Selasa, 18 Mei 2021

Warning! Jatim Kemasukan 2 Mutasi Corona Baru, 'Impor' dari Malaysia

 Lagi-lagi, kasus mutasi Corona baru ditemukan di Indonesia. Hal ini mulanya diungkap Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, pada Senin (17/5/2021).

Dua kasus tersebut disebut Budi merupakan pekerja migran Indonesia yang baru tiba dari Malaysia. Keduanya sama-sama membawa variant of concern (VOC) yang diwaspadai dunia.


"Minggu lalu kita ketemu lagi dua mutasi baru, dua-duanya terjadi di Jatim," tutur Budi dalam konferensi pers Senin (17/5/2021).


"Dua-duanya merupakan pekerja migran Indonesia yang datang dari Malaysia, mereka bawa satu mutasi Afrika Selatan (Corona B1351) satu lagi dari London (Corona B117)," sambungnya.


Detail dua kasus mutasi Corona di Jatim


Jubir Satgas COVID-19 Jatim dr Makhyan Jibril menjelaskan kedua pekerja migran tersebut adalah TKI yang berasal dari Jember dan Sampang, Madura. Datang sejak 27 April lalu.


"Iya benar, dua varian baru itu dari PMI yang datang ke Jatim sejak 27 April kemarin. Varian UK PMI asal Jember dan Afsel itu PMI asal Sampang," katanya, saat dikonfirmasi detikcom, Senin (17/5/2021).


Kedua kasus varian baru Corona berdasarkan hasil genome sequencing dari ITD Unair. Adapun total TKI yang ditemukan positif Corona setiba di Jatim sebanyak 78 kasus.


Namun, 76 di antaranya terinfeksi Corona strain lama.


"PMI yang positif ada 78. Sebanyak 76 di antaranya, saat diperiksa, sampelnya masih varian lama. Sedangkan 2 PMI, saat sampelnya di-sequencing, menunjukkan varian baru," bebernya.

https://trimay98.com/movies/after-earth-1000-years-in-300-seconds/


Dua Kasus Meninggal Usai Vaksinasi di DKI, Salah Satunya Lansia


 Ada dua kasus meninggal dunia usai vaksinasi AstraZeneca di DKI Jakarta. Selain pria 22 tahun di Jakarta Timur Trio Fauqi Virdaus, ada lagi satu kasus Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) fatal usai disuntik vaksin Corona AstraZeneca yang dialami seorang lansia.

"Satu kasus Trio, satu lagi kasusnya sepertinya tidak terkait dengan vaksin AstraZeneca, lansia, tapi saya detailnya lupa," kata Ketua Komnas KIPI Prof Hindra Irawan Satari, dikutip dari CNNIndonesia, Senin (17/5/2021).


Kedua laporan tersebut kemudian menjadi catatan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk meninjau kembali keamanan vaksin Corona AstraZeneca, khususnya batch CTMAV547. Kini, uji toksisitas dan uji sterilitas terkait vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 tengah berlangsung dan diharapkan rampung akhir Mei 2021.


Sejauh ini, Prof Hindra mengklaim tak ada kasus yang meninggal akibat vaksin COVID-19 di Indonesia. Maka dari itu, seluruh vaksin Corona yang tiba di Indonesia, di luar batch terkait, disebutnya aman.


Penghentian sementara vaksin Corona AstraZeneca juga berdasarkan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurutnya, bilamana didapati efek samping serius hingga meninggal dunia pasca divaksin, perlu pemantauan lebih lanjut sebelum sejumlah dosis vaksin Corona diberikan.


"Sesuai pedoman WHO, kalau misal ada sampai yang meninggal, kemudian batch yang dipakai sama. Maka batch tersebut harus diuji toksisitas dan sterilitas oleh laboratorium yang certified dalam hal ini Indonesia punya BPOM," ujarnya.


Berapa banyak dosis yang dihentikan sementara?

Ada 448.480 dosis vaksin AstraZeneca yang dihentikan sementara, dari total 3.853.000 dosis vaksin yang tiba di Indonesia. Di luar dosis tersebut, Kementerian Kesehatan memastikan vaksin AstraZeneca tetap diberikan.


