Rabu, 12 Mei 2021

Tanda-tanda Baby Blues, Digambarkan Juga di Al-Quran

 Setelah melahirkan, tak sedikit ibu yang kerap mengalami baby blues atau depresi ringan. Umumnya, gejala yang dirasakan setiap ibu akan berbeda-beda.

Sejumlah gejala tersebut bisa berupa depresi atau sedih, menangis secara tiba-tiba, perubahan suasana hati, mudah tersinggung, cemas, perasaan labil, sering menyalahkan diri sendiri, atau gangguan tidur serta nafsu makan.


Mengutip Health Harvard, meski baby blues merupakan hal umum dan bisa mereda, ibu yang mengalami depresi ini kerap kali menyembunyikannya. Biasanya, hal tersebut disebabkan oleh perasaan malu dengan adanya tekanan yang ia rasakan. Pasalnya, kebanyakan ibu merasa seharusnya momen tersebut merupakan momen bahagia dalam hidup mereka.


Sehingga, banyak ibu yang enggan untuk mengambil perawatan untuk mengatasi depresinya. Apabila tidak segera ditangani, maka baby blues bisa berakibat fatal pada kesehatan mental orang tua dan juga perkembangan anak.


"Tanda-tanda baby blues yaitu adanya kesedihan dan emosional. Kemudian gejala baby blues dapat memuncak setelah lima hari pasca melahirkan dan bertahan selama dua minggu setelah melahirkan," ujar Samantha Meltzer-Brody, MD, direktur program psikiatri perinatal di AS, dikutip dari HaiBunda.

Baby blues dalam Islam

Dalam Islam, masa kehamilan hingga persalinan diakui sebagai fase berat yang bisa membuat dampak psikologis pada wanita. Bahkan, Al-Qur'an juga mengakui betapa beratnya beban yang harus dipikul oleh seorang ibu.


Al-Qur'an menggambarkan kondisi baby blues ini sebagai wahnan ala wahnin. Menurut al-Qurthubi dalam tafsirnya al-Jami' li Ahkam, istilah tersebut digunakan lantaran pada dasarnya perempuan merupakan makhluk yang lemah secara fisik. Kondisi kehamilan menyebabkan bertambahnya kelemahan tersebut.


Lebih lanjut, Al-Qur'an turut menjelaskan dampak baby blues serta sejumlah gangguan emosi pada ibu yang mengalami baby blues. Apa saja gangguan emosi yang paling menonjol sebagaimana dijelaskan dalam kitab suci umat Muslim tersebut?


TERUSKAN MEMBACA, KLIK DI SINI

https://tendabiru21.net/movies/jazzy-misfits/


4 Ribu Pemudik Positif COVID-19 dan Akan Bertambah, Ini Pesan Satgas


 Sebanyak 6.724 pemudik menjalani tes acak terhitung sejak 22 April 2021. Dari jumlah tersebut 60 persen lebih pemudik terkonfirmasi positif.

"Berdasarkan data akumulasi yang dikumpulkan oleh kegiatan operasi tersebut terdapat kurang lebih 4.000 masyarakat yang positif," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito, Selasa (11/5/2021).


"Dan angka ini akan mengalami perubahan seiring berjalannya screening selama kegiatan operasi tersebut," lanjutnya.


Terkait kondisi tersebut, Prof Wiku mengingatkan adanya risiko penularan dalam rangkaian kegiatan mudik. Karenanya, protokol kesehatan wajib selalu diterapkan dengan ketat.


"Saya meminta kepada masyarakat untuk memastikan dalam kondisi sehat dalam setiap aktivitas, dan tetap mematuhi protokol kesehatan sehingga dapat terhidar dari penularan COVID-19," pesan Prof Wiku.


Sebelumnya, Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto menyebut 4.123 dari 6.724 pemudik terkonfirmasi COVID-19.


"Dan dilakukan isolasi mandiri 1.686 orang dan dirawat 75 orang," jelas Airlangga yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Senin (10/5/2021).

https://tendabiru21.net/movies/the-summers-of-it-chapter-two/

60 Persen Pemudik Positif Corona, Kok Jauh di Atas Positivity Rate Harian?

 Meski ada larangan untuk mudik lebaran, masih banyak warga yang nekat melanggarnya. Untuk mencegah penyebaran virus corona, pemerintah menyediakan tes acak pada beberapa pos penyekatan mudik.

