Senin, 26 April 2021

Asal Usul Nama Google, Ternyata karena Typo

 Fakta terkait Google selalu menjadi hal yang menarik. Salah satunya adalah asal nama Google yang ternyata didasari dari typo alias salah ketik. Waduh, bagaimana ceritanya?

Google adalah sebuah perusahaan yang dimulai dari mesin pencarian dan kini berkembang dengan lebih dari 50 layanan internet dan produk seperti Gmail sampai software untuk smartphone dan tablet. Didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin, awalnya mereka memilih 'BackRub' sebagai nama search engine mereka.


Mengutip situs resmi Stanford, Senin (28/9/2020) kantor Larry berada di kamar 360 di Gates CS Building, yang dia tinggali bersama beberapa mahasiswa pascasarjana lainnya, termasuk Sean Anderson, Tamara Munzner, dan Lucas Pereira.


Pada tahun 1997, Larry dan rekan kerjanya membahas sejumlah kemungkinan nama baru untuk teknologi pencarian yang berkembang pesat tersebut. Sean dan Larry ada di kantor mereka, menggunakan papan tulis, mencoba memikirkan nama terbaik untuk search engine tersebut. Saat itu Sean menyarankan kata 'googolplex', dan Larry menanggapi secara lisan bahwa akan lebih baik jika bentuknya dipersingkat menjadi 'googol'.


Sean pun melakukan pencarian database registri nama domain Internet untuk melihat apakah nama yang baru disarankan masih tersedia untuk pendaftaran dan penggunaan. Saat itu, Sean ternyata salah ketika alias typo sehingga dia membuat kesalahan nama yang dieja menjadi 'google.com'.


Namun Larry menyukai nama itu, dan dalam beberapa jam dia mengambil langkah untuk mendaftarkan nama 'google.com'. Catatan pendaftaran nama domain 'google.com' tertanggal 15 September 1997. Kalau detikers, kamu lebih suka dengan nama Google atau Googol? Tuliskan pendapatmu di kolom komentar ya.

https://movieon28.com/movies/hot-rod/


Krisis Chip Diperkirakan Berlanjut Sampai Tahun Depan


TSMC, produsen chip asal Taiwan yang menjadi mitra Apple, Qualcomm, AMD dan perusahaan teknologi lainnya, memperingatkan bahwa kelangkaan chip global bisa berlanjut hingga tahun 2022.

"Kami melihat permintaan terus tinggi," kata CEO TSMC CC Wei seperti dikutip dari The Verge, Jumat (16/4/2021).


"Di 2023, saya berharap kami dapat menawarkan kapasitas lebih besar untuk mendukung konsumen kami. Saat itu, kami akan mulai melihat ketatnya supply chain sedikit melonggar," imbuhnya.


Komentar Wei ini senada dengan prediksi CEO Intel Pat Gelsinger beberapa waktu yang lalu yang mengatakan kelangkaan chip membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diselesaikan.


CFO Nvidia Colette Kress belum lama ini juga mengatakan produsen kartu grafis tersebut memperkirakan jumlah permintaan akan terus mengalahkan jumlah ketersediaan untuk tahun ini.


Dampak kelangkaan chip global dirasakan oleh banyak industri, mulai dari ponsel, gaming sampai otomotif. Gamer masih banyak yang kesulitan mendapatkan kartu grafis, PS5 dan Xbox idamannya, sementara produsen mobil harus membatasi produksi.


Setidaknya TSMC memiliki kabar baik untuk mitranya dari industri otomotif karena suplai chip diperkirakan akan membaik di kuartal berikutnya. Tapi komentar dari TSMC, Intel dan Nvidia mengindikasikan krisis ini tidak akan mereda dalam waktu dekat.


Saat ini pabrik manufaktur TSMC sudah berjalan lebih dari 100%, tapi dalam jangka menengah mereka akan meningkatkan investasi di produksi dan fasilitas baru.


"Kami telah mendapatkan tanah dan perlengkapan, dan mulai konstruksi fasilitas baru. Kami mempekerjakan ribuan karyawan dan memperluas kapasitas kami di banyak lokasi," kata Wei.


