Kamis, 06 Mei 2021

Waspada! Mutasi Corona India Sudah Masuk RI, Kenali Gejala Varian B1617

 Sejumlah varian baru COVID-19 sudah masuk Indonesia, termasuk varian dari India yang dikenal dengan nama B1617. Sekurangnya tercatat ada dua kasus B1617 yang tercatat, masing-masing di DKI Jakarta dan Kepulauan Riau.

Pimpinan teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk COVID-19, Maria Van Kerkhove menyebut, masih diperlukan penelitian untuk memahami perbedaan B1617 dengan varian-varian lainnya. Misalnya, dari segi tingkat keparahan gejala yang ditimbulkan, atau kemudahan penularan.


"Informasi datang dengan sangat cepat. Setiap hari bisa ditemukan varian baru yang sekarang sedang diteliti dan dilaporkan. Namun, tidak semuanya penting," ujarnya, dikutip dari CNBC, Kamis (6/5/2021).


Umumnya, pasien COVID-19 baik yang sudah atau belum melakukan tes mengalami gejala berupa demam dan batuk kering. Terkadang, disertai sesak napas dan nyeri dada yang tidak boleh diabaikan.


Dikutip dari India Today, para ahli memaparkan sejumlah gejala varian B1617 di India yang perlu diwaspadai meski tidak selalu muncul:


1. Anosmia dan hidung tersumbat

Anosmia adalah kondisi kehilangan kemampuan mengecap rasa dan mencium. Gejala ini mirip dengan gejala flu biasa. Namun di tengah tingginya kasus COVID-19, terlebih di India, gejala ini wajib dicurigai sebagai gejala COVID-19.


2. Mata merah

Konjungtivitis atau mata merah bisa dialami pasien COVID-19, terlebih jika virus masuk lewat mata. Menurut studi dari Wiley Online Library, gejala berupa mata terasa terbakar, keluar cairan dari satu atau kedua mata, nanah menempel di bulu mata, serta rasa gatal.


3. Mual dan diare

Gejala ini juga sudah banyak dikeluhkan oleh pasien COVID-19 dengan varian virus yang sudah ada sebelumnya di Indonesia. Menurut spesialis penyakit menular di NYU Langone, Dr Tania Elliot, diare wajib dicurigai sebagai tanda infeksi COVID-19 jika pasien turut mengalami gejala lainnya seperti sesak, dan demam.


Gejala varian B1617 asal India juga bisa berupa sakit tenggorokan, nyeri pada otot dan persendian, muncul ruam pada kulit, dan sakit kepala. Meski gejala yang dirasa hanya ringan, pasien diminta tetap mengkarantina diri untuk meminimalkan risiko penularan virus Corona.

https://nonton08.com/movies/sword-master-2/


Sudah Ada Transmisi Lokal COVID-19 Varian India di Tangsel? Ini Jawab Satgas


 Kasus baru Corona India mutan ganda B1617 tengah dirawat di RS Hermina Tangerang Selatan. Muncul dugaan sudah ada transmisi lokal dari varian tersebut.

Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengingatkan untuk mematuhi protokol kesehatan di tengah kemunculan varian baru Corona. Pemerintah disebutnya sudah berupaya memperketat pengawasan masuknya varian-varian baru di sejumlah pintu masuk Indonesia.


"Untuk mencegah terjadinya penularan COVID-19 saya meminta kepada masyarakat untuk dapat mematuhi protokol kesehatan dalam setiap aktivitas yang dilakukan," jelas Wiku tanpa menjawab kejelasan apakah sudah ada transmisi lokal di Corona India mutan ganda, dalam konferensi pers Kamis (5/5/2021).


Mutasi Corona berdampak pada akurasi tes COVID-19

Terlebih, mutasi Corona bisa berdampak pada akurasi tes COVID-19 hingga efektivitas vaksin Corona yang tengah dipakai maupun dikembangkan.


"Mutasi Corona bisa menurunkan efektivitas vaksin, karena umumnya vaksin dikembangkan dengan jenis-jenis virus spesifik, dan berpotensi juga menurunkan akurasi testing," jelas Wiku dalam konferensi pers Kamis (5/5/2021).


"Karena lokasi-lokasi atau hotspot yang berbeda-beda pada setiap varian sehingga dapat menurunkan akurasi pemeriksaan PCR yang memiliki target yang spesifik," tuturnya.

https://nonton08.com/movies/sword-master/

Makin Ngeri! India Catat Rekor Kasus Baru dan Kematian COVID-19 Sekaligus

 Belum juga mereda, Corona India mencetak rekor 412.262 kasus baru COVID-19 dan rekor kematian harian nyaris 4 ribu kasus. Ada 3.980 warga India meninggal karena COVID-19 saat gelombang kedua membuat fasilitas kesehatan kewalahan menangani pasien Corona.

