Kota Depok dan Bekasi menjadi penyumbang kasus Corona terbanyak di Jawa Barat dalam sepekan terakhir. Berdasarkan data yang dimuat Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Depok mencatat 1.091 kasus terhitung sejak 7 Juni hingga 13 Juni.
Tak jauh dari Depok, Kota Bekasi juga mencatat penambahan kasus sebanyak 1.004 kasus COVID-19 di satu minggu terakhir. Selisih penambahan kasus COVID-19 di Kota Depok dan Bekasi tampak jauh dari delapan kota lainnya yang masuk 10 wilayah tertinggi penambahan kasus COVID-19 sepekan Jabar.
Misalnya, Kabupaten Bandung yang semula di pekan lalu mencatat kasus COVID-19 terbanyak, kini berada di posisi ketiga dengan 846 kasus, disusul Kota Bandung yang mencatat 747 kasus Corona. Sementara, penyumbang kasus kematian Corona terbanyak berada di Bandung Barat.
Total ada 16 warga yang meninggal dunia karena COVID-19. Selanjutnya, Kabupaten Indramayu yang mencatat 12 kasus kematian Corona. Sedangkan Bekasi dan Depok berada di peringkat ketiga dengan tiga kasus dan peringkat enam dengan delapan kasus.
Di luar kasus baru dan kematian COVID-19, Bekasi juga mencatat penambahan kasus sembuh Corona terbanyak, tetapi angka kesembuhan Corona Depok tertinggal jauh. Berikut sebaran kasus sembuh Corona terbanyak di Jabar.
Kota Bekasi: 867 kasus
Kabupaten Bandung: 721 kasus
Kota Bandung: 621 kasus
Kabupaten Kuningan: 510 kasus
Kota Tasikmalaya: 375 kasus
Kota Depok: 327 kasus
Kabupaten Bandung Barat: 319 kasus
Kabupaten Sumedang: 301 kasus
Kabupaten Karawang: 254 kasus
Kabupaten Garut: 230 kasus.
Sebaran kasus baru Corona tertinggi di Jabar per 7 hinga 13 Juni.
Kota Depok: 1.001 kasus
Kota Bekasi: 1.004 kasus
Kabupaten Bandung: 846 kasus
Kota Bandung: 747 kasus
Kabupaten Bandung Barat: 515 kasus
Kabupaten Karawang: 381 kasus
Kabupaten Bogor: 293 kasus
Kota Bogor: 291 kasus
Kabupaten Cirebon: 284 kasus
https://trimay98.com/movies/miracles/
RI Dihantui Varian Delta, Wilayah Mana Saja Sudah Terpapar? Ini Datanya
Satgas COVID-19 membenarkan temuan kasus COVID-19 akibat varian Delta atau B1617.2 di Kudus, Bangkalan, dan DKI Jakarta. Namun, belum ada kepastian soal wilayah di RI mana saja yang sudah terpapar varian asal India tersebut.
Pasalnya hingga kini, belum cukup sampel penelitian yang memadai untuk memastikan persebaran varian Delta di kota-kota lain, serta awal penularan varian Delta di Indonesia.
"Perlu diketahui bahwa whole genome sequencing atau surveilans memang belum cukup meng-cover seluruh wilayah di Indonesia dan juga belum dilakukan secara detail tentang penelusuran asal virus ini kemudian menyebar ke mana, karena itu memerlukan WGS (whole genome sequence) atau samples yang jumlahnya lebih besar," ujar juru bicara Satgas COVID-19 dalam konferensi pers, Selasa (15/6/2021).
Dalam kesempatan sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut, salah satu strategi pemerintah menghadapi lonjakan kasus COVID-19 akibat varian Delta adalah percepatan vaksinasi dengan target 700 ribu-1 juta penerima per hari.
Mengingat, varian ini ditakutkan sejumlah ahli menyebar lebih cepat dengan gejala lebih berat dibandingkan varian Corona lainnya.
"Kami optimis bahwa vaksin yang ada memadai untuk bisa mencapai target tersebut karena ditetapkan dengan perhitungan ketersediaan vaksin dan target yang akan divaksinasi," beber Prof Wiku.
Ia menambahkan, mutasi virus normal terjadi, sehingga potensi hasil mutasi virus untuk lebih menular memang ada.
Namun karena vaksin-vaksin Corona yang ada kini telah memiliki tingkatan efikasi lebih dari 50 persen, ia meyakini ada kontribusi efektivitas vaksin menghadapi varian Delta, meski pemantauan lebih lanjut tetap diperlukan.