Selasa, 04 Mei 2021

Cara Kerja Sianida, Racun Mematikan yang Tewaskan Anak Ojol di Bantul

 Bukan pertama kali Indonesia dibuat geger oleh kasus kematian akibat racun sianida. Pilu, kini kabar duka tersebut menimpa bocah 10 tahun, anak seorang driver ojol tak sengaja menelan sate takjil beracun, hasil salah kirim dari Nani Apriliani.

Apa itu sebenarnya sianida? Jika berbahaya, kenapa bisa dibeli orang masyarakat umum?


"Sianida adalah suatu senyawa kimia yang mematikan, yang terdapat dalam berbagai bentuk. Sianida dapat berupa gas yang tidak berwarna, seperti hidrogen sianida (HCN) atau cyanogen chloride (CNCl), atau bentuk kristal seperti natrium sianida (NaCN) atau kalium sianida (KCN)," terang guru besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr apt Zullies Ikawati pada detikcom, Senin (3/5/2021).


Prof Zullies menjelaskan, racun sianida yang pula biasa disebut 'potas' atau 'apotas' umumnya dijual oleh toko bahan kimia, dipertuntukkan kepentingan penelitian. Dalam keseharian, banyak juga yang menggunakan bentuk padat kalium sianida sebagai racun tikus atau racun ikan.


Tak tertutup kemungkinan, masyarakat umum atau dalam konteks ini adalah pengirim sate takjil beracun, mendapatkan racun sianida secara ilegal.


Menurutnya, senyawa sianida amat beracun (toksik). Jika masuk ke dalam tubuh, misalnya karena tertelan, senyawa ini akan menghambat kerja enzim.


Akibatnya, pemanfaatan oksigen dalam jaringan terganggu. Organ yang sensitif terhadap kondisi kekurangan oksigen pun akan rusak. Yang paling krusial, tak lain otak.


"Kekurangan oksigen ini akan menyebabkan kejang, gangguan jantung dan pernafasan, dan bisa menyebabkan kematian jika kadarnya cukup tinggi," jelasnya.


Seringkali, sianida digambarkan sebagai senyawa yang berbau seperti almond dan terasa pahit. Akan tetapi menurut Prof Zulies, tidak semua orang bisa mendeteksi bau ini.

https://trimay98.com/movies/harry-potter-and-the-order-of-the-phoenix/


Merasa Aman Mudik karena Sudah Vaksinasi? Kemenkes Sebut Justru Bahaya


Sebagian masyarakat tetap melaksanakan mudik lebaran meski sudah ada pelarangan dari pemerintah. Diprediksi ada sekitar 18,9 juta orang yang ngotot tetap mudik karena berbagai alasan.

Salah satu alasan yang mungkin ada di benak sebagian orang adalah rasa aman dari ancaman virus Corona COVID-19. Apalagi bila yang melakukan mudik tersebut sebelumnya sudah pernah mendapat vaksinasi COVID-19.


Juru bicara program vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi, mengatakan anggapan itu berbahaya. Vaksinasi memang bisa memberi dampak perlindungan terhadap seseorang, namun bukan berarti benar-benar bisa menghentikan penyebaran virus.


"Orang yang sudah divaksinasi itu masih berpotensi membawa virus dan menularkan COVID-19," kata dr Nadia dalam talkshow Silaturahmi Terjaga Walau Tanpa Mudik pada Selasa (4/5/2021).


"Vaksin tidak seratus persen proteksinya jadi pasti akan ada risiko penularan. Yang lebih bahaya adalah ketika sudah divaksin, kan kita jadi lebih kuat, gejala itu jadi tidak muncul. Akibatnya kita positif tapi tidak bergejala, ini tentunya akan menjadi sumber penularan untuk orang lain kalau kemudian kita tetap mudik," paparnya.

https://trimay98.com/movies/yes-madam-5/

Belajar dari Takjil Maut, Bagaimana Pertolongan Pertama Keracunan Sianida?

 Kabar duka yang menimpa anak sopir ojek online akibat sate takjil beracun bukan kali pertama kematian akibat racun sianida. Lagi-lagi, sang korban tak tahu-menahu soal adanya racun sianida kala menelan makanan beracun.

