Minggu, 08 Desember 2019

BPK Jadi Eksternal Auditor IMO

"Kita berupaya untuk memastikan reformasi berjalan dengan transparan, inklusif, dan inovatif untuk mencapai tujuan sebagaimana dinyatakan dalam rencana strategis IMO," kata Budi.

Sebagai informasi, International Maritime Organization (IMO) adalah badan khusus Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang didirikan pada tahun 1948 dan bertanggung jawab pada isu-isu keselamatan dan keamanan pelayaran serta pencegahan terhadap polusi laut. IMO saat ini beranggotakan 174 negara serta tiga associate members dengan kantor pusat berbasis di Inggris.

Dengan menjadi anggota Dewan IMO, eksistensi Indonesia mendapat pengakuan dunia untuk turut menentukan kebijakan sektor transportasi laut dunia, khususnya di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim.

Dewan IMO merupakan badan pelaksana di bawah majelis yang bertugas mengelola kegiatan organisasi di antara sidang majelis. Dewan juga merupakan pengambil kebijakan dalam berbagai bidang tugas IMO yang membahas laporan dari seluruh komite IMO dan membuat keputusan-keputusan yang akan ditetapkan dalam sidang majelis IMO.

BPK Jadi Eksternal Auditor IMO

BPK RI berhasil menjadi auditor eksternal IMO periode 2020-2023. Terpilihnya Indonesia berdasarkan hasil pemungutan suara dari delegasi 142 negara yang hadir dalam sidang majelis IMO ke 31 di kantor pusat IMO di London, Inggris, Jumat (29/11/2019).

Indonesia mengungguli Inggris dan Italia dengan perolehan 75 suara melalui dua putaran. Indonesia akan menggantikan Ghana yang telah menjadi auditor eksternal IMO dalam dua periode terakhir.

"United Kingdom (UK) mengucapkan selamat kepada BPK RI yang telah terpilih menjadi external auditor untuk IMO. Kunci dari auditorisasi adalah penerapan standar tertinggi dalam pemeriksaan dan pelayanan yang transparab. Sukses untuk Indonesia," kata delegasi dari UK yang hadir dalam sidang majelis IMO.

Terpilihnya Indonesia menjadi auditor eksternal BPK menambah hasil positif delegasi Indonesia untuk IMO yang sebelumnya juga kembali terpilih sebagai anggota dewan IMO periode 2020-2021. Terlebih, BPK menjadi perwakilan Asia Tenggara perdana yang menjadi auditor eksternal IMO.

"BPK jauh lebih menarik prosesnya, karena kita mulai dari posisi yang tidak terlalu optimis. Karena di atas kertas, 2-3 minggu lalu hanya belasan saja yang menyatakan dukungan. Tapi karena kerja sama yang solid, kita bisa meyakinkan," kata Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris Rizal Sukma.

Terpilihnya Indonesia sebagai auditor eksternal IMO menunjukan pengakuan dunia atas eksistensi Indonesia di sektor maritim Internasional.

"Intinya, saya yakin pendapat Indonesia akan semakin dipertimbangkan dalam menyampaikan gagasan. Khususnya mereka yang punya kepentingan di dunia maritim dan pelayaran. Jadi itu semacam suntikan darah segar baru dalam penguatan diplomasi Indonesia," tambahnya.

Wakil Ketua BPK RI Agus Joko Pramono mengatakan BPK akan memberikan dukungan profesional kepada IMO berdasarkan pengalaman bergengsi yang telah dimiliki BPK selama ini. BPK dalam paparannya menyatakan kesiapannya lewat pengalaman menjadi Auditor Eksternal bagi lembaga internasional, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk tiga tahun berturut-turut periode 2016-2018, 2018-2019, dan 2019-2021.

"BPK merupakan anggota pendiri asosiasi supreme audit institution di ASEAN. Dengan jadi auditor IMO, kita bisa tularkan ke ASEAN juga. Kita bisa bikin benchmark ke ASEAN seperti apa mengelola sektor kemaritiman," kata Agus.

