Jumat, 06 Desember 2019

Dirut Garuda Dicopot, Tommy Kurniawan Ingatkan Pejabat untuk Amanah

Berita penyelundupan komponen Harley Davidson dan sepeda Brompton di pesawat Garuda Indonesia hingga menyebabkan Dirut Ari Askhara dicopot jabatannya oleh Menteri BUMN Erick Thohir sedang ramai dibicarakan. Anggota DPR Tommy Kurniawan pun ikut mengomentari masalah itu.

Tommy, yang duduk di Komisi VI, yang ruang lingkupnya soal industri, investasi, dan persaingan usaha, menyesali adanya berita buruk tersebut di Garuda. Ia pun merasa tindakan yang dilakukan Erick memecat Ari sudah tepat.

"Sangat tepat sekali Pak Erick melakukan tindakan tegas dengan mencopot Dirut Garuda Indonesia yang terkait dugaan penyelundupan motor mewah tersebut dan jenis lainnya. Sesuai apa yang dikatakan Pak Jokowi sudah tidak zaman lah pejabat publik bertindak seperti itu," ujarnya via telepon.

Tommy Kurniawan juga mengingatkan pejabat publik untuk amanah dalam bekerja. Ia mengajak semua elemen pekerja di BUMN bisa memberi contoh yang lebih baik lagi.

"Harusnya melakukan inovasi, pengembangan, dan juga hal-hal lai yang memajukan BUMN melalui masing-masing badan usahanya. Ini peringatan keras kepada pejabat publik. Mari lah kita bekerja secara profesional dan memajukan perusahaan dan memegang amanah Presiden Jokowi," tuturnya.

Diketahui Harley Davidson dan sepeda Brompton yang diselundupkan berada di dalam pesawat Garuda Indonesia dengan nomor flight GA9721 tipe Airbus A330-900 seri Neo.

Bukan Lorenzo, Nyai Nikita Terungkap Intim dengan Bule Lain di Bali

 Billy Syahputra diketahui dekat dengan Nikita Mirzani. Kini ia membocorkan kejadian yang terjadi antara Nikita dengan bule di Bali.

Billy memang belum lama ini berada di Pulau Dewata dengan Nikita. Di situ, ia melihat hal yang mengejutkan dari sahabatnya dan memberi tahu ke Hotman Paris.

"Di Bali, Bang, saya bikin YouTube sama Lorenzo, terus memang kan tujuan saya pengin bikin YouTube sama syuting, terus sama Mami Nikita mau liburan. Terus tiba-tiba bule satu datang, bule cakep banget memang bule suka banget sama dia. Siapanya lo nih, Mam? Ah ini cuma temen. Cuma teman tapi dipojokkan nih, Bang," ujarnya dalam talkshow Hotman.

Billy Syahputra sampai tak habis pikir dengan Nikita Mirzani. Ia juga tak menampik Jorge Lorenzo menyukai Nikita.

"Di kayu-kayu gitu terus bunyi. Itu apa ya, Bang bunyi-bunyi gitu. Ada empat bule yang suka sama dia, salah satunya Lorenzo," tuturnya.

Aibnya dibongkar Billy, Nikita Mirzani menjerit. Ia kemudian memberikan klarifikasi.

"Ya itu semuanya cuma teman. Kan bule gitu kan intim cuma dekat gitu lo. Gue mah anak baik-baik nggak mungkin gitu," katanya.

Ada Isu UAS & Mellya Cerai karena Perkara Nafkah Zahir

Setelah diketahui pernikahannya bermasalah sejak empat tahun lalu, ustaz Abdul Somad dan Mellya Junarti diterpa isu baru.

UAS dan Mellya disebut-sebut berprahara juga karena faktor nafkah zahir atau yang umumnya disebut sebagai nafkah lahir.

Isu ini beredar di kampung halaman Abdul Somad di Riau. Somad memang lahir di Asahan, Sumatera Utara, tapi ia berdomisili di sana.

detikcom mengonfirmasi isu ini ke pengacaranya, Hasan Basri. Tapi Hasan mengaku belum bisa bicara banyak.

"Saya lihat dulu beritanya, yang jelas masalahnya apa tak bisa diungkap," kata Hasan Basri dihubungi detikcom, Jumat (6/12).

Ada Isu UAS & Mellya Cerai karena Perkara Nafkah ZahirFoto: UAS dan Melly Junarti cerai karena masalah nafkah zahir? / ist

Mellya sendiri yang dikonfirmasi media setempat sudah memberikan pernyataannya. Ia juga menutup mulut dan meminta wartawan untuk mengonfirmasi pada Abdul Somad sebagai pihak penggugat.

