Jumat, 06 Desember 2019

Jokowi Ingin Hapus Semua Pasal Kontroversial RKUHP, Ini Kata Habiburokhman

Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin semua pasal yang dianggap kontroversial dalam RUU KUHP (RKUHP) dihapus. Akankah Komisi III DPR mengakomodir keinginan Jokowi?

"Secara resmi kami belum masuk pembahasan RKUHP, jadi belum ada sikap komisi," kata Anggota Komisi III DPR Habiburokhman kepada wartawan, Jumat (6/12/2019).

Namun secara pribadi, Habiburokhman mengaku bersedia membahas ulang pasal-pasal yang menimbulkan kontroversi beberapa bulan lalu, yang mendapat penolakan dari masyarakat hingga terjadi demonstrasi besar. Dia mengatakan sudah menyerap aspirasi masyarakat terkait RKUHP.

"Sebagai anggota Komisi III, saya siap membahas ulang pasal-pasal yang dianggap kontroversial. Saya sudah menyerap dan menginventarisir aspirasi masyarakat terkait pasal-pasal itu," ujar politisi Partai Gerindra ini.

"Karena ini sifatnya carry over, maka energi dan waktu kita tidak akan habis membahas pasal-pasal lain yang di periode lalu sudah tidak dipermasalahkan," sambung dia.

Habiburokhman menerangkan Komisi III ingin KUHP batu menjadi produk hukum yang berkualitas dan berkeadilan bagi seluruh masyarakat. Dia memprediksi Komisi III akan membahas RKUHP setelah masa reses.

"Prinsipnya kami ingin KUHP yang baru bisa menjadi produk hukum yang berkulitas secara akademis ,tidak bertentangan dengan nilai dasar kebangsaan, serta mampu memenuhi rasa keadilan masyarakat. Dalam waktu dekat, perhitungan saya setelah reses yaitu awal Januari," terang dia.

Sebagaimana diketahui Badan Legislasi (Baleg) DPR RI dan Kementerian Hukum dan HAM menyepakati sebanyak 247 RUU masuk program legislasi nasional (Prolegnas) pada Kamis (5/12). Dari 247, 50 di antaranya merupakan RUU prioritas 2020.

"Menetapkan Prolegnas RUU Prioritas tahun 2020 sebanyak 50 RUU dan dari 50 RUU Prioritas tahun 2020 tersebut terdapat empat RUU Carry Over, dengan rincian tiga RUU dari pemerintah yaitu RUU tentang Bea Materai, RUU tentang KUHP dan RUU tentang Pemasyarakatan," kata Ketua Panitia Kerja (Panja) Prolegnas, Rieke Diah Pitaloka, membacakan laporannya dalam rapat di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (5/12).

"Dan satu RUU usul DPR yaitu RUU tentang perubahan atas UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba," imbuhnya.

Sebelumnya Pemerintah melalui Menkumham Yasonna Laoly telah menyampaikan usulan RUU yang masuk Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2020-2024 dan Prolegnas prioritas 2020. RUU KUHP masuk dalam usulan tersebut.

Seperti diketahui, RUU KUHP merupakan satu dari sejumlah RUU yang ditunda pengesahannya pada periode lalu. RUU KUHP ditunda lantaran ada sejumlah pasal yang dinilai kontroversial.

Semangat mengubah KUHP Belanda itu dimulai pada 1963. Di DPR sendiri, perdebatan RUU KUHP juga telah melintasi 13 periode. Saat ini, akan menjadi perdebatan DPR ke-14.

Diskursus RUU KUHP telah melintasi 7 presiden, yaitu Presiden Sukarno, Presiden Soeharto, Presiden BJ Habibie, Presiden Gus Dur, Presiden Megawati, Presiden SBY, dan Presiden Jokowi.

