Selasa, 30 Maret 2021

Bocoran Baru Asal Usul Corona Terungkap dari Dokumen WHO, Ini Temuannya

 Fakta baru terkait asal usul virus Corona kembali terkuak. Kali ini diungkapkan berdasarkan salinan draft studi yang diperoleh The Associated Press (AP News).

Dalam studi bersama antara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan China itu mengatakan penularan virus Corona dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain adalah skenario yang paling mungkin.


Selain itu, studi ini juga menyebut bahwa 'sangat tidak mungkin' jika virus Corona muncul akibat dari kebocoran laboratorium. Tim peneliti pun mengusulkan penelitian lebih lanjut di setiap area, kecuali hipotesis soal kebocoran laboratorium tersebut.


Laporan studi yang diterima dari AP News tersebut tampaknya sudah mendekati final. Mereka mendapatkannya dari seorang diplomat yang tidak disebutkan namanya berbasis di Jenewa dari anggota WHO. Tetapi, tidak jelas apakah laporan tersebut mungkin masih diubah sebelum dirilis.


Dikutip dari AP News, para peneliti membuat daftar empat skenario dalam kemungkinan. Mereka menyimpulkan bahwa penularan melalui hewan kedua sangat mungkin terjadi.


Mereka mengevaluasi kemungkinan penyebaran langsung dari kelelawar ke manusia, dan mengatakan bahwa penyebaran melalui produk makanan 'rantai dingin' mungkin terjadi, tetapi kemungkinannya kecil.


Dikatakan juga bahwa virus yang sangat mirip sudah ditemukan di trenggiling. Tetapi, cerpelai dan kucing juga rentan terhadap virus, sehingga menunjukkan bahwa mereka bisa menjadi pembawa virus.


Laporan itu sebagian besar didasarkan pada kunjungan tim ahli internasional WHO ke Wuhan, China, kota di mana virus Corona pertama kali terdeteksi beberapa waktu lalu.


Ahli WHO Peter Ben Embarek mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa laporan tersebut telah diselesaikan dan sedang diperiksa fakta dan diterjemahkan.


"Saya harapkan dalam beberapa hari ke depan seluruh proses itu sudah selesai dan bisa kita rilis ke publik," pungkasnya.

https://cinemamovie28.com/movies/time-trap/


Sulut Setop Sementara Vaksin AstraZeneca, Pakar: Tak Ada Vaksin Tanpa KIPI


Satgas Penanganan COVID-19 Sulawesi Utara (Sulut) menyetop sementara penggunaan vaksin Corona AstraZeneca karena sejumlah laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), .

KIPI tersebut berupa demam, menggigil, nyeri badan dan tulang, mual, dan muntah yang dialami 5-10 persen warga penerima vaksin AstraZeneca.


Kepala Satgas COVID-19 Sulut, Steven Dandel, menyebut gejala yang dilaporkan sebenarnya tergolong biasa (dialami 1 dari 10 suntikan). Namun sebagai langkah hati-hati, pihaknya menyetop sementara penggunaan AstraZeneca.


Menanggapi hal tersebut, Aluicia Anita Artarini, selaku ahli virologi dan dosen Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung (ITB) menyebut kemunculan efek samping setelah disuntik vaksin adalah wajar.


"Tidak ada vaksin yang tidak punya efek samping karena risiko itu selalu ada. Tetapi yang mau melihat dan menganalisa, boleh dilakukan" ujarnya dalam webinar, Senin (29/3/2021).


Menurutnya, kemunculan demam, pegal, dan linu setelah penyuntikan vaksin adalah tanda tubuh merespons masuknya vaksin. Selama reaksi masih bisa ditoleransi, vaksin umumnya aman digunakan.


Untuk mendalami bentuk-bentuk efek samping, kajian lebih lanjut bisa dilakukan. Namun ia menekankan, efek samping bukan hal yang perlu ditakutkan.


Dalam kajian vaksin, yang didalami bukan hanya jenis dan gejala efek samping yang muncul, melainkan pula perbandingannya dengan efek baik yang dibawa vaksin. Selama efek baiknya lebih besar dibanding KIPI, maka vaksin bisa digunakan.


"Risiko terhadap efek yang bagusnya (diperhatikan). Kalau obat mengobati, kalau vaksin mencegah. Selama efek mencegah lebih besar dibanding risiko. Itu dari segi regulasi" terangnya lebih lanjut pada detikcom.


Terakhir ia menegaskan, keamanan vaksin yang sudah disebarluaskan harusnya terjamin sehingga masyarakat tak perlu takut. Mengikuti program vaksinasi sebagaimana yang telah dijadwalkan adalah upaya mendukung pemerintah dalam penanganan pandemi COVID-19.


