Selasa, 01 Juni 2021

Awal Mula Pendiri Xiaomi Jadi Fans Berat Steve Jobs

 - Steve Jobs memang menginspirasi banyak orang, termasuk para pentolan di jagat teknologi. Salah satunya adalah pendiri dan bos Xiaomi, Lei Jun.

Sudah bukan rahasia lagi kalau Lei Jun adalah penggemar berat Stevs Jobs. Terutama pada masa-masa awal Xiaomi, Lei Jun suka memakai busana simpel ala Jobs kala tampil di panggung, yaitu celana jeans dan kaos. Tapi ternyata bukan itu saja.


Lei Jun lahir 16 Desember 1969. Ia besar di dekat Wuhan, kota industri suram dan kuliah ilmu komputer di Wuhan University. Nah tahun 1987 di masa mahasiswa itu, Lei membaca di perpustakaan kampusnya buku tentang Jobs berjudul Fire in the Valley: The Making of the Personal Computer. Ia pun terinspirasi oleh sang legenda.


"Aku sangat terpengaruh oleh buku itu dan aku jadi ingin mendirikan sebuah perusahaan yang berkualitas. Jadi aku berencana kuliah secepat mungkin," sebut Lei yang dikutip detikINET dari NYTimes, Minggu (9/5/2021).


"Steve Jobs punya pengaruh amat besar pada diriku. Dia menginspirasiku untuk membangun sebuah perusahan yang berdampak pada dunia," katanya dalam wawancara lain.


Selesai kuliah dalam dua tahun, Lei Jun diterima bekerja di perusahaan software China Kingsoft. Karirnya menanjak cepat dan menjadi CEO Kingsoft pada tahun 1998. Ia memang pandai TI sekaligus marketing.


Puas bekerja, Lei ingin mewujudkan cita-citanya mendirikan perusahaan sendiri. Singkat cerita, setelah berhasil mendapat pendanaan awal sekitar USD 41 juta, Xiaomi meluncurkan smartphone pertamanya pada tahun 2011 yang dinamai MI-1 yang laku keras, ludes hanya dalam dua hari.


Inspirasi Steve Jobs makin nyata karena di masa-masa awal itu, desain smartphone Xiaomi dinilai mirip dengan iPhone. Walaupun harganya tak bisa dibandingkan, Xiaomi selalu memasang banderol murah.


Lei sebenarnya pernah membantah Xiaomi meniru Apple atau dirinya mencontek gaya Jobs, semata hanya mengaguminya. Walaupun demikian, ia memang selalu terang-terangan memuja sang pendiri Apple.


"Saya yakin Steve Jobs adalah salah satu pria hebat di zaman ini. Dia meninggalkan Apple selama 12 tahun. Dan ketika kembali, dia tetap bersinar terang," cetus Lei Jun dalam sebuah kesempatan.

https://tendabiru21.net/movies/heart/


Satu Laptop, Satu Siswa, Bantu Calon Desainer Grafis Andal RI


Sebanyak 70 komputer dan laptop diserahkan oleh BenihBaik.com dan CodingCamp.id untuk sepuluh sekolah menengah kejuruan di SMK Forward Nusantara. Harapannya, bantuan ini bisa menjadi sarana penunjang pendidikan untuk mengakses berbagai materi ajar yang tersedia gratis di internet.

Dalam program bertajuk 'Satu Laptop, Satu Siswa' ini, para siswa juga akan menerima beragam pelatihan komputasi, seperti pelatihan coding dan desain visual, yang akan menjadi penunjang produktivitas dan literasi digital untuk meningkatkan nilai serapan di dunia kerja.


Dalam hal ini, keberadaan ahli coding dinilai sangat penting untuk membangun dan mengembangkan industri digital di Indonesia. Untuk itu, kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang ahli dalam bidang coding juga harus dibentuk sedini mungkin.


Di sisi lain, peran grafis desainer juga dinilai memiliki andil besar dalam kemajuan industri kreatif Tanah Air, di mana mereka berkaitan erat dengan branding, materi tampilan, desain katalog, dan masih banyak lagi. Tentunya, keberhasilan para desainer juga akan memberikan pengaruh besar terhadap subsector ekonomi kreatif lainnya.

https://tendabiru21.net/movies/fallen-hearts/

Berapa Jumlah Minimum Orang yang Diperlukan untuk Selamat dari Kiamat?