Gerindra: Jubir Masih Bisa Berubah, Tak Masalah Kalau Fadli Zon Ditunjuk

 Habiburokhman mengatakan nama-nama juru bicara partai yang ditunjuk Ketum Gerindra Prabowo Subianto masih bisa berubah. Habiburokhman yang merupakan salah satu juru bicara khusus itu menilai tak ada masalah jika nantinya nama Waketum Gerindra Fadli Zon ditunjuk sebagai juru bicara.

"Dan ini (jubir) masih bisa ditambah, masih bisa dikurangi, masih bisa berubah, anytime kalau Pak Prabowo mau. Jadi nggak apa-apa, mungkin kemarin gimana, ada apa, kalau besok Pak Fadli Zon ditunjuk (sebagai jubir) juga nggak ada masalah," kata Habiburokhman di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (6/12/2019).

Menurut Habiburokhman, penunjukan jubir adalah mekanisme yang biasa di Partai Gerindra. Para jubir yang ditunjuk Prabowo itu bertugas menyampaikan sikap resmi partai.

"Di setiap parpol, tentu ada mekanisme komunikasi resmi. Kita menginginkan apa, sikap-sikap politik Gerindra bisa benar-benar diserap oleh publik dan publik bisa per event, per kejadian, tahu sikap resmi Partai Gerindra seperti apa," jelas Habiburokhman.

"Beberapa waktu kemarin memang sedikit ada masukan dari masyarakat berupa pertanyaan, apakah pernyataan pengurus Gerindra otomatis menjadi pernyataan resmi Partai Gerindra," imbuhnya.

Namun demikian, Habiburokhman mengatakan anggota DPR dari fraksi Partai Gerindra tetap diminta aktif berbicara terkait isu di komisinya masing-masing sesuai garis kebijakan partai. Penunjukan jubir itu disebutnya agar setiap pernyataan partai yang disampaikan ke publik tidak melenceng dari partai.

"Sementara yang lain, seperti saya bilang tadi, apalagi di DPR, tugas kita di sini adalah bicara. Di komisi masing-masing kita justru diminta aktif berbicara, menyampaikan masukan-masukan kepada pemerintah. Tetapi ya, kita juga sadar, hampir nggak pernah ada yang offside-offside begitu. Ke depan ini supaya lebih baik saja. Ya kurang lebih (agar tidak ada yang offside), kalau main bola kan kalau kebanyakan offside kan kita nggak bikin-bikin gol nanti," ungkapnya.

Seperti diketahui, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menunjuk lima juru bicara khusus untuk partainya. Jubir khusus ini bertugas untuk menyampaikan sikap resmi partai.

"Pak Prabowo telah menunjuk jubir, yaitu Ahmad Muzani, Sufmi Dasco Ahmad, Sugiono, Habiburokhman, Ahmad Riza Patria," kata Waketum Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, kepada wartawan, Jumat (6/12).

Prabowo Tunjuk 5 Jubir Khusus Gerindra: Dasco-Habiburokhman

Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menunjuk lima juru bicara khusus untuk partainya. Jubir khusus ini bertugas untuk menyampaikan sikap resmi partai.

"Pak Prabowo telah menunjuk jubir yaitu Ahmad Muzani, Sufmi Dasco Ahmad, Sugiono, Habiburokhman, Ahmad Riza Patria," kata Waketum Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, kepada wartawan, Jumat (6/12/2019).

Dasco mengatakan para jubir ini akan dievaluasi secara berkala oleh Prabowo. Nantinya, jumlah jubir bisa bertambah, berkurang atau personelnya berganti.

"Penunjukan jubir ini akan dievaluasi secara berkala oleh Pak Prabowo dan bisa berkurang, bertambah atau berubah jika diperlukan," tuturnya.

Dasco menyebut Gerindra merupakan partai pendukung pemerintah. Menurutnya, Prabowo ingin para kader Gerindra menyukseskan program prorakyat dari pemerintah.

"Sebagai salah satu partai pendukung pemerintah kami ingin kader-kader partai Gerindra tetap fokus bekerja di bidang masing2 untuk memastikan suksesnya program-program kerakyatan," ujar Dasco.