Guru besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr apt Zullies Ikawati menerangkan, racun kalium sianida atau yang kerap disebut 'potas' atau 'apotas' sebenarnya tak diperjualbelikan sembarangan. Biasanya, hanya untuk kepentingan penelitian.


"Sianida terkadang digambarkan sebagai memiliki bau seperti "almond", tapi juga tidak selalu berbau, dan tidak semua orang bisa mendeteksi bau ini. Rasanya pahit," terang Prof Zullies pada detikcom, Senin (3/5/2021).


Orang yang keracunan atau tak sengaja menelan sianida umumnya mengalami kejang, sulit bernapas, hingga pingsan. Pasalnya, racun ini mengganggu pemanfaatan oksigen dalam jaringan organ yang sensitif terhadap oksigen, terutama otak.


"Jika menjumpai seseorang yang dicurigai mengalami keracunan sianida dengan gejala-gejala di atas, bawa orang tersebut ke ruang terbuka. Jika pernah dapat pelatihan bantuan hidup dasar, dapat lakukan teknik RJP (resusitasi jantung paru) pada seseorang yang dicurigai mengalami keracunan sianida dan mengalami henti jantung dan henti napas. Segera dibawa ke IGD RS utk mendapat penanganan yg tepat," jelasnya.


Jangan beri napas buatan

Prof Zullies menegaskan, bantuan napas mulut ke mulut (mouth to mouth) bisa menimbulkan penyebaran racun sianida. Bahkan, penanganan pada orang yang kulit atau pakaiannya terkena sianida pun harus dilakukan dengan hati-hati.


"Tindakan terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan menghubungi petugas medis agar tidak ikut terpapar sianida. Pasien yang dicurigai mengalami keracunan sianida akan langsung diberikan bantuan oksigen," pungkasnya.

https://trimay98.com/movies/in-the-line-of-duty-7-sea-wolves/


Cara Kerja Sianida, Racun Mematikan yang Tewaskan Anak Ojol di Bantul


Bukan pertama kali Indonesia dibuat geger oleh kasus kematian akibat racun sianida. Pilu, kini kabar duka tersebut menimpa bocah 10 tahun, anak seorang driver ojol tak sengaja menelan sate takjil beracun, hasil salah kirim dari Nani Apriliani.

Apa itu sebenarnya sianida? Jika berbahaya, kenapa bisa dibeli orang masyarakat umum?


"Sianida adalah suatu senyawa kimia yang mematikan, yang terdapat dalam berbagai bentuk. Sianida dapat berupa gas yang tidak berwarna, seperti hidrogen sianida (HCN) atau cyanogen chloride (CNCl), atau bentuk kristal seperti natrium sianida (NaCN) atau kalium sianida (KCN)," terang guru besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr apt Zullies Ikawati pada detikcom, Senin (3/5/2021).


Prof Zullies menjelaskan, racun sianida yang pula biasa disebut 'potas' atau 'apotas' umumnya dijual oleh toko bahan kimia, dipertuntukkan kepentingan penelitian. Dalam keseharian, banyak juga yang menggunakan bentuk padat kalium sianida sebagai racun tikus atau racun ikan.


Tak tertutup kemungkinan, masyarakat umum atau dalam konteks ini adalah pengirim sate takjil beracun, mendapatkan racun sianida secara ilegal.


Menurutnya, senyawa sianida amat beracun (toksik). Jika masuk ke dalam tubuh, misalnya karena tertelan, senyawa ini akan menghambat kerja enzim.


Akibatnya, pemanfaatan oksigen dalam jaringan terganggu. Organ yang sensitif terhadap kondisi kekurangan oksigen pun akan rusak. Yang paling krusial, tak lain otak.


"Kekurangan oksigen ini akan menyebabkan kejang, gangguan jantung dan pernafasan, dan bisa menyebabkan kematian jika kadarnya cukup tinggi," jelasnya.


Seringkali, sianida digambarkan sebagai senyawa yang berbau seperti almond dan terasa pahit. Akan tetapi menurut Prof Zulies, tidak semua orang bisa mendeteksi bau ini.

https://trimay98.com/movies/in-the-line-of-duty-5-middle-man/