Senin, 24 Mei 2021

Inikah Penyebab Jamur Hitam Tiba-tiba Meledak di India?

 Infeksi jamur hitam di India meledak di tengah pandemi Corona. Perwakilan Kementerian Kesehatan menduga penggunaan obat steroid yang tak rasional jadi penyebabnya.

Dalam konferensi pers harian terkait COVID-19 pada Sabtu (22/5/2021) lalu, Kementerian Kesehatan India menyoroti bahwa kasus mucormycosis 'jamur hitam' bisa dicegah. Ini bisa terjadi, jika penggunaan obat steroid yang tidak wajar bisa dihentikan.


"Kami harus melawan mucormycosis. Penyakit itu sekarang telah menjadi wabah, karena menyerang pasien COVID-19. Peran steroid dalam (menyebabkan) mucormycosis tidak bisa disangkal," kata anggota Niti Aayog (kesehatan) VK Paul yang dikutip dari Hindustan Times, Senin (24/5/202!)


"Pemberian steroid dengan dosis yang tinggi dan pemberian dalam waktu yang lama adalah tidak rasional," lanjutnya.


Paul mengatakan penggunaan steroid itu bisa membantu menghindari komplikasi yang timbul akibat COVID-19. Tetapi, penggunaan dosis steroid yang tidak tepat bisa memicu munculnya penyakit mucormycosis pada manusia.


"COVID-19 juga mempengaruhi penderita diabetes dan mungkin ada alasan tambahan untuk mucormycosis. Negara-negara telah mengumumkan langkah-langkah untuk menahan penyakit. Semua langkah diambil untuk mengendalikan penyakit ini," jelas Paul.


Selain itu, sekretaris Kementerian Kesehatan Lav Agarwal mengatakan bahwa pemerintah telah meminta lima perusahaan untuk meningkatkan produksi Amphotericin-B, obat yang diperlukan untuk pengobatan COVID-19. Dia juga mengatakan pemerintah sudah memberikan izin kepada lima produsen tambahan untuk memproduksi obat tersebut.


Paul juga mengatakan bahwa mucormycosis sudah ada sebelum pandemi, tetapi itu penyakit langka.


Seperti yang diketahui, mucormycosis adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur mucormycetes yang bisa masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan atau cedera kulit. Hal ini dilaporkan banyak terjadi pada pasien COVID-19.


Umumnya, sistem kekebalan tubuh bisa menangkal penyakit jamur ini. Namun, penggunaan steroid yang tidak rasional selama pengobatan COVID-19, gula darah yang tidak terkontrol, dan adanya gangguan imunitas membuat seseorang berisiko tinggi tertular penyakit tersebut.


Sejauh ini, total kasus mucormycosis atau jamur hitam ini meningkat hampir 9.000 kasus. Setidaknya ada 15 negara bagian di India yang melaporkan kasus terkait penyakit ini.

https://cinemamovie28.com/movies/max-steel/


Alert! Corona Naik Terus sampai Juni, Sudah Ada Penularan Lokal Varian Baru


 Wakil Menteri Kesehatan dr Dante Saksono menyebut kenaikan kasus Corona di Indonesia selama empat hari terakhir dipicu dua faktor. Baik dari mobilitas hingga masuknya varian baru Corona di Indonesia.

"Mobilisasi penduduk ini angkanya diperkirakan akan meningkat pada minggu-minggu ini. Kita bisa melihat pada empat hari terakhir, peningkatan kasus baru itu mencapai di atas 5 ribu," bebernya dalam konferensi pers Senin (24/5/2021).


"Ini menunjukkan bahwa mobilisasi yang terjadi pasca Lebaran dan Ramadan sudah mulai terlihat tinggi. Di kalkulasi dan prediksi yang kita lakukan, mungkin akan mencapai peningkatannya sampai pertengahan Juni yang akan datang," lanjutnya.


Dante melanjutkan, sudah ada 54 kasus varian baru Corona yang diwaspadai dunia di RI. Adalah variant of concern Corona B1617, Corona B117, dan Corona B1351.


"54 kasus ini menyebar, 35 di antaranya adalah kasus yang berasal dari imigran, dari luar Indonesia, dan 19 kasus berasal dari Indonesia, jadi sudah ada penyebaran internal dari variant of concern tersebut," jelas Dante.


Dante meyakini mobilitas dan masuknya tiga VOC ke Indonesia akan memicu peningkatan kasus Corona beberapa hari ke depan. Maka dari itu, ia mengingatkan warga untuk tak lelah menerapkan protokol kesehatan, dan menjalani vaksinasi.

https://cinemamovie28.com/movies/my-sisters-idol-trainee-friends/

Viral Obat Cina COVID-19 Lianhua Qingwen Dilarang Beredar, Ini Penegasan BPOM

 Sempat beredar kabar bahwa obat Cina COVID-19 ditarik oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Obat tersebut bernama Lianhua Qingwen Capsules (LQC) yang dipercaya bisa mempercepat penyembuhan COVID-19.