TSMC berencana mengucurkan USD 30 miliar untuk memperluas kapasitas produksinya tahun ini. Secara total, mereka akan menghabiskan USD 100 miliar untuk meningkatkan kapasitas di pabriknya selama tiga tahun ke depan.

https://movieon28.com/movies/hot-road/

Pendiri Google Masuk Klub Super Elit Manusia USD 100 Miliar

 Duet pendiri Google, Sergey Brin dan Larry Page, telah menembus klub orang kaya super elit yang hartanya telah mencapai sedikitnya USD 100 miliar. Sejauh ini, hanya ada delapan orang di dunia ini yang mampu menggapainya.

Harta Page dan Brin yang mendirikan Google pada tahun 1996 ini naik bersamaan dengan melonjaknya saham Alphabet, perusahaan induk Google. Kenaikannya mencapai 21% di tahun ini dibandingkan sebelumnya


Menurut daftar Bloomberg Billionaires Index, Page yang berusia 48 tahun pada tahun 2021 hartanya naik USD 21 miliar, saat ini menjadi USD 103,6 miliar (Rp 1.500 triliun). Sedangkan Brin naik menjadi USD 100,2 miliar setelah hartanya bertambah USD 20,4 miliar (Rp 1.459 triliun).


Dikutip detikINET dari Guardian, Jumat (16/4/2021) keduanya mengontrol 51% saham voting spesial Alphabet, yang membuat mereka dapat mengendalikan strategi perusahaan walau saat ini berada di belakang layar. Pemimpin utama Alphabet adalah Sundar Pichai yang juga menjabat CEO Google.


Brin dan Page memutuskan tidak lagi aktif sejak tahun 2019 dan menyerahkan manajemen perusahaan sehari-hari pada Pichai. Sejak itu, mereka menjadi sangat jarang tampil di hadapan publik.


Pendiri Microsoft, Bill Gates, adalah sosok pertama yang mencapai kekayaan USD 100 miliar di tahun 1999. Kekayaan itu sempat anjlok sebelum naik lagi di atas USD 100 miliar di 2019. Kini hartanya diestimasi USD 145 miliar (Rp 2.111,5 triliun).


Selain Gates, klub USD 100 miliar diisi pendiri Amazon Jeff Bezos yang merupakan manusia terkaya di dunia dengan USD 197 miliar duitnya (Rp 2.868,8 triliun). Nama lain di kelompok super makmur ini adalah pendiri Tesla Elon Musk, taipan fashion Bernard Arnault, pendiri Facebook Mark Zuckerberg, investor Warren Buffett dan kini ditambah dua pendiri Google tersebut.

https://movieon28.com/movies/takedown/


Asal Usul Nama Google, Ternyata karena Typo


 Fakta terkait Google selalu menjadi hal yang menarik. Salah satunya adalah asal nama Google yang ternyata didasari dari typo alias salah ketik. Waduh, bagaimana ceritanya?

Google adalah sebuah perusahaan yang dimulai dari mesin pencarian dan kini berkembang dengan lebih dari 50 layanan internet dan produk seperti Gmail sampai software untuk smartphone dan tablet. Didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin, awalnya mereka memilih 'BackRub' sebagai nama search engine mereka.


Mengutip situs resmi Stanford, Senin (28/9/2020) kantor Larry berada di kamar 360 di Gates CS Building, yang dia tinggali bersama beberapa mahasiswa pascasarjana lainnya, termasuk Sean Anderson, Tamara Munzner, dan Lucas Pereira.


Pada tahun 1997, Larry dan rekan kerjanya membahas sejumlah kemungkinan nama baru untuk teknologi pencarian yang berkembang pesat tersebut. Sean dan Larry ada di kantor mereka, menggunakan papan tulis, mencoba memikirkan nama terbaik untuk search engine tersebut. Saat itu Sean menyarankan kata 'googolplex', dan Larry menanggapi secara lisan bahwa akan lebih baik jika bentuknya dipersingkat menjadi 'googol'.


Sean pun melakukan pencarian database registri nama domain Internet untuk melihat apakah nama yang baru disarankan masih tersedia untuk pendaftaran dan penggunaan. Saat itu, Sean ternyata salah ketika alias typo sehingga dia membuat kesalahan nama yang dieja menjadi 'google.com'.


Namun Larry menyukai nama itu, dan dalam beberapa jam dia mengambil langkah untuk mendaftarkan nama 'google.com'. Catatan pendaftaran nama domain 'google.com' tertanggal 15 September 1997. Kalau detikers, kamu lebih suka dengan nama Google atau Googol? Tuliskan pendapatmu di kolom komentar ya.

https://movieon28.com/movies/take-down-2/