pekan setelah vaksinasi, terukur efikasi sebesar 77 persen dalam mencegah malaria pada dosis yang lebih tinggi. Pada dosis yang lebih rendah, efektivitas terukur 71 persen.


Dikutip dari Livescience, para partisipan mendapat suntikan booster setahun kemudian.


Mengembangkan vaksin malaria yang benar-benar efektif selama ini dikenal sulit. Vaksin-vaksin yang dikembangkan sebelumnya hanya menunjukkan efikasi sedang, dan yang tertinggi baru sampai di angka 55,8 persen.


Malaria disebabkan oleh infeksi parasit Plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. WHO mencatat pada 2021 ada 229 kasus malaria di seluruh dunia dengan kematian hingga 409.000 kasus. Sekitar 94 persen kasus dan kematian terjadi di Afrika, dan 67 persen kematian dialami anak usia balita.

https://kamumovie28.com/movies/the-god-of-heaven-and-the-beast-of-heaven/

Kematian COVID-19 India Meroket, Data Sesungguhnya Diperkirakan 10 Kali Lipat

  Rumah sakit di India kewalahan memenuhi pasokan obat-obatan dan oksigen. Beberapa rumah sakit bahkan melaporkan sudah kehabisan oksigen medis selama 'tsunami' COVID-19 menghantam India.

Setidaknya 20 pasien virus korona meninggal semalam di Rumah Sakit Emas Jaipur New Delhi pada hari Jumat karena 'tekanan oksigen rendah,' kata pengawas medis rumah sakit itu, Dr Baluja.


Korban meninggal akibat COVID-19 selama gelombang kedua di negara itu juga diperkirakan 10 kali lebih banyak daripada yang dilaporkan dari analisis banyaknya jenazah yang dikremasi di krematorium.


Diberitakan Daily Mail, Rumah Sakit Sir Ganga Ram, sekitar 25 pasien COVID-19 meninggal pada hari Kamis (22/4/2021) dengan laporan yang menunjukkan pasokan oksigen yang rendah lagi-lagi menjadi penyebab kematian.


Karena rumah sakit yang kelebihan beban terpaksa menolak pasien, pesawat Angkatan Udara India dan kereta Oxygen Express ditugaskan untuk mempercepat pasokan oksigen medis.


Krematorium darurat di New Delhi juga menggambarkan betapa buruknya pandemi di India. Digambarkan, situasinya sebagai 'puncak gunung es' menuju krisis yang jauh lebih besar.


Krematorium juga didirikan di luar rumah sakit di ibu kota. Mereka terpaksa mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang mereka cintai dalam kremasi massal.


Beberapa petugas medis telah meminta bantuan di media sosial dalam beberapa hari terakhir karena pasokan medis sangat memburuk. Max Healthcare dan Fortis Hospital pada satu titik memperingatkan bahwa mereka dapat kehabisan persediaan dalam waktu satu jam.


Dr Jameel, direktur Trivedi School of Biosciences di Ashoka University, mengatakan bahwa India sangat perlu menahan lonjakan mendadak di rumah sakit dengan meminta warga 'merawat sebanyak mungkin orang di rumah.'


"Keluarga saya telah melalui pengalaman yang mengerikan dalam seminggu terakhir, kami memiliki sepupu di rumah sakit yang meninggal dua hari yang lalu dan setiap 24 jam ada ancaman pemutusan oksigen," kata Dr Jameel.


Pada hari Rabu, 22 pasien meninggal di sebuah rumah sakit di Maharashtra ketika pasokan oksigen mereka habis setelah tangki bocor. Selain itu 13 pasien COVID-19 meninggal ketika kebakaran terjadi di rumah sakit Mumbai.


TIm medis menduga mutasi ganda varian baru Corona menjadi salah satu penyebab lonjakan kasus di India. Selain itu abainya masyarakat dan lengahnya pada protokol kesehatan diduga menyebabkan terjadinya tsunami COVID-19 di India.

https://kamumovie28.com/movies/xxx-return-of-xander-cage/


Pasangan Positif COVID-19 di India 'Di-lockdown' Tetangga, Ini Sebabnya


Sepasang suami istri yang positif COVID-19 dikunci di dalam apartemen mereka oleh tetangga yang menuduh bahwa keduanya melanggar aturan karantina. Insiden itu terjadi di kota Nellore, India.

Dikutip dari laman New Indian Express, pasangan yang telah dikarantina di kediaman mereka setelah dinyatakan positif COVID-19 10 hari lalu, harus meminta bantuan polisi untuk dibebaskan. Kedua suami istri tersebut adalah karyawan swasta yang sudah tinggal di apartemen selama tiga tahun.


Selama menjalani karantina, mereka tetap berada di dalam unit dan dibantu pasokan obat juga makanan oleh keluarga dan kerabat. Kedua anaknya, yang tidak terinfeksi, juga dirawat oleh kerabat.


Insiden itu terjadi ketika sang suami, terpaksa keluar rumah pada Senin malam untuk membeli obat karena tidak ada yang bisa membantu mereka. Rupanya, tetangga mereka mengunci rumah setelah melihat suaminya datang dari luar.


Pasangan ini baru menyadari menjadi 'tahanan rumah' pada Rabu pagi. Polisi bergegas ke rumahnya setelah pasangan itu menelepon mereka dan menjelaskan situasinya. Polisi juga bergegas membuka kunci dan menasehati penduduk.


Inspektur Nawabpeta K. Vema Reddy mengatakan pasangan ini telah mengajukan kasus terhadap tetangga karena kurungan yang melanggar hukum.

https://kamumovie28.com/movies/chasing-the-dragon/