Seorang bayi berusia 8 hari lahir pada 3 Juni lalu melalui tindakan operasi caesar. Bayi bernama Danisha Hanin Ayu tersebut lahir prematur di usia kehamilan 33 minggu.
Ternyata, Danisha terpaksa menjalani kelahiran prematur lantaran ibunya terinfeksi virus Corona. Usai kelahirannya, ibu Danisha harus menjalani perawatan di RS Fatmawati. Namun, setelah enam hari pasca kelahirannya, Danisha harus kehilangan ibunya.
Menurut Sendhie Ferdian, ayah Danisha, kondisi Danisha kini semakin membaik. Walaupun masih berada di dalam inkubator, Danisha tak lagi menjalani perawatan di ruang ICU RS Fatmawati.
Hanya saja, berat badan Danisha masih belum stabil. Hingga saat ini, Sandhie belum tahu kapan putrinya itu bisa kembali bersama keluarga.
"Alhamdulillah membaik ya, kemarin baru ditengok. Cuma berat badan memang turun, kata pihak rumah sakit itu normal karena sedang menyesuaikan diri. Pas kemarin lahir beratnya 1,9 kg, sekarang menjadi 1,7 kg. Cuma memang belum tahu kapan bisa pulang," kata Sendhie, dikutip dari HaiBunda.
Menurut Sendhie sebagaimana yang dijelaskan oleh suster kepadanya, kondisi kesehatan Danisha kini sudah membaik. Kini, sang putri tengah menyesuaikan diri untuk bernapas tanpa bantuan alat pernapasan.
"Kemarin suster menjelaskan kalau saya cuma suruh bawa minyak kelapa karena untuk kulit bayi kering karena di inkubator. Dibilang kondisinya sudah bagus, tidak ada alergi," jelasnya.
"Paru-paru bagus, sekarang lagi di-treatment untuk mengurangi oksigen. Oksigennya diturunkan pelan-pelan biar dia terbiasa tanpa bantuan oksigen atau untuk melatih pernapasan," lanjutnya.
Ketika dilahirkan, Danisha sebenarnya tidak terpapar COVID-19, sehingga ia pun terpaksa dijauhkan dari ibunya yang positif COVID-19. Saat merawat sang ibu, Ayu, dokter telah berusaha melakukan yang terbaik untuknya.
"Meninggalnya tanggal 9 Juni. Sempat dirawat, cuma sudah dilakukan yang terbaik oleh rumah sakit, sudah lakukan treatment cuci darah dan mengganti plasma darah di tanggal 8. Di pagi tanggal 9 Juni, istri saya drop dan jam 10.15 meninggal dunia," pungkas Sendhie.
Lebih lanjut, Sendhie juga menceritakan kisah awal mula istrinya positif COVID-19. Ia mengaku, dirinya juga sempat terpapar virus tersebut dan menjalani perawatan. Bagaimana kisahnya?
KLIK DI SINI UNTUK KE HALAMAN SELANJUTNYA
https://nonton08.com/movies/los-cantabros/
Cegah COVID-19, Depok Buat Kampung Siaga dan Stimulus Rp 3 Juta
Wali Kota Depok Mohammad Idris mengungkapkan bahwa telah membuat sejumlah aturan bagi wilayahnya untuk menangani COVID-19. Adapun terdapat 13 Peraturan Wali Kota, 43 Surat Keputusan, 8 Surat Edaran, dan 4 Instruksi Wali Kota.
"Kita juga membentuk Kampung Siaga berbasis RW yang kita beri stimulus dana 3 juta rupiah supaya mereka bergerak mencegah penularan COVID-19 di hulu," terang Idris dalam keterangan tertulis, Kamis (17/6/2021).
Dia menyebutkan, pemerintah Kota Depok juga menstimulasi tingkat kecamatan dan kelurahan untuk menangani COVID-19. Selain itu, melakukan kerja sama dengan TNI juga efektif dalam menekan mobilitas warga di tingkat kelurahan.
Idrus mengatakan bahwa pendekatan masyarakat dilakukan dengan cara-cara persuasif, yakni dengan menempatkan masyarakat sebagai subjeknya.
"Pembimbing rohani di masa COVID-19 ini kami minta menggerakkan masyarakat dengan cara menyisipkan pesan protokol kesehatan dalam ceramah agama," tambah Idris.
Kendati demikian, dia mengakui, kesadaran warga Depok masih rendah dan perlu terus diingatkan agar tidak lalai menjalankan protokol kesehatan.
"Apalagi RT-RT yang masuk zona hijau karena tidak ada kasus, merasa aman," ungkapnya.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas COVID-19, Sonny B. Harmadi, menyampaikan, lonjakan kasus terjadi karena adanya libur panjang yang diikuti laju perjalanan penduduk yang masif. Ketika mobilitas naik, Sonny menyimpulkan, kepatuhan protokol kesehatan pun turun.
"Inilah pemicu utama meningkatnya kasus. Kita sebenarnya pernah berhasil menurunkan kasus pada Februari 2021, dari 176.500 lebih menjadi 87.662 kasus aktif karena kepatuhan protokol kesehatan naik dan mobilitas penduduk turun," ungkapnya.