Minggu, 30 Mei 2021

Bisa Berbahaya, Ini 5 Tanda Kerentaan pada Lansia yang Harus Dicegah

  Menua adalah proses alamiah yang terjadi pada manusia. Kesehatan yang menurun serta fisik yang tak sekuat saat muda membuat para lansia menjadi rentan mengalami sejumlah masalah. dr. Lazuardhi Dwipa, SpPD-KGer yang merupakan seorang ahli penyakit dalam dan konsultan geriatri menyebut setidaknya ada 2 masalah umum yang kerap menghampiri mereka yang sudah lanjut usia, yakni frailty dan sarcopenia.

"Ternyata masalah utama pada lansia kita ya frailty. Jadi penelitian terakhir menunjukkan 1 dari 5 lansia mengalami frailty. Ini real renta. Ini bahaya. Dulu 1 dari 10, sekarang 1 dari 5 di Indonesia," ujarnya dalam acara The First Virtual Tour Talkshow Experience yang digelar secara virtual melalui zoom, Sabtu (29/5/2021).

https://cinemamovie28.com/movies/the-turning-point/


Dalam bahasa Indonesia frailty berarti kerentaan atau kerapuhan. Sementara sarcopenia merupakan kondisi menurunnya massa otot disertai kenaikan jumlah lemak tubuh. Apabila keduanya dibiarkan, lanjut dia, lansia bisa berisiko mengalami patah tulang, hingga yang paling fatal yaitu imobilisasi.


"Apa akibatnya kalau kita biarkan si renta dan sarcopenia. Jatoh. Kalau lansia jatuh dia ada osteoporosis, patah tulang. Artinya nggak bisa jalan. Atau imobilisasi. Udah imobilisasi ini risiko terjadinya infeksi. Infeksinya paling sering COVID-19," terangnya.

Oleh karena itu menurutnya kondisi frailty atau kerentaan harus dicegah sejak awal dengan mengenali tanda-tandanya. Adapun 5 ciri renta pada lansia, pertama kelemahan otot yang ditandai dengan kesulitan para lansia saat menaiki 10 anak tangga.


"Jadi harus istirahat atau dibantu. Bilang ada ini, maka skornya 1. Yang kedua aktivitas. Artinya aktivitasnya gampang lelah. Kalau mengalami lelah sepanjang waktu, atau sebagian besar kasih skor 1," paparnya.


Lalu, ciri ketiga yaitu memiliki lebih dari 4 penyakit. Biasanya di usia senja orang tua mengalami sejumlah masalah kesehatan, seperti hipertensi, diabetes, penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal jantung, nyeri dada, nyeri sendi, dan lain sebagainya. dr. Lazuardhi mengatakan jika lansia mengalami 5 dari penyakit tersebut maka mendapat skor 1.


Kemudian tanda lainnya yakni performa fisik yang semakin menurun. Misalnya saat lansia tidak sanggup jalan meski hanya sejauh 100 sampai 200 meter. Atau saat mereka harus dibantu dengan tongkat untuk berjalan.


Selanjutnya jika lansia mengalami kondisi malnutrisi atau kekurangan gizi. dr. Lazuardhi menjelaskan malnutrisi ini bisa ditandai dengan penurunan berat badan hingga lebih dari 5 persen secara tiba-tiba.


"Misalnya berat badan 60 kg. Turun 5 kg saja itu sudah termasuk malnutrisi. Jadi penurunan yang kita lihat, bukan berat badannya saja. Kalau 3 atau lebih (tanda-tanda) kita bilang renta," terangnya.


Diungkapkannya kelima tanda tadi juga digunakan sebagai penentu apakah lansia bisa ikut vaksinasi Corona atau tidak. "Jadi kalau 3 atau lebih, jangan dulu divaksin. Obati dulu penyakitnya, nanti performa fisik naik, resistensi naik," katanya.


Meski begitu, dr. Lazuardhi meminta agar para lansia jangan terlalu cemas. Sebab kerentaan atau tua renta bukanlah harga mati, melainkan bisa diobati. Di samping berolahraga, cara yang ampuh untuk mengatasi kondisi renta pada lansia adalah melalui pemenuhan asupan gizi harian.


"Kemenkes menyarankan piring sehat untuk lansia. Bisa untuk semua orang dengan segala penyakit. Piring dibagi jadi 3 bagian. Seperempat (piring) itu karbohidrat. Kemudian protein harus seperempat juga, terdiri dari protein hewani dan nabati. Kemudian setengahnya porsi sayur-sayuran dan buah," ujarnya.


Apabila karena satu dan lain hal lansia gagal memenuhi kebutuhan gizinya, maka bisa mengganti sumber makanan lewat suplemen atau oral nutritional supplement yang memiliki bentuk cair namun tetap tinggi kalori dan protein. Sehingga mudah dikonsumsi dan dicerna.