"(Jika belum aman) tidak akan diizinkan untuk beredar dimana pun juga" ujarnya.

https://cinemamovie28.com/movies/rumah-bekas-kuburan/

Minggu, 28 Maret 2021

Update Corona 28 Maret: Tambah 4.083 Kasus Baru, Total Kasus Aktif 124.236

 Jumlah kasus virus Corona COVID-19 di Indonesia bertambah 4.083 kasus pada Minggu (28/3/2021). Total kasus positif menjadi 1.496.085, sembuh 1.331.400, dan meninggal 40.449.

Spesimen yang diperiksa mencapai 42.685 dan ada 57.858 suspek. Total kasus aktif hari ini 124.236, berkurang 281 dibandingkan kemarin.


Detail penambahan kasus Corona di Indonesia adalah sebagai berikut.


Kasus positif bertambah 4.083 menjadi 1.496.085

Pasien sembuh bertambah 4.279 menjadi 1.331.400

Pasien meninggal bertambah 85 menjadi 40.449

Sebelumnya, pada Sabtu (27/3/2021), tercatat total sebanyak 1.492.002 kasus positif virus Corona COVID-19, 1.327.121 pasien sembuh, dan 40.364 kasus meninggal dunia.

https://indomovie28.net/movies/ritual-2/


Masih Corona, Festival Songkran Thailand Diganti Mandi Air Suci


 - Festival Songkran adalah perayaan tahun baru tradisional Thailand yang rutin digelar tiap tahun. Tapi karena Corona, tahun ini festival itu diganti dengan mandi air suci.

Festival Songkran akan kembali digelar pada tanggal 13-15 April 2021. Akan tetapi pejabat kesehatan Thailand melarang adanya perang air yang selama ini menjadi ikon festival. Ini bertujuan untuk mencegah penyebaran virus COVID-19.


Sebagai gantinya, masyarakat Thailand akan diminta untuk berjalan melewati terowongan yang berada di Jalan Khaosan. Mereka akan diguyur dengan air yang sudah diberkati oleh para biksu setempat.


Presiden Asosiasi Bisnis Jalan Khaosan, Sa-nga Ruangwattanakul, mengatakan bahwa protokol ketat diberlakukan untuk mencegah munculnya kerumunan yang melakukan perang air. Nantinya, seluruh alat seperti ember sampai senapan air akan disita di pintu masuk.


Jumlah pengunjungnya juga dibatasi agar mereka saling menjaga jarak. Selain mandi air suci, aktivitas lain yang dapat dilakukan saat Festival Songkran adalah menuangkan air di atas gambar Buddha dan parade bunga menuju kuil Wat Bowonniwet.


Di samping itu, pembukaan kawasan ini juga diatur mulai siang hari hingga 7 malam selama periode festival berlangsung.


Festival Songkran biasanya akan menarik perhatian ribuan turis yang ada di Thailand. Ini merupakan momen yang membahagiakan dan menjadi ucapan syukur atas berkah di awal tahun.


Kawasan Jalan Khaosan yang dipadati manusia juga memberikan kontribusi penghasil besar bagi pengelola. Mereka bisa mendapatkan pemasukan hingga Rp 4,6 miliar setiap harinya saat keadaan normal.


Namun selama COVID-19, kawasan itu ditutup dan kini tampak sepi. Tak ada lagi wisatawan mancanegara yang bebas berlalu lalang seperti dulu.


Festival Songkran terakhir kali dirayakan di Thailand pada 2018. Pada 2019, festival dibatalkan karena penobatan raja dan 2020 dibatalkan untuk mencegah penularan COVID-19.


Thailand Setujui Paspor Vaksin, Bisa Potong Waktu Karantina


 - Komite Nasional untuk Penyakit Menular Thailand telah menyetujui penggunaan paspor vaksin. Kebijakan terbaru ini bertujuan untuk memotong waktu karantina wajib 14 hari.

Melansir pemberitaan AsiaOne, Rabu (10/3/2021), Menteri Kesehatan Masyarakat, Anutin Charnvirakul, mengumumkannya pada hari Senin lalu.


Di bawah langkah tersebut, wisatawan yang mempunyai sertifikat vaksinasi akan mengurangi karantina COVID-19 dari selama 14 hari hanya menjadi setengahnya atau tujuh hari.


Namun, wisatawan dari Afrika Selatan, di mana varian virus Corona yang sangat menular tersebar luas, masih harus menjalani karantina wajib selama 14 hari penuh.


Di Thailand, sertifikat vaksinasi COVID-19 akan dikeluarkan dengan biaya 100 Baht atau Rp 46.000. Sertifikat ini dikeluarkan oleh rumah sakit yang memberikan dosis kedua vaksin mulai 21 Maret.

https://indomovie28.net/movies/ritual/