Sabtu, 01 Mei 2021

Amukan COVID-19 di India Mengganas, Warga Sampai Bikin Oksigen Sendiri

 Amukan 'tsunami' COVID-19 di India memunculkan kelangkaan oksigen untuk pasien. Warga sampai harus bikin oksigen sendiri di rumah kalau tidak mau berebut.

Dikutip dari Reuters, data Google Trends menunjukkan pencarian dengan kata kunci "how to make oxygen at home" melonjak pada 25 April seiring makin memburuknya krisis COVID-19 di India. Konten YouTube yang menggambarkan proses tersebut mendapat ratusan ribu views.


Tentu bukan alasan jika warga ramai-ramai cari tahu, sebab suplai oksigen makin langka karena COVID-19 makin mengganas. Meski begitu, para pakar mengingatkan bahaya membuat oksigen sendiri di rumah.


"Ada metode yang terbukti secara saintifik untuk membuat oksigen medis dengan konsentrator. Cara lain untuk membuatnya di rumah punya banyak risiko seperti menghirup gas beracun dan ledakan," kata A Ravikumar, sekretaris Indian Medical Association untuk Tamil Nadu.


Pakar lain, Tarun Bhatnagar dari ICMR-National Institute of Epidemiology di Chennai menyebut pembuatan oksigen di rumah sebagai metode yang tidak reliabel.


"Pendekatan seperti ini bahkan bisa membahayakan jika menyebabkan perawatan yang tepat malah tertunda," katanya.


Seiring makin melonjaknya jumlah kasus COVID-19 di India, beragam informasi menyesatkan makin banyak beredar. Termasuk di antaranya, sebuah video menunjukkan seseorang menghirup uap dari ketel dan disebut bisa membunuh virus Corona.

https://movieon28.com/movies/denial-3/


Dianjurkan Sebelum Aktif Berhubungan Seks, Berapa Sih Harga Vaksin HPV?


Kanker serviks pada wanita bisa dicegah dengan vaksin HPV (Human Papilloma Virus), para dokter menganjurkannya sebelum aktif berhubungan seks. Konon nggak gratis seperti vaksin Corona, berapa sih harganya?

Dalam diskusi daring tentang kanker serviks, artis muda Prilly Latuconsina memberikan gambaran soal harga vaksin HPV. Pada dasarnya, Prilly mengatakan mahal atau murah itu relatif, terlebih jika mengingat manfaatnya.


Sebagai pembanding, Prilly membuat itung-itungan berdasarkan jumlah total belanja untuk bersenang-senang saat sedang jalan-jalan ke mal.


"Coba kita hitung seharian di mal, nonton bioskop udah 100 ribu, popcorn 50 ribu, uang bensin sudah 150 ribu," papar Prilly, Selasa (27/4/2021).


"Belum kalau makan. Makan sushi sekali makan 400 ribu. Seharian di mal bisa vaksin kanker serviks yang mengamankan kita dari kanker serviks," lanjutnya.


Meski nggak gratis, menyisihkan uang jajan untuk vaksin HPV menurut Prilly sebanding dengan manfaat yang didapat yakni terhindari dari salah satu jenis kanker paling mematikan tersebut.


"Kita lebih baik mencegah daripada mengobati. Daripada kita sudah menikah, sudah sexually active, nggak sadar apa yang sudah terjadi," kata Prilly.


Artis lain yang juga menyarankan vaksin HPV sebelum aktif secara seksual adalah Wulan Guritno. Menurutnya, mencegah lebih baik daripada mengobati.


"Aku melakukan suntik (vaksin) HPV itu setelah mempunyai anak, setelah berhubungan intim dan punya anak. Tapi tidak ada kata terlambat," kata Wulan.


Wanita lebih dianjurkan untuk vaksin karena lebih berisiko, namun pada dasarnya laki-laki juga punya bisa tertular maupun menularkan HPV. Pada wanita, infeksi HPV yang ditularkan melalui hubungan seks adalah penyebab kanker serviks.


"Jadi di sini kita harus kembali menekankan kesadaran akan lifestyle yang sehat seperti single sexual partner atau jangan melakukan hubungan seksual dari usia dini," kata dr Maria Ratna Andijani, SpOG, dokter kandungan dari RS Siloam Kebon Jeruk.

https://movieon28.com/movies/denial-2/

Mi Instan dan Gorengan Untuk Buka dan Sahur, Ya atau Tidak?