Lewat tes acak tersebut, ditemukan ada 4.123 orang yang terkonfirmasi positif Corona di antara 6.724 pemudik, hal ini disampaikan oleh Airlangga Hartarto, Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) pada Senin (10/5/2021).


Angka ini jadi perbincangan, sebab artinya konfirmasi positif ditemukan pada 60 persen pemudik. Angka ini jauh di atas positivity rate harian di Indonesia.


Meski demikian, pakar epidemiologi dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, mengaku tak heran dengan temuan tersebut. Menurutnya, angka harian Corona di Indonesia justru terlalu rendah. Berdasarkan prediksi, seharusnya 10 kali lipat dari yang dilaporkan.


"Karena sebetulnya kasus yang terjadi di masyarakat lebih banyak, lebih tinggi, dari pemodelan epidemiologi itu setidaknya 10 kali dari yang dilaporkan, 50 ribu kasus, atau minimal itu 10 ribuan kasus harian itu," jelas Dicky saat dihubungi detikcom Selasa (11/5/2021).


Dicky memperkirakan selama ini banyak kasus di Indonesia yang tidak terdeteksi karena kurangnya testing dan tracing. Padahal, level corona di Indonesia sudah masuk tahap 'community transmission' menurut organisasi kesehatan dunia (WHO).


"Jadi kalau test positivity rate kita yang sekarang tinggi, sudah sangat tinggi, itu juga bisa sebetulnya lebih dari yang 15 persen ini," ungkapnya.


"Ditemukan 2/3 pemudik itu positif ya nggak usah kaget, memang kita ini dalam posisi sangat serius karena bom waktu sudah di mana-mana, kita sudah dalam community transmission ini sudah satu tahunan, itu level terburuk," tambahnya.


Dicky mengingatkan agar masyarakat menahan diri untuk mudik lebaran tahun ini jika tidak ingin terjadi ledakan COVID-19 seperti di India.


"Sangat berbahaya dan riskan dan berisiko melakukan perjalanan pada situasi saat ini, atau mudik. Intinya batasi mobilitas," himbaunya.


Peningkatan yang terjadi di India juga berawal dari klaster-klaster yang tidak terdeteksi. Oleh sebab itu saat jumlah tes ditingkatkan, tidak mustahil bila ditemukan lonjakan kasus yang besar di Indonesia setiap harinya.


"Karena kalau tes kita ditingkatkan ratusan ribu ketemu juga nggak usah heran sebetulnya karena memang sudah ada, hanya karena memang minim 3T kita ini sangat berbahaya," katanya.


Dicky menghimbau, untuk menurunkan angka positif tersebut perlu dilakukan pembatasan mobilitas, kerumunan, dan penerapan protokol kesehatan, tidak hanya bergantung kepada vaksinasi COVID-19.

https://tendabiru21.net/movies/it-chapter-two/


Tanda-tanda Baby Blues, Digambarkan Juga di Al-Quran


Setelah melahirkan, tak sedikit ibu yang kerap mengalami baby blues atau depresi ringan. Umumnya, gejala yang dirasakan setiap ibu akan berbeda-beda.

Sejumlah gejala tersebut bisa berupa depresi atau sedih, menangis secara tiba-tiba, perubahan suasana hati, mudah tersinggung, cemas, perasaan labil, sering menyalahkan diri sendiri, atau gangguan tidur serta nafsu makan.


Mengutip Health Harvard, meski baby blues merupakan hal umum dan bisa mereda, ibu yang mengalami depresi ini kerap kali menyembunyikannya. Biasanya, hal tersebut disebabkan oleh perasaan malu dengan adanya tekanan yang ia rasakan. Pasalnya, kebanyakan ibu merasa seharusnya momen tersebut merupakan momen bahagia dalam hidup mereka.


Sehingga, banyak ibu yang enggan untuk mengambil perawatan untuk mengatasi depresinya. Apabila tidak segera ditangani, maka baby blues bisa berakibat fatal pada kesehatan mental orang tua dan juga perkembangan anak.


"Tanda-tanda baby blues yaitu adanya kesedihan dan emosional. Kemudian gejala baby blues dapat memuncak setelah lima hari pasca melahirkan dan bertahan selama dua minggu setelah melahirkan," ujar Samantha Meltzer-Brody, MD, direktur program psikiatri perinatal di AS, dikutip dari HaiBunda.

https://tendabiru21.net/movies/hail-the-judge/