Jumat, 11 Juni 2021

Pengakuan Gofar Hilman Soal 100 Cewek dan Risiko Gonta-ganti Pasangan

 Di tengah tuduhan pelecehan seks, presenter Gofar Hilman mendapat sorotan tajam terkait pengakuan pernah berhubungan dengan 100 cewek. Suatu saat di masa mudanya, Gofar mengaku punya obsesi yang ingin diwujudkannya.

"Suatu hari gua punya cita-cita, umur 21 gue harus sama 100 cewek. Kejadian," kata Gofar Hilman dalam sebuah wawancara beberapa bulan lalu, yang kemudian viral lagi menyusul tuduhan pelecegan seksual.


Terkait pengakuan ini, Gofar mengatakan sudah melakukan berbagai tes untuk mendeteksi penyakit menular. Tak bisa dipungkiri, berbagai risiko kesehatan bisa muncul pada perilaku gonta-ganti pasangan.


Di antara seperti dirangkum detikcom sebagai berikut:


1. Penyakit menular seksual

Ada berbagai macam penyakit infeksi yang ditularkan secara seksual. Mulai dari kencing nanah atau gonorrhea, sifilis atau raja singa, hingga jamur clamidia. Risikonya meningkat pada orang dengan perilaku seksual tidak aman, termasuk gonta-ganti pasangan.


2. Kanker

Lho, kanker kan termasuk penyakit tidak menular (PTM) atau non communicable disease? Sebagian besar iya, tetapi ada satu jenis kanker yang penyebabnya dipastikan bisa menular yakni kanker serviks. Jenis kanker paling mematikan pada wanita ini disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV) yang menular lewat hubungan seks.


3. Efek psikologis

Risiko depresi dan gangguan kecemasan meningkat pada perilaku gonta-ganti pasangan. Sebuah riset menunjukkan, konsumsi alkohol berlebihan dan penyalahgunaan obat-obatan kerap menyertai perilaku berganti-ganti pasangan.

https://kamumovie28.com/movies/perfect/


Ivermectin Obat Apa Sih, Penangkal COVID-19 atau Obat Cacing?


Obat Invermectin belakangan ini sedang banyak diperbincangkan. Dikenal sebagai obat untuk infeksi kecacingan, tetapi kini banyak disebut sebagai obat COVID-19. Sebenarnya Ivermectin obat apa?

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah menegaskan, penggunaan Ivermectin sebagai obat COVID-19 masih butuh uji klinis lebih lanjut. Karenanya, diimbau untuk tidak membeli sendiri mengingat Ivermectin adalah obat keras yang berbahaya jika dimimun tanpa indikasi medis.


Beberapa fakta yang menjelaskan Invermectin obat apa adalah sebagai berikut.


1. Dikenal sebagai obat cacing

Menurut BPOM RI, Ivermectin kaplet 12 mg terdaftar sebagai obat untuk infeksi kecacingan (Strongyloidiasis dan Onchocerciasis). Ivermectin diberikan dalam dosis tunggal 150-200 mcg/kg berat badan dengan pemakaian satu tahun sekali.


2. Termasuk obat keras

Ivermectin digolongkan sebagai obat keras yang artinya hanya bisa dibeli dengan resep dokter dan digunakan dalam pengawasan dokter. Penggunaan tanpa indikasi medis dalam jangka panjang tidak dianjurkan.


3. Efek samping

Penggunaan Ivermectin tanpa indikasi medis bisa menyebabkan efek samping seperti:


Nyeri otot/sendi

Ruam kulit

Demam

Pusing

Sembelit

Diare

Mengantuk

Stevens Johnson Syndrome

4. Diteliti sebagai obat COVID-19

Penelitian in vitro di laboratorium menunjukkan Invermectin memiliki potensi antiviral yang berati bisa dikembangkan untuk mengatasi COVID-19. Namun masih dibutuhkan uji klinis lebih lanjut untuk memastikannya.


Berbagai riset memang tengah dilakukan untuk mengatasi COVID-19, baik dengan temuan obat baru maupun obat lama yang sebelumnya diindikasikan untuk penyakit lain.


5. Klaim 'obat COVID-19' disebut misleading

Pada September 2020, Satgas COVID-19 dalam sebuah publikasi di situs resminya menyebut klaim bahwa Invermectin sebagai obat COVID-19 sebagai konten menyesatkan atau misleading. Pada saat itu disebutkan belum ada bukti bahwa Ivermectin dapat menyembuhkan COVID-19 pada manusia. Namun artikel tersebut tidak menegaskan sebenarnya Ivermectin obat apa.

https://kamumovie28.com/movies/from-vegas-to-macau/

Habis-habisan Diamuk Corona, Bupati Kudus Ungkap Penyebabnya

 Kasus positif COVID-19 di kabupaten Kudus, Jawa Tengah meningkat drastis. Satgas COVID-19 pada Rabu (9/6/2021) menyatakan, Kudus mengalami penambahan kasus terbanyak di RI dalam waktu 3 minggu pasca libur Lebaran, dengan pertambahan sebesar 7.594 persen.