 Salah satu kebiasaan orang Indonesia adalah gemar mengonsumsi mie instan. Cara menyajikannya yang praktis dan rasanya yang lezat menjadikan mie instan sebagai menu favorit banyak orang Indonesia, termasuk untuk sahur dan berbuka puasa.

Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa hanya mengonsumsi mi instan saja tanpa tambahan lain menyebabkan kebutuhan gizi kurang. Hal ini dikarenakan mie instan terbuat dari tepung yang merupakan sumber karbohidrat.


"Seperti di kemasan (mie instan) kan nggak mungkin mie doang ya, pasti ditambah dengan sayur-sayuran dan protein, biar makin lengkap. Kalau makan mie instan saja itu sama dengan kita makan nasi doang," kata Ahli Gizi Mochammad Rizal dalam program e-Life.


Selain itu, mie instan juga tinggi natrium atau garam, sehingga jika dikonsumsi berlebihan bisa menyebabkan rasa haus cepat datang. "Ketika puasa itu dianjurkan mengurangi atau membatasi konsumsi natrium. Karena natrium itu dapat membuat kita cepat haus," terang Rizal.


Akan tetapi, bukan berarti mengonsumsi mie instan sama sekali tidak diperbolehkan. Rizal menganjurkan untuk membatasi konsumsinya dan variasikan dengan sumber karbohidrat yang lain.


"Solusinya adalah jangan makan setiap hari juga, ya. Variasikan dengan sumber karbohidrat lain. Jangan tumpahkan semua micinnya," jelas Rizal.


Selain mie instan, orang Indonesia juga gemar makan gorengan. Walaupun rasanya sangat menggugah selera, mengonsumsi gorengan saat berbuka puasa perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan pencernaan bekerja terlalu berat.


"Ketika kita konsumsi lemak, itu dicernanya lebih lama. Padahal tubuh kita ketika buka puasa butuh energi dan zat gizi yang cepat diserap tubuh kita. Jadi ketika langsung konsumsi lemak, zat gizi yang lain akhirnya nggak segera diserap," tutur Rizal.


Oleh karena itu, Rizal menyarankan untuk mengonsumsi gorengan 2-3 jam setelah makan menu utama buka puasa. Hal ini untuk mencegah memakan gorengan secara berlebihan dalam keadaan perut kosong.

https://movieon28.com/movies/denial/


Amukan COVID-19 di India Mengganas, Warga Sampai Bikin Oksigen Sendiri


 Amukan 'tsunami' COVID-19 di India memunculkan kelangkaan oksigen untuk pasien. Warga sampai harus bikin oksigen sendiri di rumah kalau tidak mau berebut.

Dikutip dari Reuters, data Google Trends menunjukkan pencarian dengan kata kunci "how to make oxygen at home" melonjak pada 25 April seiring makin memburuknya krisis COVID-19 di India. Konten YouTube yang menggambarkan proses tersebut mendapat ratusan ribu views.


Tentu bukan alasan jika warga ramai-ramai cari tahu, sebab suplai oksigen makin langka karena COVID-19 makin mengganas. Meski begitu, para pakar mengingatkan bahaya membuat oksigen sendiri di rumah.


"Ada metode yang terbukti secara saintifik untuk membuat oksigen medis dengan konsentrator. Cara lain untuk membuatnya di rumah punya banyak risiko seperti menghirup gas beracun dan ledakan," kata A Ravikumar, sekretaris Indian Medical Association untuk Tamil Nadu.


Pakar lain, Tarun Bhatnagar dari ICMR-National Institute of Epidemiology di Chennai menyebut pembuatan oksigen di rumah sebagai metode yang tidak reliabel.


"Pendekatan seperti ini bahkan bisa membahayakan jika menyebabkan perawatan yang tepat malah tertunda," katanya.


Seiring makin melonjaknya jumlah kasus COVID-19 di India, beragam informasi menyesatkan makin banyak beredar. Termasuk di antaranya, sebuah video menunjukkan seseorang menghirup uap dari ketel dan disebut bisa membunuh virus Corona.

https://movieon28.com/movies/the-devil-has-a-name/