Rabu, 11 Desember 2019

Penerbangan Pindah ke Kertajati Diprotes, Ridwan Kamil: Risiko Peralihan

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung protes pemindahan penerbangan domestik dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati atau Bandara Internasional Jawa Barat. Alasannya karena bisa menurunkan jumlah wisatawan ke Kota Bandung.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil merespons protes tersebut. Pria yang akrab disapa RK ini menyatakan semua pilihan memang ada risikonya.

"Semua pilihan kan pasti ada risikonya. Dulu saat tidak diputuskan ke Kertajati juga, Kertajati-nya yang sepi," ucap RK di Kantor Kemenko Maritim dan Investasi, Jakarta Pusat, Selasa (10/12/2019).

Dia menambahkan semua hal ada positif dan negatifnya. Semua yang terjadi dinilai Emil sebagai risiko peralihan penerbangan.

'Semua hal begini ada plus minus, mohon bersabar saja ini risiko peralihan," kata RK.

Ridwan Kamil menambahkan, upaya mendongkrak penumpang di Bandara Kertajati bakal didorong dengan tol Cisumdawu.

"Pemulihan penumpang ini tunggu Cisumdawu beres," tuturnya.

Dari catatan detikcom, sejak Oktober, Pemkot Bandung memang sudah mengeluhkan adanya penurunan jumlah wisatawan usai dipindahnya penerbangan domestik ke Bandara Kertajati. Bahkan, Pemkot Bandung meminta penerbangan domestik dikembalikan ke Bandara Husein Sastranegara.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari mengatakan pengalihan 13 rute penerbangan dari dan menuju Bandara Husein dialihkan ke BIJB berdampak terhadap kunjungan wisata ke Kota Bandung.

Berdasarkan data yang ada, kata dia, terdapat penurunan kunjungan wisatawan mancanegara maupun domestik ke Kota Bandung melalui Bandara Husein Sastranegara mencapai 150 ribu orang.

"Jadi ongkoh (katanya) Bandung teh top ten destinasi wisata. Tapi kalau akses udara ditutup yang gimana mau jadi destinasi wisata," ucapnya, saat ditemui di Gedung Indonesia Menggugat (GIM), Kota Bandung, Senin (28/10/2019).

Apa Iya Masalah di Bandara Husein Sastranegara Salahnya Kertajati?

 Bandara Husein Sastranegara tak seramai sebelumnya usai pemindahan rute penerbangan ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, sehingga memunculkan klaim telah berkontribusi pula pada turunnya angka kunjungan wisatawan. Benarkah demikian?

Terkait itu, Dishub Jabar minta Disparbud Kota Bandung untuk mengkaji kembali mengenai klaim penurunan wisatawan yang diakibatkan penataan penerbangan Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, dan Bandara Kertajati, Kabupaten Majalengka.

Kadishub Jabar Hery Antasari mengatakan, permintaan Disparbud Kota Bandung agar seluruh penerbangan dikembalikan ke Husein Sastranegara bukan lagi menjadi opsi. Sebab hal itu sudah menjadi kesepakatan antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan PT Angkasa Pura II.

"Selama ini yang Bu Kenny (Kadisbudpar Kota Bandung) jadi acuan penurunan jumlah wisatawan sampai 150 ribu. Nah, saya ingin tanya balik apakah ada kajian atau survei mengenai hal itu yang diakibatkan langsung oleh penataan rute penerbangan Husein dan Kertajati (BIJB)?," ujar Hery pada detikcom via telepon, Selasa (29/10/2019).

Hery mengatakan, selama ini kesepakatan yang terjadi adalah Bandara Husein Sastranegara tetap melayani penerbangan internasional seperti Malaysia dan Singapura. Bahkan kini ada penambahan untuk tujuan domestik seperti ke Banyuwangi. Sementara, BIJB juga melayani sejumlah penerbangan yang tidak ada di Bandara Husein Sastranegara dan itu diyakini sebagian besar penumpang bertujuan ke Kota Bandung.

"Kalau wisatawan domestik kebanyakan itu (perjalanan) darat bukan udara," kata pria yang juga mantan Kepala Bappelitbang Kota Bandung itu.

Menurutnya hal-hal tersebut perlu dicermati dan dikaji kembali kaitannya apakah penataan rute Bandara Husein Sastranegara dan BIJB yang dimulai pada Juli 2019 ini berdampak langsung pada penurunan jumlah wisatawan atau tidak.

