Di tengah tuduhan pelecehan seks, presenter Gofar Hilman mendapat sorotan tajam terkait pengakuan pernah berhubungan dengan 100 cewek. Suatu saat di masa mudanya, Gofar mengaku punya obsesi yang ingin diwujudkannya.
"Suatu hari gua punya cita-cita, umur 21 gue harus sama 100 cewek. Kejadian," kata Gofar Hilman dalam sebuah wawancara beberapa bulan lalu, yang kemudian viral lagi menyusul tuduhan pelecegan seksual.
Terkait pengakuan ini, Gofar mengatakan sudah melakukan berbagai tes untuk mendeteksi penyakit menular. Tak bisa dipungkiri, berbagai risiko kesehatan bisa muncul pada perilaku gonta-ganti pasangan.
Di antara seperti dirangkum detikcom sebagai berikut:
1. Penyakit menular seksual
Ada berbagai macam penyakit infeksi yang ditularkan secara seksual. Mulai dari kencing nanah atau gonorrhea, sifilis atau raja singa, hingga jamur clamidia. Risikonya meningkat pada orang dengan perilaku seksual tidak aman, termasuk gonta-ganti pasangan.
2. Kanker
Lho, kanker kan termasuk penyakit tidak menular (PTM) atau non communicable disease? Sebagian besar iya, tetapi ada satu jenis kanker yang penyebabnya dipastikan bisa menular yakni kanker serviks. Jenis kanker paling mematikan pada wanita ini disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV) yang menular lewat hubungan seks.
3. Efek psikologis
Risiko depresi dan gangguan kecemasan meningkat pada perilaku gonta-ganti pasangan. Sebuah riset menunjukkan, konsumsi alkohol berlebihan dan penyalahgunaan obat-obatan kerap menyertai perilaku berganti-ganti pasangan.
https://kamumovie28.com/movies/perfect/
Ivermectin Obat Apa Sih, Penangkal COVID-19 atau Obat Cacing?
Obat Invermectin belakangan ini sedang banyak diperbincangkan. Dikenal sebagai obat untuk infeksi kecacingan, tetapi kini banyak disebut sebagai obat COVID-19. Sebenarnya Ivermectin obat apa?
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah menegaskan, penggunaan Ivermectin sebagai obat COVID-19 masih butuh uji klinis lebih lanjut. Karenanya, diimbau untuk tidak membeli sendiri mengingat Ivermectin adalah obat keras yang berbahaya jika dimimun tanpa indikasi medis.
Beberapa fakta yang menjelaskan Invermectin obat apa adalah sebagai berikut.
1. Dikenal sebagai obat cacing
Menurut BPOM RI, Ivermectin kaplet 12 mg terdaftar sebagai obat untuk infeksi kecacingan (Strongyloidiasis dan Onchocerciasis). Ivermectin diberikan dalam dosis tunggal 150-200 mcg/kg berat badan dengan pemakaian satu tahun sekali.
2. Termasuk obat keras
Ivermectin digolongkan sebagai obat keras yang artinya hanya bisa dibeli dengan resep dokter dan digunakan dalam pengawasan dokter. Penggunaan tanpa indikasi medis dalam jangka panjang tidak dianjurkan.
3. Efek samping
Penggunaan Ivermectin tanpa indikasi medis bisa menyebabkan efek samping seperti:
Nyeri otot/sendi
Ruam kulit
Demam
Pusing
Sembelit
Diare
Mengantuk
Stevens Johnson Syndrome
4. Diteliti sebagai obat COVID-19
Penelitian in vitro di laboratorium menunjukkan Invermectin memiliki potensi antiviral yang berati bisa dikembangkan untuk mengatasi COVID-19. Namun masih dibutuhkan uji klinis lebih lanjut untuk memastikannya.
Berbagai riset memang tengah dilakukan untuk mengatasi COVID-19, baik dengan temuan obat baru maupun obat lama yang sebelumnya diindikasikan untuk penyakit lain.
5. Klaim 'obat COVID-19' disebut misleading
Pada September 2020, Satgas COVID-19 dalam sebuah publikasi di situs resminya menyebut klaim bahwa Invermectin sebagai obat COVID-19 sebagai konten menyesatkan atau misleading. Pada saat itu disebutkan belum ada bukti bahwa Ivermectin dapat menyembuhkan COVID-19 pada manusia. Namun artikel tersebut tidak menegaskan sebenarnya Ivermectin obat apa.