  Perang nuklir, hantaman asteroid, hingga bencana alam yang tidak bisa kita prediksi, sewaktu-waktu bisa menyebabkan kiamat yang mengakhiri kehidupan Bumi, termasuk manusia. Para ilmuwan mencoba memperkirakan, dengan asumsi ada beberapa yang selamat, berapa banyak orang yang dibutuhkan untuk mempertahankan spesies kita?

Jawaban singkatnya adalah, tergantung. Bencana yang berbeda akan menciptakan kondisi hari kiamat yang berbeda pula untuk populasi manusia bertahan hidup. Namun hasil studi ini menyimpulkan populasi yang sangat kecil dapat menyelamatkan spesies kita.

https://tendabiru21.net/movies/forced-nightmare/


Misalnya, perang nuklir dapat memicu musim dingin nuklir. Dampaknya, korban yang selamat akan menghadapi suhu musim panas yang beku dan kelaparan global, belum lagi terkena paparan radiasi.


Dengan mengesampingkan beberapa kondisi ini dan berfokus pada ukuran populasi, jumlah minimum orang yang tersisa kemungkinan besar sangat kecil dibandingkan dengan sekitar 7,8 miliar populasi manusia yang hidup saat ini.


"Dengan populasi di bawah ratusan, Anda mungkin bisa bertahan selama berabad-abad. Dan banyak populasi kecil semacam itu bertahan selama berabad-abad dan mungkin ribuan tahun," kata Cameron Smith, asisten profesor di Department of Anthropology, Portland State University, Oregon, AS, dikutip dari Live Science.


Penelitian Smith tentang peradaban manusia purba dan kolonisasi luar angkasa memberinya wawasan yang cukup bagus tentang hal ini. Dia memperkirakan kota-kota besar akan menjadi yang paling rentan jika peradaban global runtuh. Pasalnya, wilayah ini mengimpor hampir semua makanan dan sangat bergantung pada listrik. Oleh karena itu, populasi yang bertahan hidup kemungkinan besar akan menyebar untuk mencari sumber daya.


Selama periode Neolitik awal sekitar 12.000 tahun yang lalu ketika manusia mulai bertani, ada banyak desa kecil di seluruh dunia dengan populasi mulai dari ratusan hingga sekitar 1.000 individu.


"Itu adalah populasi yang cukup mandiri, tapi saya curiga mereka juga memiliki hubungan perkawinan dengan penduduk dari desa lain. Dan dalam skenario apokaliptik, saya membayangkan hal yang sama akan terjadi," ujarnya.


Populasi yang bertahan hanya beberapa ratus orang, akan membutuhkan pernikahan agar tidak punah. Perkawinan sedarah, atau perkawinan antara individu yang berkerabat dekat, merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi populasi kecil.


Salah satu contoh dari konsekuensi perkawinan sedarah ditunjukkan dengan jatuhnya Dinasti Habsburg Spanyol yang memerintah selama abad ke-16 dan ke-17. Dinasti tersebut berupaya mempertahankan pernikahan dalam keluarga hingga tahun 1700.


Garis keturunan kemudian berakhir saat Raja Charles II diketahui tak subur. Kendati demikian, manusia berpotensi mempersiapkan populasi untuk selamat dari kiamat dengan melakukan pencegahan potensi bencana.


"Jika bencana akan terjadi, kita ingin memiliki beberapa perlindungan ini, sehingga setidaknya beberapa populasi dapat melanjutkan, dan beberapa ukuran peradaban manusia dapat berlanjut," kata Seth Baum, salah satu pendiri dan direktur eksekutif Global Catastrophic Risk Institute.


Faktor penting dalam perlindungan apa pun adalah kemampuan untuk mengisolasi kelompok dari apa pun yang menyebabkan kerugian, menurut Baum. Misalnya, negara-negara kepulauan tertentu, seperti Selandia Baru dan Australia, telah secara efektif mengubah diri mereka menjadi tempat perlindungan berskala besar selama pandemi virus Corona dengan mencegah sebagian besar virus keluar.

https://tendabiru21.net/movies/martial-arts-master-wong-fei-hung/