Senin, 14 Juni 2021

Inter Bantah Rumor Eriksen Suntik Vaksin-Kena COVID-19 Sebelum Kolaps

 Muncul rumor gelandang Denmark Christian Eriksen mendapat vaksinasi sebelum kolaps di laga Euro 2020, atau sempat terinfeksi COVID-19. Inter Milan, klub tempat ia bermain, membantah rumor tersebut.

"Dia tidak kena COVID dan belum divaksinasi," kata direktur Inter Milan Giuseppe Marotta, kepada Rai Sport.


Dokter Inter Milan Piero Volpi juga menegaskan, Eriksen tidak memiliki masalah jantung sebelumnya. Dalam beberapa hari ke depan, Eriksen akan menjalani serangkaian pemeriksaan untuk memastikan kondisi yang sesungguhnya.


"Tapi tidak pernah ada episode yang mengisyaratkan ada masalah, baik saat di Tottenham maupun di Inter. Di Italia, pemeriksaan sangat ketat," kata Volpi kepada Gazzetta dello Sport.


Sebelumnya, ahli jantung dari St George's University of London yang memeriksa Eriksen saat di Tottenham Hotspurs, Sanjay Sharma, juga mengatakan bahwa Eriksen tidak memiliki masalah jantung. Meski begitu, tak menutup kemungkinan ada pemain yang mengalami infeksi 'sub-klinis' COVID-19 yang melukai jantung.


"Sejak dia dikontrak, tugas saya memeriksa dia, dan kami memeriksanya tiap tahun. Jelas tes hingga 2019 benar-benar normal tanpa masalah jantung yang kelihatan. Tiap tahun dia kami periksa. Saya pastikan itu karena saya yang memeriksa," kata Prof Sharma.


Saat mendengar kabar Eriksen kolaps, Prof Sharma mengaku kaget dan segera memeriksa kembali hasil tes yang pernah dilakukannya untuk Eriksen.


"Saya pikir, ya Tuhan, apa ada sesuatu yang kami nggak lihat? Tapi saya sudah lihat semua hasil tes dan semuanya tampak sempurna," tegasnya.

https://nonton08.com/movies/ghost-in-the-shell-arise-border-2-ghost-whispers/


1 Dari 3 Warga DKI Ragukan Vaksin Corona, Ini Komentar Dinkes


 Sebuah riset yang dilakukan Lapor COVID-19 mengungkap 1 dari 3 warga DKI Jakarta meragukan vaksin Corona. Alasan terbanyak adalah soal risiko KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi), kemanjuran, dan halal-haram.

Kepala bidang pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) Dinkes DKI, dr Lies Dwi Oktavia, mengatakan perlu treatment khusus untuk merangkul 1 dari 3 warga yang meragukan vaksin Corona. Namun ia mengingatkan untuk tetap fokus juga ke yang mau vaksin.


"Saya rasa, 1 dari 3 ini memang perlu treatment khusus, tapi jangan lupa kita masih punya 2 dari 3 yang sebenarnya mendukung vaksin," kata dr Lies dalam konferensi pers Minggu (13/6/2021).


"Kita harus memanfaatkan bagaimana supaya orang yang 2 dari 3 tadi bisa memberikan informasi positif kepada lingkungannya," lanjutnya.


Riset soal sikap warga DKI Jakarta terhadap vaksinasi COVID-19 tersebut dilakukan di 10 kelurahan. Kesepuluh kelurahan tersebut adalah Keagungan, Lubang Buaya, Cakung Barat, Angke, Cawang, Pondok Pinang, Utan Kayu Selatan, Kayu Putih, Bidara Cina, dan Kebon Melati.


"Kami mendapati bahwa masih cukup besar warga DKI yang mengkhawatirkan 3 hal utama yaitu khawatir terhadap efek samping atau risiko KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi), masih ada yang khawatir soal kemanjuran vaksinnya, dan yang khawatir soal kehalalan vaksin jadi masih khawatir vaksinnya haram," kata salah satu peneliti, Dicky Pelupessy, PhD.

Alasan utama warga meragukan vaksin menurut survei tersebut adalah sebagai berikut:


Saya khawatir vaksin tidak manjur (30 persen setuju)

Saya khawatir terkena KIPI (28 persen setuju)

Saya khawatir vaksin haram (20 persen setuju)

Salah satu strategi untuk meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19 adalah dengan mempermudah akses. Menurut dr Lies, saat ini cakupan vaksinasi di ibukota sudah semakin diperluas dan dipermudah.


"Untuk mereka yang siap divaksin, kita harus terus mempermudah akses vaksin. Alhamdulillah sejak 8 Juni Jakarta sudah buka peluang semua masyarakat usia 18 ke atas baik penduduk tetap, maupun yang berdomisili dan bekerja di Jakarta, bisa divaksin," katanya.

https://nonton08.com/movies/ghost-in-the-shell-stand-alone-complex-the-laughing-man/


Dokter Pastikan Eriksen Kolaps karena Henti Jantung, Penyebabnya Misterius

 Dokter timnas Denmark memastikan gelandang Christian Eriksen mengalami henti jantung atau cardiac arrest saat kolaps di laga Euro 2020 antara Denmark vs Finlandia. Penyebabnya masih belum diketahui.

