Sabtu, 30 November 2019

Modal Rp 50 Ribu, Batok Kelapa Bisa Cetak Omzet Rp 10 Juta

Batok kelapa biasanya hanya akan jadi arang untuk bakar daging atau ikan. Namun, batok kelapa juga bisa diolah menjadi berbagai ragam aksesoris yang menghasilkan cuan.

Hal itu sebagaimana dilakukan Fadli Lidra asal Payakumbuh, Sumatera Barat. Ia menjual beragam aksesoris dari batok kelapa seperti cincin, kalung, hingga jam tangan dengan nama brand Sayak.co.

Fadli mengaku punya hobi seni kerajinan sejak duduk di bangku sekolah. Tapi, ia benar-benar memanfaatkan peluang untuk menjadikannya bisnis di tahun 2015. Ia mengambil batok kelapa sebagai objek karena banyaknya batok kelapa tak terpakai di tempat tinggalnya.

"Dari sekolah dulu udah suka seni-seni kaya gini bikin karya, dari macam-macam karena di sini banyak batok nggak kepakai. Batok dijadiin buat bakar-bakar, jadi ada ide yang lebih kaya aksesoris," katanya kepada detikcom, Jumat lalu (29/11/2019).

Batok ialah material utama dalam bisnis ini. Ia bisa mendapatkan batok itu dengan cuma-cuma. Dia bilang, modal bisnis untuk menjalankan Sayak hanya Rp 50 ribu untuk melengkapi alat.

"Kalau modal awal nggak sampai Rp 50 ribu. Soalnya batok nggak beli kan. Alatnya manual semua," tambahnya.

Untuk membuat kerajinan bukan perkara sulit bagi Fadli karena punya pengalaman. Yang menjadi tantangan untuk menjalankan bisnis ialah penerimaan masyarakat terhadap karyanya. Serta dukungan pemerintah daerah untuk pekerja seni.

Namun, Fadli tak menyerah. Ia mendorong pemasarannya lewat Instagram. Kemudian, ia masuk ke event-event agar produknya semakin populer. http://nonton08.com/my-little-baby-jaya/

Benar saja, bisnis yang bermodal Rp 50 ribu ini terus berkembang. Dari semula hanya menerima 8 order sebulannya saat mengawali bisnis, kini bisa mencapai 30 order.

Harga aksesoris yang jual bervariarif, untuk cincin Rp 50 ribu sampai dengan Rp 350 ribu untuk jam tangan. Omzetnya saat ini rata-rata ialah Rp 4,5 juta hingga Rp 5 juta sebulan. Namun, omzetnya bisa tembus Rp 10 juta jika ia rajin ikut pameran.

"Ya namamya usaha, kadang tembus (Rp 10 juta), kadang ya segitulah (Rp 4,5 juta-Rp 5 juta)," imbuhnya.

Untuk mendapatkan produk Sayak bisa melalui Instagram di @sayak.co. Di Instagram itu juga memuat kontak Whatsapp untuk melayani pesanan.

Survei: GrabWheels Datangkan Penghasilan Tambahan

Moda transportasi ramah lingkungan seperti skuter listrik, sejatinya tidak hanya memberikan manfaat bagi penggunanya dalam melangsungkan aktivitas, tetapi juga membawa dampak ekonomi secara signifikan bagi pengguna dan mitra penyedia area parkir GrabWheels.

Hal ini terlihat dari survei yang baru-baru ini dilakukan oleh Grab Indonesia, sebanyak 85% responden setuju GrabWheels menciptakan peluang untuk penghasilan tambahan seseorang. Selanjutnya, 81% responden juga setuju GrabWheels menambah daya tarik usaha.

Sementara, Grab juga mencatat sebanyak 61% pengguna setuju bahwa GrabWheels atau skuter listrik ini telah membantu mengurangi biaya transportasi. Adapun hasil survei yang berdampak pada ekonomi ini melibatkan 68 mitra UMKM penyedia parkir GrabWheels.

Sebagai informasi, survey ini dilakukan Grab Indonesia untuk mengetahui dampak sosial yang dihadirkan skuter listrik ini terhadap pengguna dan masyarakat pada 28 November 2019 kepada 3.107 responden, dengan 28% (858) orang di antaranya adalah pengguna GrabWheels dan 72% (2.249) adalah bukan pengguna GrabWheels.

Sejauh ini, GrabWheels sudah tersebar di area perkotaan hingga bandara. Seperti, di Green Office Park (BSD City), Lippo Karawaci, Bintaro, Universitas Indonesia, Soekarno-Hatta International Airport T3, sekitar Gelora Bung Karno dan berbagai tempat lainnya di Jakarta. Skuter listrik ini juga terus meluncur secara bertahap di beberaoa lokasi di Indonesia. https://nonton08.com/king-arthur-and-the-knights-of-the-round-table/

Karier Achmad Hamami, dari Pilot Pesawat Tempur ke Pengusaha Alat Berat

Kabar duka kembali datang dari kalangan dunia usaha. Achmad Hamami yang merupakan orang terkaya ke-10 di Tanah Air meninggal dunia.