Hal serupa dikonfirmasi juru bicara vaksinasi COVID-19 Badan Pengawas Obat dan Makanan Lucia Rizka Andalusia. Batch vaksin AstraZeneca selain CTMAV547 tetap aman digunakan.

https://trimay98.com/movies/after-earth-a-fathers-legacy/

Duh! Studi Inggris Sebut Terapi Plasma Darah Corona Tak Efektif, Ini Alasannya

 Sebuah studi terbaru di Inggris menyebut terapi plasma darah untuk penyembuhan pasien Corona dinilai kurang efektif. Mengapa?

Dikutip dari jurnal The Lancet, studi yang dilakukan di 177 rumah sakit di Inggris ini melibatkan sebanyak 11.558 pasien Corona yang memenuhi syarat sebagai penerima terapi plasma darah. Kemudian, rentang waktu penelitiannya dimulai sejak 28 Mei 2020 sampai 15 Januari 2021.


Sejumlah pasien dibagi menjadi dua kelompok, ada yang menerima plasma darah dan juga yang tidak. Hasil menunjukkan, tak ada perbedaan signifikan soal angka risiko kematian pasien Corona dari pengamatan yang dilakukan selama 28 hari.


Dijelaskan, angka kematian pasien terapi plasma darah mencapai 1.399 orang, atau 24 persen dari 5.795 pasien. Sementara jumlah kematian pasien yang tidak menjalani terapi plasma darah adalah 1.408 orang, atau 24 persen dari 5.763 pasien.


"Rasio tingkat kematian selama 28 hari adalah serupa di semua sub kelompok pasien yang ditentukan sebelumnya, termasuk pada pasien tanpa antibodi SARS-CoV-2," tulis studi tersebut.


Penggunaan terapi plasma darah juga tidak berpengaruh secara signifikan pada proporsi pasien yang dipulangkan dari rumah sakit selama 28 hari. Artinya, terapi ini disebut tidak terlalu membantu dalam proses penyembuhan pasien.


Apabila dibandingkan, persentase tingkat kepulangan pasien Corona yang menerima terapi plasma darah mencapai 3.832 orang atau 66 persen. Sementara jumlah pasien sembuh yang tak menerima terapi plasma darah adalah 3.822 orang atau 66 persen.

https://trimay98.com/movies/after-earth/


Warning! Jatim Kemasukan 2 Mutasi Corona Baru, 'Impor' dari Malaysia


Lagi-lagi, kasus mutasi Corona baru ditemukan di Indonesia. Hal ini mulanya diungkap Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, pada Senin (17/5/2021).

Dua kasus tersebut disebut Budi merupakan pekerja migran Indonesia yang baru tiba dari Malaysia. Keduanya sama-sama membawa variant of concern (VOC) yang diwaspadai dunia.


"Minggu lalu kita ketemu lagi dua mutasi baru, dua-duanya terjadi di Jatim," tutur Budi dalam konferensi pers Senin (17/5/2021).


"Dua-duanya merupakan pekerja migran Indonesia yang datang dari Malaysia, mereka bawa satu mutasi Afrika Selatan (Corona B1351) satu lagi dari London (Corona B117)," sambungnya.


Detail dua kasus mutasi Corona di Jatim


Jubir Satgas COVID-19 Jatim dr Makhyan Jibril menjelaskan kedua pekerja migran tersebut adalah TKI yang berasal dari Jember dan Sampang, Madura. Datang sejak 27 April lalu.


"Iya benar, dua varian baru itu dari PMI yang datang ke Jatim sejak 27 April kemarin. Varian UK PMI asal Jember dan Afsel itu PMI asal Sampang," katanya, saat dikonfirmasi detikcom, Senin (17/5/2021).


Kedua kasus varian baru Corona berdasarkan hasil genome sequencing dari ITD Unair. Adapun total TKI yang ditemukan positif Corona setiba di Jatim sebanyak 78 kasus.


Namun, 76 di antaranya terinfeksi Corona strain lama.


"PMI yang positif ada 78. Sebanyak 76 di antaranya, saat diperiksa, sampelnya masih varian lama. Sedangkan 2 PMI, saat sampelnya di-sequencing, menunjukkan varian baru," bebernya.

https://trimay98.com/movies/son-on-the-run/