Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita hari ini menghadiri rapat kerja (raker) di Komisi VI DPR RI. Raker kali ini membahas beberapa hal.
Hal pertama yang dibahas dalam raker adalah penyampaian program kerja dan anggaran Kementerian/Lembaga (K/L) tahun 2020. Raker ini juga akan membahas target penyelesaian roadmap K/L.
Rapat dimulai sekitar pukul 10.30 WIB. Agus datang dengan mengenakan kemeja batik dengan corak hijau.
Rapat dibuka oleh Anggota DPR dari Fraksi PKB Faisol Riza sebagai pimpinan rapat.
"Dengan ini rapat saya mulai, dan dibuka untuk umum," ucap , di Ruang Rapat Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin (9/12/2019).
Mimpi RI Jadi Pusat Produksi Kendaraan Listrik di Asia Tenggara
Industri otomotif tanah air merupakan salah satu sektor yang jadi andalan dalam roadmap industri 4.0. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menargetkan 20% dari total produksi motor nasional pada 2025 atau sekitar 2 juta unit berbasis energi listrik.
Jumlah tersebut diharapkan meningkat terus sehingga pada 2030 Indonesia bisa menjadi pusat kendaraan listrik Asia Tenggara pada 2030.
"Untuk merealisasikan target tersebut, kami secara agresif mengajak para produsen otomotif agar membuka kegiatan produksi di Indonesia. Pemerintah yakin bahwa Indonesia memiliki banyak keunggulan pada sektor otomotif, sehingga target pada tahun 2030 tersebut, bukan hal yang mustahil untuk dicapai," tegas Agus dalam keterangan tertulis Kementerian Perindustrian, Jumat (29/11/2019).
Menurut data Kementerian Perindustrian hingga Oktober 2019 6,2 juta unit sepeda motor diproduksi industri dalam negeri. Ratusan ribu unit di antaranya sudah diekspor ke Filipina, Thailand, Bangladesh, Kamboja, Malaysia, Vietnam, Jepang, Eropa Barat, hingga Amerika Latin.
"Dapat saya sampaikan, produksi sepeda motor periode Januari-Oktober 2019, tercatat sebanyak 6,2 juta unit. Di mana penjualan domestik sebesar 5,5 juta unit dan ekspor sebesar 682 ribu unit," papar Agus.
Menurut Agus, pemerintah juga telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2019, di dalamnya mengatur tentang super deduction tax bagi kegiatan riset, inovasi dan vokasi yang dapat memberikan pengurangan pajak sampai 200%-300%. Hal ini penting bagi produsen untuk meningkatkan kualitas produksi sepeda motornya.
"Ini suatu yang sangat luar biasa, mudah-mudahan para produsen bisa memanfaatkan dengan baik kebijakan dari pemerintah tersebut. Bagi principal yang belum ada kegiatan produksi di sini, saya kira ini adalah momentum yang tepat untuk melakukan invetasi di Indonesia," tutur politikus Partai Golkar.
6 Tahun Lagi Indonesia Bidik Produksi 2 Juta Motor Listrik
Indonesia tengah bergegas menuju era kendaraan listrik, termasuk untuk sepeda motor. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menyatakan motor listrik masuk ke dalam target roadmap pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai.
"Dalam roadmap pengembangan industri kendaraan bermotor, pemerintah Indonesia mentargetkan produksi sepeda motor akan tumbuh 10 juta unit per tahun, pada tahun 2025 dengan target 1 juta unit kendaraan ekspor di tahun 2025," kata Agus saat di Istora Senayan, Jumat (29/11/2019).
"Pemerintah juga menargetkan sekitar 20 persen dari total produksi nasional atau sebanyak 2 juta unit pada tahun 2025 adalah sepeda motor listrik," tambah Agus.
Agus menjelaskan hal itu sejalan dengan peraturan presiden kendaraan listrik yang ditandatangani Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Secara resmi perpres Presiden tentang percepatan kendaraan listrik berbasis baterai sudah diluncurkan, berkaitan dengan program, pengembangan, TKDN, sampai dengan insentif yang akan diberikan," ujar Agus.
Dengan adanya kemudahan tersebut, Agus menambahkan hal ini bisa menjadi potensi investasi bagi para pelaku industri otomotif di Tanah Air.
"Sejalan itu, pemerintah juga telah mengeluarkan PP Nomor 45 tahun 2019, di mana salah satunya mengatur super dedictable tax bagi kegiatan riset, inovasi, yang dapat memberikan kemudahan tax sebesar 200 sampai 300 persen. Ini suatu hal yang luar biasa, mudah-mudahan para produsen bisa memanfaatkan kebijakan tersebut," ungkap Agus.
"Untuk teman-taman yang masih membawa produknya impor. Saya kira ini waktunya untuk menyampaikan kepada prinsipal masing-masing, ini adalah momentum atau waktu yang tepat untuk melakukan investasi di Indonesia," pungkas Agus.