"Sekarang ini kan masih low season, kedua masih ada kebijakan yang belum landai mengenai tingginya harga tiket pesawat dan itu dirasakan bukan hanya oleh Bandung tapi Bali dan juga Yogyakarta menurun. Jadi saya pikir relevansinya perlu dicermati lagi," ujarnya.

Pihaknya berharap hasil kajian dan survei mengenai hal tersebut bisa segera diberikan oleh Disparbud Kota Bandung. "Cermati lagi, kaji lagi, apakah betul ada kaitannya. Dan mohon kami diberi masukkan kalau memang ada kaitannya. Itu juga akan jadi dasar kami untuk mendorong (kebijakan) ke pemerintah pusat," ujar Hery.

Ganti Bos, Bukalapak Bakal Setop Bakar Duit?

Achmad Zaky resmi mundur dari start up e-commerce Bukalapak. Kini, ia pun telah digantikan oleh Rachmat Kaimuddin yang merupakan mantan Director of Finance and Planning OT Bank Bukopin. Usai mengundurkan diri, Zaky berpesan agar Bukalapak menghentikan praktik bakar uang.

Lantas, dengan penggantian CEO ini, apakah Bukalapak akan menghentikan praktik bakar uang tersebut?

Menjawab pertanyaan itu, Presiden dan Co-Founder BukaLapak Fajrin Rasyid mengatakan bahwa saat ini memang start up e-commerce tersebut akan fokus pada kinerja perusahaan yang berkelanjutan (sustainability) dan menciptakan pertumbuhan yang sehat.

"Kalau bicara setop bakar uang itu adalah sesuatu yang subyektif. Tapi kita pada intinya berfokus sustainability dan healthy growth," tutur Fajrin usai menghadiri acara penandatanganan kerja sama antara Bukalapak dan Kementerian Perdagangan (Kemendag), di Jakarta, Selasa (10/12/2019).

Menurutnya, sustainability dan healthy growth itu merupakan poin yang kini juga menjadi pertimbangan investor. Sehingga, tak lagi hanya berorientasi pada Gross Merchandise Value (GMV). GMV adalah total nilai penjualan seluruh barang di platform e-commerce selama kurun waktu tertentu.

"Kalau kita bicara soal investor, investor dulu bicaranya yang penting grow, grow, grow valuasi, ternyata sekarang juga peduli akan hal-hal seperti path to profitability, growth yang sehat, dan sebagainya. Jadi itu menurut kita adalah tren start up ke depan, termasuk di tahun 2020," jelas Fajrin.

Ia pun mengungkapkan bahwa perusahaannya juga akan mulai fokus pada orientasi perusahaan yang profitable dalam waktu dekat.

"Dalam waktu dekat, tapi saya tidak bisa sebut," ujarnya.

Meski begitu, ia menjelaskan bahwa saat ini pendapatan atau revenue Bukalapak meningkat 3 kali lipat dibandingkan tahun 2018. Selain itu, praktik bakar uang pun sudah berkurang sepertiganya dibanding tahun lalu.

"Kalau kita melihat healthy growth dan sustainability salah satu parameternya adalah revenue dan burn. Revenue kita itu tahun ini meningkat 3 kali lipat dibanding tahun lalu. Dari sisi burn berkurang sepertiganya dibanding tahun lalu. Itu menunjukkan komitmen kita menuju sustainability kita," paparnya.

Sebelumnya, dilansir dari CNBC Indonesia, Achmad Zaky berpesan agar Bukalapak bisa tumbuh lebih baik dan dapat menghentikan praktik bakar uang.

"Bukalapak tidak bisa terus bakar uang. Harus semakin mature, perusahaan tak bisa terus-terusan bakar uang. Harus ada return of investment," tegas Zaky saat berbincang dengan pimpinan media massa di Jakarta, Senin Malam (9/12/2019).

Zaky mengatakan, kini Bukalapak sudah memiliki 2.000 karyawan dengan pelapak yang mencapai 2,5 juta. Bahkan Zaky mengatakan menurut data Bukalapak masuk top 40 startup paling top dari segi valuasi.

"Saya makin sadar, Bukalapak sudah besar sekali dan tantangan makin besar. Me-manage karyawan yang mencapai 2.000 orang tidak mudah dan nanti akan terus bertambah. Butuh pengalaman," imbuh dia.