Namun bupati Kudus HM Hartopo mengklaim, kasus COVID-19 di Kudus sudah melandai. Hal tersebut terkait sederet langkah pembenahan tempat isolasi pasien COVID-19 yang tengah diupayakan pemerintah setempat.


"Alhamdulilah Kudus saat ini agak melandai, karena terkait masalah pengurusan isolasi ini yang baru gencar-gencarnya kita evaluasi, karena mengingat untuk isolasi mandiri di rumah di Kudus ini lumayan banyak," jelas Hartopo dalam diskusi daring, Kamis (10/6/2021).


Kenapa kenaikan kasus COVID-19 di Kudus bisa sebesar itu?

Menurut Hartopo, faktor pertama penyebab lonjakan kasus besar-besaran di Kudus adalah sikap abai masyarakat yang sudah divaksin COVID-19. Padahal, vaksin ini tak sepenuhnya mencegah, sehingga kerumunan dan aktivitas tatap muka tetap bisa menimbulkan penularan COVID-19.


Faktor kedua yakni momen Anjangsana, tradisi silaturahmi tatap muka masyarakat Kudus setelah Lebaran. Ia menyayangkan, masyarakat Kudus banyak yang abai soal protokol kesehatan ketika menjadi tradisi ini.


"Anjangsana tradisi di Kudus ini sudah biasa silaturahmi makan-makan atau suguhan. Dengan adanya silaturahmi, orang tua ke sahabat ke saudara ini melepas masker sambil menikmati hidangan yang ada sambil ngobrol. Ini potensi yang amat luar biasa," imbuh Hartopo.


Ia menegaskan, pemerintah setempat menutup sejumlah titik pariwisata demi mencegah kerumunan. Selain itu, mobilitas keluar-masuk Kudus pun diawasi secara ketat demi menekan laju penularan.


"Kalau tujuannya ke Kudus dan tidak urgent, akan kita putar balik. Tapi kalau memang ada kepentingan mungkin bekerja, tugas ke Kudus, tentunya kita bolehkan masuk Kudus dengan menunjukkan hasil swab rapid antigen. Artinya, bebas COVID-19 yang masih aktif 1x24 jam," pungkasnya.

https://kamumovie28.com/movies/1114/


Pengakuan Gofar Hilman Soal 100 Cewek dan Risiko Gonta-ganti Pasangan


Di tengah tuduhan pelecehan seks, presenter Gofar Hilman mendapat sorotan tajam terkait pengakuan pernah berhubungan dengan 100 cewek. Suatu saat di masa mudanya, Gofar mengaku punya obsesi yang ingin diwujudkannya.

"Suatu hari gua punya cita-cita, umur 21 gue harus sama 100 cewek. Kejadian," kata Gofar Hilman dalam sebuah wawancara beberapa bulan lalu, yang kemudian viral lagi menyusul tuduhan pelecegan seksual.


Terkait pengakuan ini, Gofar mengatakan sudah melakukan berbagai tes untuk mendeteksi penyakit menular. Tak bisa dipungkiri, berbagai risiko kesehatan bisa muncul pada perilaku gonta-ganti pasangan.


Di antara seperti dirangkum detikcom sebagai berikut:


1. Penyakit menular seksual

Ada berbagai macam penyakit infeksi yang ditularkan secara seksual. Mulai dari kencing nanah atau gonorrhea, sifilis atau raja singa, hingga jamur clamidia. Risikonya meningkat pada orang dengan perilaku seksual tidak aman, termasuk gonta-ganti pasangan.


2. Kanker

Lho, kanker kan termasuk penyakit tidak menular (PTM) atau non communicable disease? Sebagian besar iya, tetapi ada satu jenis kanker yang penyebabnya dipastikan bisa menular yakni kanker serviks. Jenis kanker paling mematikan pada wanita ini disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV) yang menular lewat hubungan seks.


3. Efek psikologis

Risiko depresi dan gangguan kecemasan meningkat pada perilaku gonta-ganti pasangan. Sebuah riset menunjukkan, konsumsi alkohol berlebihan dan penyalahgunaan obat-obatan kerap menyertai perilaku berganti-ganti pasangan.

https://kamumovie28.com/movies/a-perfect-14/