Kamis, 03 Juni 2021

Bagaimana Jamur Hitam Menginfeksi Pasien COVID-19? Profesor Ini Menjelaskannya

 Selain pandemi COVID-19, wabah infeksi jamur hitam atau mucormycosis juga tengah mengamuk di India. Para ahli terus mencari tahu bagaimana itu bisa banyak terjadi pada pasien COVID-19.

Profesor penyakit menular di Universitas Manchester David Denning mengatakan pemberian obat steroid yang berlebihan itu menjadi salah satu penyebab infeksi jamur hitam. Hal itu bisa menekan sistem kekebalan tubuh seseorang.


"Ini menekan sistem kekebalan, sehingga tubuh Anda tidak mampu melawan infeksi," kata Prof Denning yang dikutip dari Inews.co.uk, Selasa (2/6/2021).


Infeksi COVID-19 tersebut mempengaruhi lapisan paru-paru dan iritasi pada saluran udara, serta di bagian belakang hidung. Saat pasien COVID-19 tidak bisa mencium apapun, bisa menjadi kesempatan untuk jamur tersebut masuk.


"Pasien COVID-19 tidak bisa mencium dengan baik dan tidak bisa merasakan... itu memungkinkan jamur masuk," lanjutnya.


Bagaimana mengatasinya?

Prof Denning mengatakan kematian akibat jamur hitam lebih tinggi daripada jamur putih. Pada jamur putih mencapai 75-80 persen, sedangkan jamur hitam 99 persen.


Namun pengobatan yang tepat, angka kematian akibat jamur putih bisa turun 30 persen. Sementara pada jamur hitam bisa turun hingga 50 persen.


"Dengan mucormycosis (jamur hitam), jika tidak diobati hampir semua orang mati. Hanya yang berhasil lolos adalah kasus ringan di mana diabetes benar-benar terkontrol dengan baik," ujar Prof Denning.


"Anda harus menjalani operasi untuk mucormycosis, tidak bisa hanya dengan minum obat. Orang-orang akhirnya akan kehilangan mata atau hidung mereka agar bisa bebas dari jamur. Itu (infeksi) bisa naik ke otak dan berakibat fatal," pungkasnya.

https://tendabiru21.net/movies/pedicab-driver/


Niat Bikin 'Wine Ular', Pria di China Malah Kritis Kena Bisanya


 Seorang pria berusia 63 tahun dari China Timur berada dalam kondisi kritis setelah digigit seekor ular berbisa ketika ia mencoba menangkap ular untuk membuat bir dari bisanya.

Dilaporkan Newsweek, pria yang bermarga Yu ini harus menjalani perawatan darurat untuk menyelamatkan lengannya. Setelah digigit, Yu dilarikan ke Rumah Sakit Hangzhou di provinsi Zhejiang menyusul insiden yang dilaporkan tetangganya.


Kala itu Yu tengah berjalan-jalan setelah makan siang ketika tetangganya melihat ular berbisa di luar rumahnya. Spesies ini dikenal sebagai Chinese Copperhead ata 'ular seratus langkah', yang menunjukkan jumlah langkah yang dapat diambil korban sebelum menyerah pada racun.


Yu pertama kali ingin membunuh ular itu dengan sekop tetapi berubah pikiran pada menit terakhir dan memutuskan untuk menangkapnya untuk membuat wine dari bisa ular. Sayangnya, ketika dia memutuskan untuk mengambil ular berbisa dan memasukkannya ke dalam karung, ular itu menggigit pergelangan tangan kanannya.


Wine bisa ular dibuat dengan memasukkan seluruh ular ke dalam toples anggur beras atau alkohol lainnya. Cara lain adalah dengan meminum darah ular yang telah dicampur dengan empedu dan alkohol.


Yu mencoba menyedot racunnya dan mencuci lukanya dengan air bersih, tetapi segera setelah itu, gusinya mulai berdarah, dan bibirnya mati rasa. Tak lama kemudian dia mengalami gejala termasuk sesak di dada dan kesulitan bernapas.


