Rabu, 16 Juni 2021

Ahok Hapus Kartu Kredit Buat Pejabat Pertamina, DPR: Gaji Sudah Cukup

 Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyebut, fasilitas kartu kredit bagi dewan direksi, komisaris hingga manajer dihapus. Kebijakan tersebut dibicarakan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) karena dianggap sebagai kontrol dari pemakaian yang tidak tepat sasaran dan tidak ada hubungannya dengan upaya memajukan perusahaan.

Merespons hal tersebut, Anggota Komisi VI Fraksi PDI Perjuangan Mufti Anam mendukung langkah tersebut. Menurutnya, hal itu memperkuat kritik jika selama ini masih banyak yang tidak efisien di BUMN.

https://trimay98.com/movies/just-heroes/


"Ada kartu kredit dan banyak fasilitas lain yang tidak relevan, padahal itu semua tak berdampak apapun untuk peningkatan kinerja bisnis BUMN," katanya kepada detikcom, Selasa (15/6/2021).


Ia pun memberi sejumlah catatan pada fasilitas berlebihan yang diterima oleh para pejabat di perusahaan pelat merah selama ini. Pertama, Menteri BUMN perlu mengatur secara tegas fasilitas yang diberikan kepada direksi dan komisaris.


"Gaji, asuransi, biaya perjalanan dinas, dan tantiem sudah sangat cukup. Bahkan terhitung besar untuk beberapa BUMN tertentu," katanya.

Kedua, bangun sistem yang lebih tegas terkait penilaian kinerja direksi-komisaris yang selama ini telah diberi fasilitas luar biasa. Menurutnya, selama ini memang ada indikator kinerja namun evaluasinya tidak pernah jelas. Ada yang memiliki kinerja baik namun tiba-tiba diganti. Menurutnya, subjektivitas kementerian tinggi.


"Ketiga, rakyat mengetuk nurani direksi-komisaris BUMN. Harus punya sense of crisis dalam situasi seperti ini. Beberapa BUMN itu remunerasi direksi-komisarisnya ada yang puluhan sampai ratusan miliar. Contoh BUMN perbankan. Padahal selama ini UMKM mengeluh akses kredit yang berbelit, plafon KUR tanpa jaminan Rp 100 juta tapi nyatanya di lapangan pakai jaminan. Akhirnya pinjol ilegal merebak, dan menjerat guru-guru dan rakyat kecil, akibat tidak cukup mampunya BUMN jasa keuangan memperluas inklusi keuangan," paparnya.


Sementara, Anggota Komisi VI Andre Rosiade mengatakan, langkah Ahok yang menghapus fasilitas kartu kredit pejabat Pertamina tersebut perlu dilihat secara objektif dan adil, apakah fasilitas itu tuntutan atau kepentingan pribadi. Menurutnya, bagaimana pun manajemen banyak penugasan dan kartu kredit memberikan kepraktisan.


"Bagaimana pun manajemen banyak penugasan, direksi banyak tugas yang harus menerima tamu untuk urusan perusahaan, dan itu kalau dari segi kepraktisan dengan kartu kredit perusahaan itu jelas, dan bisa diaudit. Kalau misalnya dibayar dulu ama direksi nanti invoicenya dibawa ke kantor kan itu juga lebih panjang," katanya.


Ia menyatakan mendukung semangat efisiensi. Namun, dia juga menuturkan manajemen juga kadang membutuhkan fasilitas itu.


Menurutnya, ke depan terpenting ialah memastikan agar fasilitas untuk para petinggi Pertamina tidak disalahgunakan.


"Terus terang, maju kena mundur kena juga. Kalau dari semangat efisiensi saya setuju, tapi bagaimanapun juga manajemen juga punya tugas-tugas yang kadang-kadang membutuhkan fasilitas itu. Dan kita tahu perusahaan-perusahaan besar semuanya menggunakan fasilitas itu dalam rangka transaparansi. Tinggal mungkin ke depan, jangan sampai fasilitas ini disalahgunakan, diaudit saja," ujarnya.


Buat pembaca detikcom, setuju nggak dengan langkah Ahok yang hapus fasilitas kartu kredit pejabat Pertamina?

https://trimay98.com/movies/ghostly-vixen/

Alasan Tak Masuk Akal Ustaz Gay Paksa Siswa Onani dan Seks Oral

  Ustaz Syukron (33) menanamkan pemahaman sesat kepada murid-muridnya untuk agar tujuannya bejatnya tercapai. Guru sekaligus ketua yayasan pendidikan SMP Islam terpadu di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar) ini mengajarkan onani dan oral sex dapat meningkatkan kepercayaan diri.