Bangga! RI di Kancah Organisasi Maritim Dunia

Indonesia memperkuat posisinya sebagai negara maritim dunia setelah berhasil menorehkan hasil positif pada sidang majelis Organisasi Maritim Internasional/IMO (International Maritime Organization) ke 31 di London, Inggris. Indonesia kembali menjadi satu dari 40 anggota dewan IMO yang mewakili 174 negara anggota IMO dan untuk pertama kalinya menjadi auditor eksternal IMO.

Diplomasi menjadi kunci Indonesia berhasil mempertahankan sentimen positif di mata negara-negara maritim dunia. Puluhan delegasi Indonesia dari berbagai stakeholder hadir di London selama seminggu terakhir untuk mencapai hasil tadi.

Dengan hasil ini, posisi Indonesia sebagai negara maritim dunia dipercaya akan semakin strategis di IMO. Indonesia yang diwakili oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) bahkan berhasil mengalahkan Inggris dan Italia yang telah memiliki sejarah panjang dalam keanggotaan IMO sebagai auditor eksternal periode 2020-2023 mendatang.

Bagaimana kisah sukses Indonesia di London?

RI Jadi Anggota Dewan IMO

Hasil pemilihan anggota dewan IMO yang berlangsung di kantor pusat IMO di London, Inggris, menetapkan Indonesia menjadi 1 dari 40 negara anggota dewan IMO periode 2020-2021. Indonesia kembali menjadi anggota dewan IMO kategori C setelah meraih suara terbanyak kelima dari 24 kandidat yang memperebutkan 20 kursi untuk kategori tersebut.

Pemungutan suara berlangsung sejak pukul 09.30 pagi hingga 17.30 waktu setempat, yang diawali promosi dari tiap negara kandidat dari masing-masing kategori untuk dipilih oleh 174 delegasi negara/yurisdiksi anggota IMO.

Pemungutan suara diawali untuk kategori A yang merupakan negara-negara yang memiliki armada pelayaran niaga dan penyedia angkutan laut internasional terbesar yang punya peranan dan kepentingan dalam International Shipping Services. Pada kategori ini, anggota dewan IMO 2020-2021 yang terpilih adalah negara yang sama pada periode sebelumnya, yakni China, Yunani, Italia, Jepang, Norwegia, Panama, Republik Korea Selatan, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat.

Sementara anggota dewan IMO kategori B periode 2020-2021 yang terpilih adalah Australia, Jerman, Prancis, Spanyol, India, Kanada, Belanda, UAE, Brazil, dan Argentina. Argentina menjadi anggota dewan yang baru di kategori B menyingkirkan Swedia yang mendapatkan voting terendah.

Anggota Dewan IMO kategori B merupakan negara-negara yang mewakili kepentingan terbesar dalam penyelenggara jasa perdagangan pelayaran atau International Seaborne Trade.

Sedangkan anggota dewan IMO kategori C periode 2020-2021 yang terpilih adalah Singapura, Malta, Malaysia, Siprus, Indonesia, Bahama, Afrika Selatan, Meksiko, Chili, Belgia, Mesir, Peru, Maroko, Denmark, Turki, Thailand, Jamaika, Filipina, Kuwait, dan Kenya. Dalam kategori ini, Kuwait menjadi anggota baru menggantikan Liberia.

Negara-negara ini memiliki kepentingan khusus dan peran terbesar dalam transportasi laut atau navigasi serta pemilihannya ke dalam anggota Dewan memastikan keterwakilan semua daerah geografis utama di dunia.

Sebelumnya Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menyampaikan bahwa melalui keanggotaan di Dewan IMO, Indonesia akan terus mendukung IMO dalam meningkatkan implementasi dari konvensi-konvensi, standar, serta pedoman-pedoman IMO.

Selain itu, Indonesia juga berupaya untuk memastikan terwujudnya keseimbangan antara kebutuhan akan pengembangan perekonomian, fasilitasi perdagangan internasional, serta keselamatan dan keamanan dengan perlindungan lingkungan maritim di wilayah pelayaran internasional. Indonesia juga akan terus berpartisipasi dan bekerjasama dengan negara-negara anggota IMO dalam hal Reformasi Dewan IMO.

"Kita berupaya untuk memastikan reformasi berjalan dengan transparan, inklusif, dan inovatif untuk mencapai tujuan sebagaimana dinyatakan dalam rencana strategis IMO," kata Budi.