Nilai Dogecoin anjlok dari rekor tertinggi setelah penampilan perdana Elon Musk di acara Saturday Night Live (SNL).
Menurut data Coinbase, mata uang kripto yang terinspirasi meme ini merosot 30%. Nilai Dogecoin menjadi USD 0,47 atau kisaran Rp 6.713.
Padahal selama penampilannya di SNL, Musk selalu menggembar-gemborkan Dogecoin. Pada sketsa Weeked Update misalnya, dia mengatakan Dogecoin bakal mengambil alih dunia. Musk pun sempat menyebut lagi dirinya sebagai Dogefather.
Namun ketika pembawa acara Michael Che dan Colin Jost menanyakan apakah Dogecoin hanya sebuah keributan. Bos SpaceX dan Tesla ini mengamini.
"Iya, itu hanya hiruk pikuk," ujarnya sembari tertawa.
Sebelumnya gegara tweet Musk soal penampilannya di SNL bikin nilai tukar Dogecoin meroket pada akhir April. "The Dogefather. SNL 8 Mei," kicaunya kala itu.
Harga Dogecoin langsung terkerek hingga 41 persen dan dalam sepekan, harga meroket sampai 132,7 persen.
Dogecoin telah menarik pengikut di antara pedagang ritel yang menggunakan aplikasi perdagangan saham Robinhood, yang juga memiliki fitur kripto.
Penggemar Dogecoin pun makin banyak, bahkan telah meminta aplikasi perdagangan saham Robinhood untuk memunculkan fitur yang memungkinkan mereka menarik kepemilikan berbagai mata uang kripto, tak terkecuali Dogecoin.
https://cinemamovie28.com/movies/a-stranger-of-mine/
Ngeri! Kota Meksiko Amblas Sampai 50 Cm per Tahun
Lebih dari 100 tahun ibu kota Meksiko yaitu Mexico City tenggelam drastis. Kini tingkat tenggelamnya sampai pada tahap mengkhawatirkan yakni 50 cm per tahun.
Kota Meksiko tenggelam karena pembuangan air dari tanah tempat dibangunnya. Sebuah studi baru yang diterbitkan di JGR Solid Earth menunjukkan bahwa tidak ada harapan untuk membalikkannya keadaan tingkat penyusutan Kota Meksiko.
Kota Meksiko dibangun di atas kota Aztec Tenochtitlan dan Danau Texcoco. Suku Aztec memiliki tanggul untuk memisahkan air tawar dan menghentikan banjir, tetapi tanggul tersebut hancur selama invasi kolonial Spanyol dan pengepungan kota pada tahun 1500-an. Setelah itu, Spanyol mengeringkan danau dan hanya sebagian kecil yang tersisa untuk mengurangi penyusutan.
Pada tahun 1900-an, kota ini tenggelam dengan kecepatan 9 cm (3,5 inch) setahun. Sejak akhir 1950-an, ketika angka itu naik menjadi 29 cm (11,4 inch) setahun. Sementara Meksiko sudah melakukan upaya untuk membantu memperlambat tingkat tenggelamnya untuk sementara waktu, itu tidak menghentikannya penyusutannya. Untuk sementara, penyusutan memang kembali menjadi 9 cm, tetapi dalam dua dekade terakhir malah naik ke 50 cm di beberapa bagian kota.
Sekarang, peneliti yakin bahwa jumlah air yang dibuang tidak lagi mempengaruhi tingkat penurunan muka tanah, sebagaimana dilansir IFL Science, Senin (10/5/2021).
Tim menggunakan data leveling selama 115 tahun yang dikombinasikan dengan pendekatan yang lebih modern seperti Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) yang dikumpulkan selama 24 tahun terakhir dan data GPS dari 14 tahun terakhir. Hasilnya menunjukkan tidak ada deformasi elastis yang signifikan, yang menunjukkan bahwa penurunan permukaan tanah hampir sepenuhnya tidak dapat diubah