Beruntung, meski lengan kanannya bengkak, kondisi Yu dikatakan stabil untuk saat ini. Rumah sakit tidak mengatakan kapan dia akan dipulangkan.

https://tendabiru21.net/movies/sex-and-the-city/

Viral Hoax Makan Bawang 3 Kali Sehari Sembuhkan Corona, Ini Faktanya

 Beberapa waktu lalu beredar narasi viral makan bawang merah tiga kali sehari dan memakai perasan air lemon bisa menyembuhkan infeksi COVID-19. Narasi ini mulanya berasal dari cuitan akun Pam Vredenburg di akun Facebook.

"Makanlah bawang merah 3 kali sehari, balurkan garam di dekat hidung. Tidur dengan posisi tengkurap selama 2 jam. Teteskan air perasan lemon ke hidung untuk melawan COVID-19," demikian narasi viral yang dipastikan hoax, dikutip dari laman resmi Satgas COVID-19.


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memastikan tidak ada bukti ilmiah terkait hal tersebut. Dikutip dari Times Now, dokter spesialis onkologi Rumah Sakit Wockhardt, Mira Road, Mumbai, dr Chandra Veer Singh juga menjelaskan meneteskan air perasan lemon ke hidung malah bisa menyebabkan sinusitis.


Ada juga risiko seperti iritasi hingga peradangan saluran pernapasan. Klaim serupa juga viral di India. Belakangan, pemerintah India pun memastikan tak ada bukti ilmiah bawang merah mengobati Corona.


Kerap ramai diperbincangkan di media sosial, penggunaan perasan air lemon juga tidak meningkatkan kekebalan atau mencegah infeksi COVID-19.


Akun Twitter resmi PIB Fact Check merilis pernyataan terkait hoax tersebut.


"Sebuah video sedang dibagikan di media sosial yang mengklaim bahwa memasukkan 2 tetes jus lemon ke dalam hidung akan segera membunuh virus Corona. Klaim yang dibuat dalam video adalah palsu. Tidak ada bukti ilmiah bahwa infeksi COVID-19 dapat hilang dengan meneteskan perasan lemon ke hidung," jelas departemen informasi publik India, PIB.

https://tendabiru21.net/movies/encounters-of-the-spooky-kind-ii/


Bagaimana Jamur Hitam Menginfeksi Pasien COVID-19? Profesor Ini Menjelaskannya


Selain pandemi COVID-19, wabah infeksi jamur hitam atau mucormycosis juga tengah mengamuk di India. Para ahli terus mencari tahu bagaimana itu bisa banyak terjadi pada pasien COVID-19.

Profesor penyakit menular di Universitas Manchester David Denning mengatakan pemberian obat steroid yang berlebihan itu menjadi salah satu penyebab infeksi jamur hitam. Hal itu bisa menekan sistem kekebalan tubuh seseorang.


"Ini menekan sistem kekebalan, sehingga tubuh Anda tidak mampu melawan infeksi," kata Prof Denning yang dikutip dari Inews.co.uk, Selasa (2/6/2021).


Infeksi COVID-19 tersebut mempengaruhi lapisan paru-paru dan iritasi pada saluran udara, serta di bagian belakang hidung. Saat pasien COVID-19 tidak bisa mencium apapun, bisa menjadi kesempatan untuk jamur tersebut masuk.


"Pasien COVID-19 tidak bisa mencium dengan baik dan tidak bisa merasakan... itu memungkinkan jamur masuk," lanjutnya.


Bagaimana mengatasinya?

Prof Denning mengatakan kematian akibat jamur hitam lebih tinggi daripada jamur putih. Pada jamur putih mencapai 75-80 persen, sedangkan jamur hitam 99 persen.


Namun pengobatan yang tepat, angka kematian akibat jamur putih bisa turun 30 persen. Sementara pada jamur hitam bisa turun hingga 50 persen.


"Dengan mucormycosis (jamur hitam), jika tidak diobati hampir semua orang mati. Hanya yang berhasil lolos adalah kasus ringan di mana diabetes benar-benar terkontrol dengan baik," ujar Prof Denning.


"Anda harus menjalani operasi untuk mucormycosis, tidak bisa hanya dengan minum obat. Orang-orang akhirnya akan kehilangan mata atau hidung mereka agar bisa bebas dari jamur. Itu (infeksi) bisa naik ke otak dan berakibat fatal," pungkasnya.

https://tendabiru21.net/movies/swordsman/