"Ia sempat 'pergi', kami melakukan resusitasi jantung, ini henti jantung. Kami membangkitkannya lagi setelah satu defibrilasi," kata dr Morrten Boesen, dikutip dari Reuters, Minggu (13/6/2021).


"Pemeriksaan yang sudah dilakukan tampak baik," kata Boesen.


"Kami tidak punya penjelasan kenapa ini terjadi," tambahnya.


Rekan-rekan setim dikabarkan telah berkomunikasi dengan Eriksen melalui video conference. Pelatih Kasper Hjulmand mengatakan, Eriksen tidak ingat banyak soal insiden yang dialaminya.


"Saya tidak ingat banyak, tapi saya lebih khawatir kalian ngapain guys? Kalian bagaimana?" tanya Eriksen kepada Hjulmand.


Eriksen mengalami kolaps saat laga memasuki menit ke-42. Ia terjatuh dekat pinggir lapangan. Tak lama, tim medis memberikan CPR (cardiopulmonary resuscitation), sementara rekan-rekan setim membuat pagar betis untuk melindunginya dari sorotan kamera.

https://nonton08.com/movies/chappie/


Inter Bantah Rumor Eriksen Suntik Vaksin-Kena COVID-19 Sebelum Kolaps


Muncul rumor gelandang Denmark Christian Eriksen mendapat vaksinasi sebelum kolaps di laga Euro 2020, atau sempat terinfeksi COVID-19. Inter Milan, klub tempat ia bermain, membantah rumor tersebut.

"Dia tidak kena COVID dan belum divaksinasi," kata direktur Inter Milan Giuseppe Marotta, kepada Rai Sport.


Dokter Inter Milan Piero Volpi juga menegaskan, Eriksen tidak memiliki masalah jantung sebelumnya. Dalam beberapa hari ke depan, Eriksen akan menjalani serangkaian pemeriksaan untuk memastikan kondisi yang sesungguhnya.


"Tapi tidak pernah ada episode yang mengisyaratkan ada masalah, baik saat di Tottenham maupun di Inter. Di Italia, pemeriksaan sangat ketat," kata Volpi kepada Gazzetta dello Sport.


Sebelumnya, ahli jantung dari St George's University of London yang memeriksa Eriksen saat di Tottenham Hotspurs, Sanjay Sharma, juga mengatakan bahwa Eriksen tidak memiliki masalah jantung. Meski begitu, tak menutup kemungkinan ada pemain yang mengalami infeksi 'sub-klinis' COVID-19 yang melukai jantung.


"Sejak dia dikontrak, tugas saya memeriksa dia, dan kami memeriksanya tiap tahun. Jelas tes hingga 2019 benar-benar normal tanpa masalah jantung yang kelihatan. Tiap tahun dia kami periksa. Saya pastikan itu karena saya yang memeriksa," kata Prof Sharma.


Saat mendengar kabar Eriksen kolaps, Prof Sharma mengaku kaget dan segera memeriksa kembali hasil tes yang pernah dilakukannya untuk Eriksen.


"Saya pikir, ya Tuhan, apa ada sesuatu yang kami nggak lihat? Tapi saya sudah lihat semua hasil tes dan semuanya tampak sempurna," tegasnya.


1 Dari 3 Warga DKI Ragukan Vaksin Corona, Ini Komentar Dinkes


 Sebuah riset yang dilakukan Lapor COVID-19 mengungkap 1 dari 3 warga DKI Jakarta meragukan vaksin Corona. Alasan terbanyak adalah soal risiko KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi), kemanjuran, dan halal-haram.

Kepala bidang pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) Dinkes DKI, dr Lies Dwi Oktavia, mengatakan perlu treatment khusus untuk merangkul 1 dari 3 warga yang meragukan vaksin Corona. Namun ia mengingatkan untuk tetap fokus juga ke yang mau vaksin.


"Saya rasa, 1 dari 3 ini memang perlu treatment khusus, tapi jangan lupa kita masih punya 2 dari 3 yang sebenarnya mendukung vaksin," kata dr Lies dalam konferensi pers Minggu (13/6/2021).


"Kita harus memanfaatkan bagaimana supaya orang yang 2 dari 3 tadi bisa memberikan informasi positif kepada lingkungannya," lanjutnya.


Riset soal sikap warga DKI Jakarta terhadap vaksinasi COVID-19 tersebut dilakukan di 10 kelurahan. Kesepuluh kelurahan tersebut adalah Keagungan, Lubang Buaya, Cakung Barat, Angke, Cawang, Pondok Pinang, Utan Kayu Selatan, Kayu Putih, Bidara Cina, dan Kebon Melati.


"Kami mendapati bahwa masih cukup besar warga DKI yang mengkhawatirkan 3 hal utama yaitu khawatir terhadap efek samping atau risiko KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi), masih ada yang khawatir soal kemanjuran vaksinnya, dan yang khawatir soal kehalalan vaksin jadi masih khawatir vaksinnya haram," kata salah satu peneliti, Dicky Pelupessy, PhD.

https://nonton08.com/movies/clickbait/