Belum lama ini YouTube mengumumkan telah menyiapkan dana sebesar USD 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun untuk pengguna Shorts, aplikasi yang dihadirkan untuk menyaingi kepopuleran TikTok.
"Dana ini adalah langkah pertama dalam perjalanan kami membangun model monetisasi jangka panjang untuk Shorts di YouTube," tulis YouTube dalam postingan blognya seperti dikutip detikINET dari CNBC.
Dana tersebut adalah upaya YouTube untuk mencoba membangun basis pengguna dan kreator di Shorts. Short sendiri dihadirkan untuk dapat bersaing dengan TikTok, Snap dan Reels dari Instagram.
Google sebagai perusahaan induk Youtube, mengumumkan bahwa Shorts sudah berhasil menghasilkan pendapatan sebesar USD 6,5 miliar pemutaran setiap hari secara global.
Shorts sendiri telah diluncurkan secara resmi di AS pada awal Mei, setelah meluncurkan versi betanya pada awal tahun 2021.
Untuk dana Rp 1,4 triliun ini YouTube akan mulai mendistribusikan dana tersebut untuk para kreator mulai bulan depan dan akan berlangsung hingga sampai tahun 2022.
Untuk mendapatkan uang dari YouTube dikatakan kreator dapat menciptakan konten yang unik dan digemari oleh komunitas pengguna YouTube.
YouTube mengatakan akan menjangkau ribuan pembuat konten setiap bulan yang menerima keterlibatan dan penayangan paling banyak. Ini juga akan meminta pembuat konten untuk berbagi masukan tentang performa Shorts.
https://nonton08.com/movies/romantic-dream/
Survei: Jakarta Adalah Kota Berisiko di Dunia!
Berdasarkan hasil survei 99 dari 100 kota paling berisiko di dunia itu ada di Asia. Dan, Jakarta yang merupakan ibu kota negara Indonesia berada di urutan pertama sebagai kota paling berisiko.
Menurut laporan terbaru Verisk Maplecroft, telah mengurutkan 576 kota terbesar di dunia yang rentang terhadap berbagai macam lingkungan dan iklim. Meski China dan India 'menyumbangkan' masing-masing 37 kota dan 43 kota mereka masuk kategori kota berisiko, parahnya Jakarta ada di urutan teratas.
"Data kami mengungkapkan Jakarta adalah kota berisiko, tetapi di seluruh dunia 414 kota - dengan lebih dari 1,4 miliar penduduk - dianggap berisiko tinggi atau ekstrim dari kombinasi polusi, persediaan air yang menipis, tekanan panas ekstrem, bahaya alam, dan kerentanan terhadap perubahan iklim," kata Verisk Maplecroft.
Verisk Maplecroft mengungkapkan dengan meningkatnya emisi yang mendorong risiko terkait cuaca dan populasi yang tumbuh di banyak kota di seluruh dunia berkembang, risiko terhadap warga negara, aset nyata, dan operasi komersial akan meningkat.
Persoalan polusi menjadi ancaman utama bagi kesehatan penduduk perkotaan. Sebab, udara yang berbahaya menyebabkan hampir satu dari lima kematian di India pada tahun 2019, mengakibatka kerugian ekonomi sebesar USD 36 miliar.
Sedangkan, permasalahan ketersediaan air di kota pun tak kalah mengancam. Air yang tercemar berdampak kerugian hampir USD 9 miliar biaya kesehatan tahunan dan angka kematian mencapai 400 ribu orang setiap tahunnya.
"Kota berkinerja terburuk dalam peringkat, Jakarta, yang juga dilanda udara yang parah, tetapi yang memperburuk adalah ancaman abadi dari aktivitas seismik dan banjir," ujar Verisk Maplecroft.