Diperkirakan, infeksi COVID-19 di India akan mencapai puncaknya beberapa hari ke depan. Hingga kini, Kementerian Kesehatan India mencatat lebih dari 21 juta kasus dengan total kematian akibat Corona sebanyak 230.168.


"Sementara spekulasi puncak Corona di India diprediksi Rabu depan," kata Rijo M John, seorang profesor di Institut Manajemen India di negara bagian selatan Kerala, di Twitter.


Situasi COVID-19 di India semakin mengkhawatirkan, setiap RS berjuang mencari pasokan tempat tidur hingga oksigen di tengah ledakan COVID-19. Menurut data WHO, kasus Corona di India bahkan menyumbang hampir setengah kasus Corona yang dilaporkan di seluruh dunia, dan seperempat kasus kematian COVID-19 di dunia.


Beberapa pakar mengatakan, angka sebenarnya Corona di India bisa lima hingga 10 kali lipat dari penghitungan resmi.


Krisis COVID-19 India paling parah menyerang ibu kota New Delhi.


"Orang-orang ketakutan dan meringkuk di rumah mereka karena demam dan batuk. Gejalanya semuanya COVID-19, tetapi tanpa informasi yang tersedia, banyak yang mengira itu adalah flu musiman," jelas salah satu pakar India.


Perdana Menteri India, Narendra Modi telah banyak dikritik karena tidak bertindak cepat untuk menekan gelombang kedua COVID-19, setelah festival keagamaan dan demonstrasi politik menarik puluhan ribu orang dalam beberapa pekan terakhir dan menjadi acara 'super-spreader' COVID-19.

https://nonton08.com/movies/dealer-healer/


Waspada! Mutasi Corona India Sudah Masuk RI, Kenali Gejala Varian B1617


Sejumlah varian baru COVID-19 sudah masuk Indonesia, termasuk varian dari India yang dikenal dengan nama B1617. Sekurangnya tercatat ada dua kasus B1617 yang tercatat, masing-masing di DKI Jakarta dan Kepulauan Riau.

Pimpinan teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk COVID-19, Maria Van Kerkhove menyebut, masih diperlukan penelitian untuk memahami perbedaan B1617 dengan varian-varian lainnya. Misalnya, dari segi tingkat keparahan gejala yang ditimbulkan, atau kemudahan penularan.


"Informasi datang dengan sangat cepat. Setiap hari bisa ditemukan varian baru yang sekarang sedang diteliti dan dilaporkan. Namun, tidak semuanya penting," ujarnya, dikutip dari CNBC, Kamis (6/5/2021).


Umumnya, pasien COVID-19 baik yang sudah atau belum melakukan tes mengalami gejala berupa demam dan batuk kering. Terkadang, disertai sesak napas dan nyeri dada yang tidak boleh diabaikan.


Dikutip dari India Today, para ahli memaparkan sejumlah gejala varian B1617 di India yang perlu diwaspadai meski tidak selalu muncul:


1. Anosmia dan hidung tersumbat

Anosmia adalah kondisi kehilangan kemampuan mengecap rasa dan mencium. Gejala ini mirip dengan gejala flu biasa. Namun di tengah tingginya kasus COVID-19, terlebih di India, gejala ini wajib dicurigai sebagai gejala COVID-19.


2. Mata merah

Konjungtivitis atau mata merah bisa dialami pasien COVID-19, terlebih jika virus masuk lewat mata. Menurut studi dari Wiley Online Library, gejala berupa mata terasa terbakar, keluar cairan dari satu atau kedua mata, nanah menempel di bulu mata, serta rasa gatal.


3. Mual dan diare

Gejala ini juga sudah banyak dikeluhkan oleh pasien COVID-19 dengan varian virus yang sudah ada sebelumnya di Indonesia. Menurut spesialis penyakit menular di NYU Langone, Dr Tania Elliot, diare wajib dicurigai sebagai tanda infeksi COVID-19 jika pasien turut mengalami gejala lainnya seperti sesak, dan demam.


Gejala varian B1617 asal India juga bisa berupa sakit tenggorokan, nyeri pada otot dan persendian, muncul ruam pada kulit, dan sakit kepala. Meski gejala yang dirasa hanya ringan, pasien diminta tetap mengkarantina diri untuk meminimalkan risiko penularan virus Corona.

https://nonton08.com/movies/300-rise-of-an-empire/