Jumat, 06 Desember 2019

Dirut Garuda Dicopot Gegara Harley, Mardani: Bravo Erick Thohir!

Menteri BUMN Erick Thohir mencopot Direktur Utama Garuda Indonesia gara-gara kasus dugaan penyelundupan Harley Davidson lewat pesawat. PKS mendukung aksi tegas Erick.

"Bravo untuk Erick. Jika kasus ini benar, maka bukan hanya masalah etis tapi juga masalah yuridis yang dilanggar," kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera kepada wartawan, Jumat (6/12/2019).

Direktur Utama Garuda yag dicopot itu adalah I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra alias Ari Askhara. Kasus dugaan penyelundupan Harley itu dilihat Mardani bisa menjadi peringatan agar semua pejabat hati-hati.

"Pimpinan BUMN mestinya punya standar etis dan prudent karena dibiayai oleh uang negara," kata Mardani.

Dia berharap Mardani terus melanjutkan sikap tegasnya. BUMN-BUMN lain juga perlu disorot Erick. Tujuannya untuk membersihkan BUMN dari anasir-anasir pelanggaran.

"Mendorong Erick untuk membongkar praktik-praktik sejenis yang mungkin ada di BUMN lain," ujar Mardani.

Ari Askhara adalah pemilik Harley yang diterbangkan dari Prancis ke Indonesia. Motor gede itu diterbangkan melalui pesawat Garuda.

Motor tersebut ditaksir memiliki harga Rp 200 hingga 800 juta. Ditambahkan dengan dua sepeda Brompton yang turut dikirim. Kerugian negara diperkirakan mencapai Rp 532 juta sampai Rp 1,5 miliar.

"Dengan itu saya sebagai Kementerian BUMN akan memberhentikan saudara Direktur Utama Garuda dan tentu proses dari pada ini karena perusahaan publik pasti ada prosedurnya lagi," kata Erick dalam konferensi pers di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis (5/12) kemarin.

KPK Belum Turun Tangan soal Penyelundupan Harley-Brompton di Garuda

Ketua KPK Agus Rahardjo ikut angkat bicara soal terbongkarnya penyelundupan Harley Davidson yang diangkut pesawat baru Garuda Indonesia. Apa kata Agus?

"Itu kan masih diselidiki oleh penyidik di lingkungan Bea Cukai dan Pajak dan kalau itu hanya melanggar UU Pajak itu masih kewajiban PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil)," kata Agus di kantornya, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (6/12/2019).

"Kecuali mereka kemudian melihat ada kaitannya dengan korupsi. Pasti nanti akan ditangani oleh kepolisian atau siapa," imbuh Agus.

Agus mengatakan KPK juga selalu menerima laporan seperti surat perintah penyidikan (sprindik) dari aparat penegak hukum lain mengenai suatu kasus. KPK disebut Agus dalam posisi mengawasi.

"Kalau pun nanti menurut PPLN di sana misal bekerja sama dengan polisi, kita kan selalu dilapori. Sprindik itu dilaporin pada KPK lalu kita mengawasi dan mensupervisi," ucapnya.

Sebelumnya Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengaku akan berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea Cukai mengenai skandal itu. Di sisi lain Yusri mengaku berkomunikasi dengan Polres Bandara Soekarno-Hatta soal perkembangan kasusnya.

"Gini, itu kan masih ditangani oleh Unit Penindakan Bea Cukai ya itukan baru kemarin (pengungkapan kasusnya). Nanti kita akan coba koordinasi ke sana ya," kata Yusri.

Komisi VI Minta Erick Bentuk Tim Cegah Kasus Dirut Garuda Terulang

Komisi VI DPR RI menduga ada modus lain yang dilancarkan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk I Gustri Ngurah Askhara Danadiputra demi memuaskan kepentingan pribadinya. Ketua Komisi VI DPR Faisol Riza menilai Menteri BUMN Erick Thohir perlu membentuk tim khusus untuk menelusuri dugaan tersebut.

