Senin, 03 Mei 2021

Ini Satu-satunya Wilayah RI yang Tak Terdampak COVID-19 Sejak Awal Pandemi

  Semenjak awal pandemi, virus Corona COVID-19 terus menyebar ke berbagai wilayah Indonesia. Hampir seluruh wilayah di Tanah Air telah terdampak penyakit ini.

Dari 514 kabupaten-kota di Indonesia, hanya ada 9 wilayah yang masuk ke dalam zona hijau Corona. Salah satunya merupakan wilayah yang sama sekali tidak terdampak COVID-19 sejak awal pandemi.


Wilayah mana itu?

Berdasarkan data covid19.go.id per 25 April 2021, satu-satunya wilayah di Indonesia yang tidak terdampak COVID-19 adalah Kabupaten Dogiyai, Papua.


Sementara di 8 wilayah kabupaten-kota lain, penyebaran kasus sudah tidak ditemukan lagi. Berikut daftar wilayahnya.


Sumatera Utara:

Nias Barat

Nias Utara

Nias Selatan.

Papua Barat:

Pegunungan Arfak.

Papua:

Yahukimo

Mamberamo Raya.

Maluku Utara:

Pulau Taliabu.

Maluku:

Seram Bagian Timur.

Selain itu, dilaporkan juga masih ada 19 kabupaten-kota di Indonesia yang masuk ke dalam zona merah Corona. Kemudian zona oranye sebanyak 340 kabupaten-kota dan zona kuning 146 kabupaten-kota.

https://maymovie98.com/movies/ouija-shark/


2.090 Orang Positif Corona Masuk RI Bawa Dokumen Negatif COVID-19


Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo kembali mengungkap sejumlah kasus positif Corona dari kedatangan pekerja migran Indonesia maupun warga negara asing (WNA) yang masuk Indonesia. Lebih dari 2 ribu orang positif Corona meski membawa surat negatif COVID-19.

"Kita lihat bahwa mereka yang membawa dokumen negatif COVID-19 setelah tiba di tanah air, diperiksa, tidak sedikit yang positif COVID-19, pada swab pertama lebih dari 2.000 orang, (2.090 kasus)," jelas Doni mengungkap data hingga 30 April 2021 dalam rapat mingguan Satgas COVID-19, Minggu (2/4/2021).


Setelah menjalani karantina selama kurang lebih 5 hari, ditemukan lagi 884 kasus positif Corona dari kedatangan pekerja migran dan WNA tersebut. Terkait kedatangan dari India, Satgas COVID-19 mengaku sudah menerapkan karantina lebih lama.


"Kemudian setelah dikarantina 5 hari, swab kedua ada 884 orang, dan hari ini kita telah melakukan proses karantina yang lebih lama kepada mereka yang semuanya berasal atau bepergian dari India," lanjutnya.


Dari data yang diungkap Doni, kedatangan WNA paling banyak masih berasal dari India dengan lebih dari 40 kasus. Doni meminta pengawalan ketat di seluruh pintu kedatangan baik di bandara hingga pelabuhan.


"Mohon daerah melakukan intregasi seluruh instansi yang ada agar berada dalam satu komando," pungkasnya.


MUI: Vaksin Sinopharm Haram, Tapi Boleh Digunakan karena Darurat


 Ketua Komisi Fatwa MUI Prof Hasanuddin mengungkap vaksin Corona Sinopharm masih bisa digunakan dalam kondisi darurat meski difatwakan haram. Sama seperti vaksin AstraZeneca, vaksin Corona Sinopharm disebutnya memiliki unsur tripsin babi.

"Iya sudah difatwakan Sabtu 1 Mei 2021. Ketentuannya sama seperti vaksin AstraZeneca, haram tapi bisa digunakan dalam kondisi darurat," jelas Prof Hasanuddin saat dihubungi detikcom Senin (3/4/2021).


"Sama memiliki unsur tripsin babi sehingga hukumnya tetap boleh digunakan saat darurat," lanjutnya.


Diberitakan sebelumnya, vaksin SInopharm digunakan untuk program vaksinasi mandiri atau gotong royong. Efikasi vaksin COVID-19 ini mencapai 78 persen berdasarkan hasil uji klinis fase III di Uni Emirat Arab.


Sementara pemberian dosis kedua vaksin Corona Sinopharm diberikan setelah 21-28 hari disuntik dosis pertama. Vaksin Corona Sinopharm sudah disetujui penggunaan daruratnya oleh BPOM dan EUA keluar pada Jumat (30/4/2021).