"Tersangka mengatakan kepada korbannya bahwa melakukan (onani) itu bisa meningkatkan percaya diri," kata Kasat Reskrim Polres Padang Panjang, Iptu Ferlyanto Pratama Marasin, Senin (14/6/2021).


Ustaz yang diduga gay karena melecehkan murid laki-lakinya ini kini berstatus tahanan di Mapolres Padang Panjang. Berdasarkan pemeriksaan, pelaku sempat meminta korban mengirimkan video yang menyorot alat kelamin.


Korban yang merupakan murid di sekolah Ustaz Syukron sempat menolak. Korban pun bertanya tujuan pengiriman video tak senonoh tersebut.


"Awalnya tersangka minta agar korban memvideokan alat kelamin korban. Saat itu korban bertanya apa manfaatnya, yang kemudian dijawab tersangka untuk meningkatkan percaya diri," jelas Ferly.


Namun korban tidak kuasa saat disuruh tersangka datang ke asrama sekolah yang beralamat di Jalan Sutan Syahrir Silaing Bawah, Padang Panjang. Di kamar Wali Asrama, pelaku memaksa korban melakukan onani dan oral sex.


Simak selengkapnya di halaman berikut


Syukron ditangkap pada Kamis (10/6) dan resmi ditahan pada Jumat (11/6).

"Kita terima laporan pada 25 Mei. Lalu tersangka kita tangkap 10 Juni dan ditahan 11 Juni beserta barang bukti," tambah Ferly.


Pelecehan seksual itu terjadi beberapa kali oleh korban. Dalam laporan korban kepada polisi, ada tiga kali peristiwa bejat yang dialami korban. Masing-masing pada 26 Desember 2020, lalu 6 Januari, dan 21 Januari 2021.


Seiring berjalannya proses penyidikan, Ustaz Syukron mengaku kepada polisi soal pelecehan seksual yang dilakukannya tak hanya terhadap satu murid. Dia mengaku melecehkan tiga murid lainnya.


"Jadi, kita terus melakukan pemeriksaan terhadap tersangka. Pengakuan sementara, ada empat korban. Satu sudah melapor, tiga lainnya belum karena masih ujian sekolah," ungkap Ferly saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (15/6).


Ferlyanto menyebut tiga korban lainnya juga berstatus pelajar di SMP Islam Terpadu Al-Hijrah. Polisi belum memeriksa ketiga korban pelecehan lainnya dengan alasan tak ingin mengganggu konsentrasi belajar korban.


"Keterangannya ada tiga korban lain. Jadi, total sementara jumlah korban ada empat orang. Selain belum membuat laporan, kita juga belum bisa menindak lanjuti, karena mereka (korban) sedang ujian kenaikan kelas. Ditakutkan, nanti mengganggu konsentrasi korban," jelas Ferly.

https://trimay98.com/movies/doctors-heart/


Ahok Hapus Kartu Kredit Buat Pejabat Pertamina, DPR: Gaji Sudah Cukup


Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyebut, fasilitas kartu kredit bagi dewan direksi, komisaris hingga manajer dihapus. Kebijakan tersebut dibicarakan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) karena dianggap sebagai kontrol dari pemakaian yang tidak tepat sasaran dan tidak ada hubungannya dengan upaya memajukan perusahaan.

Merespons hal tersebut, Anggota Komisi VI Fraksi PDI Perjuangan Mufti Anam mendukung langkah tersebut. Menurutnya, hal itu memperkuat kritik jika selama ini masih banyak yang tidak efisien di BUMN.


"Ada kartu kredit dan banyak fasilitas lain yang tidak relevan, padahal itu semua tak berdampak apapun untuk peningkatan kinerja bisnis BUMN," katanya kepada detikcom, Selasa (15/6/2021).


Ia pun memberi sejumlah catatan pada fasilitas berlebihan yang diterima oleh para pejabat di perusahaan pelat merah selama ini. Pertama, Menteri BUMN perlu mengatur secara tegas fasilitas yang diberikan kepada direksi dan komisaris.


"Gaji, asuransi, biaya perjalanan dinas, dan tantiem sudah sangat cukup. Bahkan terhitung besar untuk beberapa BUMN tertentu," katanya.

https://trimay98.com/movies/the-craft-legacy/