BPOM meluruskan, tak semua produk LQC disetop. Tepatnya, yang dicabut izin edarnya adalah jenis LQC Donasi yang sempat diterbitkan oleh Badan Nasional Penanggulangan (BNPB) atas rekomendasi BPOM, melalui Sistem Layanan Perizinan Tanggap Darurat, Aplikasi Indonesia National Single Window (INSW).


Berdasarkan kajian, LQC Donasi diketahui mengandung ephedra, bahan yang dilarang penggunaannya dalam obat tradisional lantaran berpotensi memicu masalah kardiovaskular dan sistem saraf pusat.


"LQC Donasi (Tanpa Izin Edar Badan POM) hanya digunakan untuk mengobati gejala simptomatik, seperti mempercepat hilangnya demam dan gejala simptomatik lainnya. Berdasarkan hasil studi, LQC Donasi diketahui tidak menahan laju keparahan (severity), tidak menurunkan angka kematian, serta tidak mempercepat konversi swab test menjadi negatif," terang BPOM dalam rilis yang diterima detikcom, Senin (24/5/2021).


"Salah satu komposisi dari LQC Donasi (Tanpa Izin Edar Badan POM) adalah Ephedra. Ephedra merupakan bahan yang dilarang digunakan dalam obat tradisional (negative list) berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM Nomor: HK.00.05.41.1384 Tahun 2005 tentang Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar, dan Fitofarmaka karena dapat menimbulkan efek yang berbahaya pada sistem kardiovaskular dan sistem saraf pusat," sambungnya.


Berbeda dengan obat Cina COVID-19 jenis LQC yang terdaftar di BPOM, terbukti tak mengandung ephedra sebagaimana pada LQC Donasi. LQC ini tetap disetujui beredar oleh BPOM, dengan pertimbangan dapat membantu meredakan panas dalam, tenggorokan kering, dan meredakan batuk.


Obat ini memiliki aturan pakai sehari 3 kali 4 kapsul sesudah makan dan dapat digunakan tanpa resep dokter.


BPOM mengingatkan, masyarakat perlu berhati-hati menggunakan obat tradisional untuk menyembuhkan COVID-19.


"Selalu lakukan Cek KLIK. Pastikan kemasan dalam kondisi baik, baca seluruh informasi pada label produk, pastikan produk yang akan dibeli dan digunakan mempunyai Izin Edar dari BPOM dan pastikan tidak melewati masa kedaluwarsa," pungkas BPOM dalam keterangan terkait LQC obat Cina COVID-19.

https://cinemamovie28.com/movies/forbbiden-lust/


Inikah Penyebab Jamur Hitam Tiba-tiba Meledak di India?


Infeksi jamur hitam di India meledak di tengah pandemi Corona. Perwakilan Kementerian Kesehatan menduga penggunaan obat steroid yang tak rasional jadi penyebabnya.

Dalam konferensi pers harian terkait COVID-19 pada Sabtu (22/5/2021) lalu, Kementerian Kesehatan India menyoroti bahwa kasus mucormycosis 'jamur hitam' bisa dicegah. Ini bisa terjadi, jika penggunaan obat steroid yang tidak wajar bisa dihentikan.


"Kami harus melawan mucormycosis. Penyakit itu sekarang telah menjadi wabah, karena menyerang pasien COVID-19. Peran steroid dalam (menyebabkan) mucormycosis tidak bisa disangkal," kata anggota Niti Aayog (kesehatan) VK Paul yang dikutip dari Hindustan Times, Senin (24/5/202!)


"Pemberian steroid dengan dosis yang tinggi dan pemberian dalam waktu yang lama adalah tidak rasional," lanjutnya.


Paul mengatakan penggunaan steroid itu bisa membantu menghindari komplikasi yang timbul akibat COVID-19. Tetapi, penggunaan dosis steroid yang tidak tepat bisa memicu munculnya penyakit mucormycosis pada manusia.


"COVID-19 juga mempengaruhi penderita diabetes dan mungkin ada alasan tambahan untuk mucormycosis. Negara-negara telah mengumumkan langkah-langkah untuk menahan penyakit. Semua langkah diambil untuk mengendalikan penyakit ini," jelas Paul.


Selain itu, sekretaris Kementerian Kesehatan Lav Agarwal mengatakan bahwa pemerintah telah meminta lima perusahaan untuk meningkatkan produksi Amphotericin-B, obat yang diperlukan untuk pengobatan COVID-19. Dia juga mengatakan pemerintah sudah memberikan izin kepada lima produsen tambahan untuk memproduksi obat tersebut.


Paul juga mengatakan bahwa mucormycosis sudah ada sebelum pandemi, tetapi itu penyakit langka.

https://cinemamovie28.com/movies/el-fontanero-su-mujer-y-otras-cosas-de-meter/