"EUA 2159000143A2 untuk vaksin dengan kemasan 1 vial berisi 0,5 ml. Indikasi yang disetujui adalah untuk membentuk antibodi untuk mencegah COVID-19 pada orang dewasa di atas 18 tahun," beber Penny sebelumnya.

https://maymovie98.com/movies/center-stage/

5 Kisah di Balik Ledakan COVID-19 India, Rebutan Oksigen hingga Praktik Dukun

 Gelombang tsunami COVID-19 membuat India mencatat lebih dari 400 ribu kasus baru COVID-19 per harinya. Pasien kritis terpaksa berebut kamar ICU, obat remdesivir, hingga tabung oksigen.

Di tengah langkanya fasilitas perawatan, jumlah kematian juga mengalami lonjakan. Rekor baru sebanyak 3.689 kasus kematian dalam 24 jam dicatatkan pada Minggu (2/5/2021).


Berbagai kisah pilu di balik ledakan tsunami COVID-19 di India terangkum sebagai berikut:


1. Bikin oksigen sendiri

Warga India berbondong-bondong mencari cara untuk menyediakan oksigen tanpa layanan rumah sakit. Dikutip dari Reuters, data Google Trends menunjukan pencarian "how to make oxygen at home" melonjak pada 25 April.


Padahal menurut pakar, membuat oksigen sendiri justru berbahaya karena berisiko menimbulkan racun dan ledakan.

https://maymovie98.com/movies/harry-potter-and-the-deathly-hallows-part-2/


2. Masjid-bajaj jadi tempat perawatan

Warga India terpaksa menyediakan ruang perawatan 'buatan' lantaran rumah sakit sudah tak mampu menyediakan kamar. Misalnya masjid di Jahangirpuri, negara bagian barat kota Vadodara Gujarat kini telah berubah menjadi bangsal Corona, menampung pasien kritis dengan kapasitas 50 tempat tidur.


Terbatasnya ambulans juga memaksa pemerintah menggunakan angkutan umum seperti bajaj sebagai tempat penampungan pasien COVID-19. Sementara menunggu layanan yang lebih layak di rumah sakit, pasien ditampung dulu di bajaj.

3. Antrean kremasi jenazah

Seiring ledakan jumlah pasien, jenazah pasien COVID-19 bergelimpangan di India. Warga mulai curiga, pemerintah India menyembunyikan data asli angka kematian akibat COVID-19. Menurut mereka, angka kematian laporan pemerintah jauh lebih kecil dibandingkan angka sebenarnya.


"Pemerintah Delhi mengatakan bahwa 380 orang meninggal setiap hari akibat virus Corona. Tapi sebenarnya angka kematian sekitar 1000, atau lebih dari 1000," ujar seorang pengiring jenazah, Amit Kaushik, dikutip dari Sky News, Rabu (28/4/2021).


"Sekarang hanya untuk kremasi, kami harus mencari 2 atau 3 krematorium tetapi tidak ada tempat. Akhirnya kami datang ke sini dan kami telah menunggu selama 2 atau 3 jam terakhir hanya untuk 1 tempat," lanjutnya.


4. Praktik perdukunan dan cap besi darah

Sebagian warga pedesaan India masih percaya, COVID-19 disebabkan roh jahat. Mereka mengandalkan pengobatan dukun dengan terapi menyakitkan, menggunakan stempel besi panas.

"Kami masih punya banyak pasien dirawat saat ini dengan tanda di perutnya karena mereka lebih dulu datang ke dukun dan mendapat stempel besi panas dengan harapan roh jahat yang menyebabkan penyakit bisa diusir," kata Kepala medis Chinchpada Christian Hospital di negara bagian Maharashtra, dr Ashita Singh.


5. Wuhan malah sudah berpesta

Sementara Wuhan, kota di China yang diketahui sebagai titik pertama ditemukannya infeksi akibat virus Corona, baru saja menggelar acara musik Wuhan Music Strawberry Festival. Acara ini dihadiri 11 ribu orang yang sebagian di antaranya sudah tak bermasker.


"Tidak mudah untuk mencapai tempat kita sekarang ini. Orang-orang di sini telah berusaha keras dan membayar harga yang mahal (karena terkena virus). Jadi saya merasa sangat senang berada di sini (di festival)," ujar seorang warga Wuhan, Gao Yuchen.

https://maymovie98.com/movies/the-banquet-2/