Abdul Somad dan Mellya bercerai pada 3 Desember di PA Bangkinang. UAS menggugat cerai Mellya sejak Juli dan sudah 11 kali menjalani sidang.

Kamis, 05 Desember 2019

Kenalkan! Yohana Marpaung Guru Anak-anak Rimba di Jambi

Yohana Marpaung gadis ini menitikkan air mata melihat para muridnya anak Rimba di Jambi meninggalkan lokasi pemukiman. Dia adalah guru tanpa pamrih mengajar bagi anak-anak Rimba yang hidup nomaden di bawah perkebunan sawit dan kawasan belantara.

Bernama lengkap Yohana Pamela Berliana Marpaung (27) sudah satu tahun ini mengabdi di LSM lingkungan WARSI di Jambi. Dia saban hari menjadi guru buat belasan anak-anak suku Rimba di Kabupaten Sorolangun, Jambi

Dia mengajar tulis baca dan berhitung. Orang tua muridnya hanya membangun rumah sederhana dengan bermodalkan terpal seadanya di bawah pohon sawit. Di sanalah, gadis berdarah Batak ini bercengkerama menularkan ilmunya buat anak Rimba di bawah ketua kelompok Mariyau.

Yohana pernah menangis di bawah pohon sawit. Dia baru saja mengikuti workshop di kota Jambi. Bergeges dia kembali ke kelompok muridnya nan jauh dari pusat kota.

Sesampai di kawasan perkebunan sawit, matanya menatap tajam di lokasi di mana dia selama ini sudah mengajar kepada muridnya selama setengah tahun. Dia cari ke sana-kemari di bawah pohon sawit. Namun jejak muridnya tak terlihat. Gubuk-gubuk mungil yang biasanya terbentang di tengah perkebunan sawit seketika menghilang.

Yohana duduk lemas. Sepertinya dia tidak percaya dengan fakta yang dihadapinya. Muridnya pergi tanpa pesan, entah ke mana akan dicari. Hatinya remuk redam, bocah-bocah Rimba yang belajar kepadanya hilang tak tahu rimbanya.

Hanya dapat duduk dan menangis. Air matanya dihapus ketika bertemu dengan seorang ibu dari kelompok Rimba lainnya. Dia bertanya ke mana gerangan kelompok muridnya.

Dari keterangan seorang ibu yang lazim disebut induk dalam komunitas Rimba, bahwa muridnya meninggalkan lokasi itu karena ada keluarganya yang meninggal. Dalam tradisi dan keyakinan masyarakat Rimba disebut Melangun setiap ada keluarga yang meninggal harus meninggalkan lokasi itu.

Inilah sebabnya, mengapa muridnya meninggalkan sarjana antropologi dari Universitas Sumatera Utara (USU) jebolan 2013 itu. Dapat kabar kelompok muridnya mengikuti jejak orang tuanya di kawasan Tembisi masih di Kabupaten Sorolangun. Butuh waktu minimal 3 jam dengan berkendaraan. Itu pun tak tahu pasti mau ke mana akan dicari mereka.

Tak mau kehilangan anak muridnya, Yohana melangkah pasti melacak mereka meninggalkan lokasi awal. Belakangan kelompok ini berhasil ditemukan, di Desa Bukit Suban di belakang rumah penduduk.

"Aku lega, setelah mencarinya bertemu dengan mereka. Kami belajar lagi sebagaimana biasanya," kata Yohana kepada detikcom, Senin (25/11/2019).

Cerita di atas adalah sepenggal kisah saat kehilangan muridnya pada Juni 2019. Gadis yang ceria ini adalah magnet bagi muridnya.
Sebagai guru anak Rimba, jangan bermimpi Yohana memberikan pelajaran di dalam ruangan permanen sebagaimana umumnya sekolah formal. Tak ada bangku, tak ada meja, tak ada atap yang sebagai penopang tempat belajar dari sengatan matahari atau turunnya hujan.

Paling banter mereka belajar di gubuk reyot beratap terpal plastik atau paling banter seng bekas yang sudah berkarat. Tapi biasanya lebih banyak proses belajar-mengajar di bawah pohon sawit dan kawasan hutan belantara. Dindingnya hanya bentangan alam yang sudah porak poranda oleh lajunya deforestasi.