Untuk diketahui, The First Virtual Tour Talkshow Experience merupakan acara yang dipersembahkan oleh Kalbe Nutritionals, bertepatan dengan Hari Lansia Nasional. Adapun topik yang diangkat yaitu Peran Nutrisi Harian untuk Lansia agar Tetap Aktif dan Fit.

https://cinemamovie28.com/movies/doppel/

7 Titik Super Sensitif yang Bikin Wanita 'Melayang-layang' Saat Bercinta

  Kata siapa wanita susah orgasme? Beberapa mungkin memang punya masalah yang membuat orgasme susah tercapai, tetapi sebagian di antaranya diyakini cuma belum menemukan titik sensitifnya saja.

Kunci untuk mendapatkan orgasme yang dahsyat adalah rangsang yang cukup di titik yang tepat. Nah, pada wanita titiknya bisa berbeda-beda. Masing-masing individu memilikinya di tempat tertentu yang tidak selalu sama.


Meski begitu, ada beberapa titik yang umumnya lebih sensitif dibanding bagian tubuh lain. Di antaranya sebagai berikut.


1. Payudara

Sudah bukan rahasia, payudara adalah titik super sensitif yang pertama. Khususnya di area puting, rangsang yang cukup di area tersebut bisa meningkatkan gairah dan kenikmatan seksual.


Tapi disarankan untuk tidak terburu-buru, terlalu agresif merangsang payudara terkadang malah bikin terasa tidak nyaman.


2. Tengkuk dan leher

Dikutip dari WebMD, tengkuk dan leher memiliki banyak sekali ujung saraf yang super sensitif. Tekanan atau bahkan sentuhan lembut di area tersebut bisa membangkitkan gairah seks yang meledak-ledak.


3. Vagina dan sekitarnya

Klitoris adalah titik sensitif paling umum di area genital wanita. Tapi nggak cuma itu lho, eksplorasi area tersebut untuk menemukan titik-titik super sensitif lainnya.


4. Punggung

Sama seperti tengkuk, punggung juga memiliki banyak simpul saraf yang sensitif. Sembari memijat untuk meredakan penat, berikan stimulasi erotis sebagai pemanasan menuju sesi bercinta.


KLIK DI SINI UNTUK KE HALAMAN SELANJUTNYA

https://cinemamovie28.com/movies/i-am-a-naughty-woman/


Bisa Berbahaya, Ini 5 Tanda Kerentaan pada Lansia yang Harus Dicegah


 Menua adalah proses alamiah yang terjadi pada manusia. Kesehatan yang menurun serta fisik yang tak sekuat saat muda membuat para lansia menjadi rentan mengalami sejumlah masalah. dr. Lazuardhi Dwipa, SpPD-KGer yang merupakan seorang ahli penyakit dalam dan konsultan geriatri menyebut setidaknya ada 2 masalah umum yang kerap menghampiri mereka yang sudah lanjut usia, yakni frailty dan sarcopenia.

"Ternyata masalah utama pada lansia kita ya frailty. Jadi penelitian terakhir menunjukkan 1 dari 5 lansia mengalami frailty. Ini real renta. Ini bahaya. Dulu 1 dari 10, sekarang 1 dari 5 di Indonesia," ujarnya dalam acara The First Virtual Tour Talkshow Experience yang digelar secara virtual melalui zoom, Sabtu (29/5/2021).


Dalam bahasa Indonesia frailty berarti kerentaan atau kerapuhan. Sementara sarcopenia merupakan kondisi menurunnya massa otot disertai kenaikan jumlah lemak tubuh. Apabila keduanya dibiarkan, lanjut dia, lansia bisa berisiko mengalami patah tulang, hingga yang paling fatal yaitu imobilisasi.


"Apa akibatnya kalau kita biarkan si renta dan sarcopenia. Jatoh. Kalau lansia jatuh dia ada osteoporosis, patah tulang. Artinya nggak bisa jalan. Atau imobilisasi. Udah imobilisasi ini risiko terjadinya infeksi. Infeksinya paling sering COVID-19," terangnya.

Oleh karena itu menurutnya kondisi frailty atau kerentaan harus dicegah sejak awal dengan mengenali tanda-tandanya. Adapun 5 ciri renta pada lansia, pertama kelemahan otot yang ditandai dengan kesulitan para lansia saat menaiki 10 anak tangga.


"Jadi harus istirahat atau dibantu. Bilang ada ini, maka skornya 1. Yang kedua aktivitas. Artinya aktivitasnya gampang lelah. Kalau mengalami lelah sepanjang waktu, atau sebagian besar kasih skor 1," paparnya.


Lalu, ciri ketiga yaitu memiliki lebih dari 4 penyakit. Biasanya di usia senja orang tua mengalami sejumlah masalah kesehatan, seperti hipertensi, diabetes, penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal jantung, nyeri dada, nyeri sendi, dan lain sebagainya. dr. Lazuardhi mengatakan jika lansia mengalami 5 dari penyakit tersebut maka mendapat skor 1.

https://cinemamovie28.com/movies/doctor-mack/