"Kita menduga ini hanya satu dari sekian kali modus operandi ini berjalan. Sebaiknya Menteri BUMN membentuk tim investigasi agar hal yang sama dan terjadi sebelumnya ikut pula diperiksa," kata Faisol kepada wartawan, Jumat (6/12/2019).

Faisol mengatakan kasus dugaan penyelundupan yang menjerat Askhara harus dijadikan momentum untuk membenahi internal PT Garuda. Komisi VI, sebut dia, juga akan meminta Erick menjelaskan perihal kasus Askhara.

"Kami juga meminta agar momentum ini digunakan oleh Menteri BUMN untuk membenahi Garuda secara keseluruhan. Kami akan panggil Menteri BUMN," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, Dirut PT Garuda Ari Askhara diduga menyelundupkan Harley-Davidson dan sepeda merek Brompton menggunakan pesawat Garuda A330-900. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengindikasikan timbulnya kerugian negara Rp 1,5 miliar akibat dugaan itu.

"Saya sebagai Kementerian BUMN akan memberhentikan direktur utama Garuda dan tentu proses pada ini karena perusahaan publik ada prosedurnya," ujar Erick di Kemenkeu, Jakarta Pusat, Kamis (5/12).

Dukung Erick Copot Dirut Garuda, PAN Harap Bukan Langkah Populis Awal Periode

PAN mendukung langkah Menteri BUMN Erick Thohir mencopot Direktur Utama PT Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra alias Ari Askhara gara-gara dugaan penyelundupan Harley Davidson dan sepeda lipat Brompton di pesawat Garuda. Langkah tegas tersebut diharapkan bukan hanya dilakukan di awal periode, tapi juga di masa mendatang.

"Langkah taktis dan cepat Erick Thohir dalam mencopot Dirut Garuda perlu diapresiasi dan didukung. Diharapkan, langkah ini bukan hanya langkah populis di awal periode. Tapi, sangat diperlukan untuk dilanjutkan pada masa berikutnya," kata Wakil Ketua F-PAN DPR Saleh Partaonan Daulay kepada wartawan, Jumat (6/12/2019).

Menurut Saleh, langkah tegas Erick mencopot Dirut Garuda ini bisa menjadi peringatan bagi petinggi BUMN lainnya. Saleh meminta para pimpinan BUMN itu menjalankan tugasnya dengan baik untuk kesejahteraan rakyat.

"Tindakan yang diambil Erick Thohir ini diharapkan akan menjadi peringatan bagi para pimpinan BUMN lainnya. Amanah yang diemban oleh mereka harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh. BUMN haruslah menjadi perusahaan publik yang mendapatkan keuntungan untuk dipergunakan dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat," ujar Saleh.

Dari kasus penyelundupan itu, Saleh melihat ada yang salah di internal Garuda. Karena itulah, Saleh meminta Erick melakukan reformasi yang substantif dengan memperbaiki tata kelola dan manajemen BUMN.

"BUMN harus menjadi perusahaan yang sehat. Tidak boleh jadi beban negara. Sebaliknya, BUMN harus menjadi salah satu sumber terbesar pemasukan keuangan negara setelah pajak," ungkapnya.

"Saya yakin Pak Erick mampu melaksanakan hal itu. Pengalamannya memimpin berbagai perusahaan sebelum ini adalah modal utamanya. Perusahaan swasta saja bisa untung, apalagi perusahaan negara yang dimodali dari dana APBN," lanjut Saleh.

Ari Askhara adalah pemilik Harley yang diterbangkan dari Prancis ke Indonesia. Motor gede itu diterbangkan melalui pesawat Garuda.

Motor tersebut ditaksir memiliki harga Rp 200 hingga 800 juta. Ditambahkan dengan dua sepeda Brompton yang turut dikirim. Kerugian negara diperkirakan mencapai Rp 532 juta sampai Rp 1,5 miliar.