Hamami merupakan seorang mantan pilot pesawat jet. Ia sempat menjadi kolonel termuda di jajaran militer Indonesia. Ia mengambil pensiun dini karena keadaan politik yang cukup bergejolak kala itu akibat maraknya korupsi.

Setelah itu, ia memilih untuk memulai usahanya sendiri pada 1970.

Seorang teman hingga keluarga membantu Hamami mendapatkan investasi besar dari Caterpillar untuk mengembangkannya di Indonesia. Jadilah Caterpillar Indonesia yang menjelma menjadi Trakindo Utama yang dimilikinya sampai saat ini.

Walaupun dikenal sebagai pengusaha alat berat hampir setengah abad lamanya, siapa sangka jika pria kelahiran 29 Juli 1930 ini banyak mengenyam pendidikan di bidang militer.

Dia pernah mengenyam pendidikan di Koninklijke Ins. V/d Marine Academy di Belanda pada tahun 1950-1953, lalu lanjut ke Air Navigator's School di Belanda tahun 1953-1954.

Tak berhenti di situ, dia melanjutkan pendidikan penerbangan di Royal Air Force (Pilot Training and Command & Staff Training) di Inggris pada tahun 1954-1956 dan 1963.

Kini, bisnis yang di bangunnya itu tidak hanya bergerak di bidang distributor saja. Dia juga mendirikan perusahaan perancangan dan fabrikasi industri alat berat, PT Sanggar Baja dan perusahaan manufaktur PT Natra Raya.

Bisnis pun kian berkembang, pada 1993 dia mendirikan divisi mining PT Trakindo dan perusahaan pembiayaan (leasing) untuk produk alat berat, PT Chandra Sakti Utama.

Dia pun sebagai orang yang memiliki izin sebagai salah satu pemilik waralaba Carl's Jr. dan Wingstop di Indonesia.

Berkat kepemilikannya itu, melansir Forbes, Sabtu (30/11/2019), pria yang meninggalkan satu orang istri dan empat orang anak itu tercatat memiliki kekayaan US$ 725 juta atau Rp 10,1 triliun (kurs Rp 14.000).

Ini Profil Achmad Hamami, Orang Terkaya RI yang Bisnis Alat Berat

Kabar duka kembali datang dari kalangan dunia usaha, kini Achmad Hamami yang merupakan orang terkaya ke-10 di tanah air meninggal dunia. Achmad Hamami merupakan pemilik dari Trakindo Utama. Distributor dari alat berat Caterpillar di Indonesia.

Melansir Forbes, Sabtu (30/11/2019), pria berusia 82 tahun ini meninggalkan satu orang istri dan empat orang anak. Pada laman itu, Hamami tercatat memiliki kekayaan US$ 725 juta atau Rp 10,1 triliun (kurs Rp 14.000).  http://nonton08.com/kidnap-capital/

Achmad Hamami merupakan seorang mantan pilot pesawat jet. Ia sempat menjadi kolonel termuda di jajaran militer Indonesia. Ia mengambil pensiun dini karena keadaan politik yang cukup bergejolak kala itu akibat maraknya korupsi.

Dengan sedikit tabungan, ia mulai membuka tempat kursus/les bagi siswa-siswa. Seorang teman keluarga membantu Achmad mendapatkan investasi besar dari Caterpillar untuk mengembangkannya di Indonesia. Jadilah Caterpillar Indonesia yang menjelma menjadi Trakindo Utama. Ia juga mengambil perusahaan jasa energi PT ABM Investama.

Dikutip dari CNBC Indonesia, pria yang bernama lengkap Achmad Hadiat Kismet (AHK) Hamami ini menempuh pendidikan dan meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Krisna Dwipayana di Jakarta pada tahun 1970.

Hamami menjadi Chairman Grup Tiara Marga Trakindo sejak tahun 2001 sampai sekarang, sekaligus juga Komisaris Utama TMT sejak tahun 2005. Pada tahun 2001-2008, AHK Hamami menjabat sebagai Komisaris Utama PT Trakindo Utama, kemudian sejak tahun 2008 sampai sekarang berganti jabatan sebagai Komisaris di tempat yang sama.

Sebelum mendirikan PT Trakindo Utama pada tahun 1970, beliau berkecimpung di bidang militer Angkatan Laut dengan jabatan terakhir di tahun 1967 sebagai Wakil Direktur Operasi Departemen Hankam. Di tahun yang sama Hamami mulai meniti kariernya di dunia swasta dan bekerja sebagai Direktur Indoconsult Associates sampai dengan tahun 1970.

Tahun 1970, Hamami mendirikan perusahaan pertama dengan nama PT Trakindo Utama yang khusus menangani pendistribusian alat-alat berat merek Caterpillar. Ia terus mengembangkan PT Trakindo Utama sampai dengan tahun 2001 dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Utama.  http://nonton08.com/ajin-part-1-shoudou/