Rabu, 01 Januari 2020

Ini Rasanya Menginap di Hotel Bandara Terbaik di Dunia

Menginap di hotel tengah kota mungkin sudah biasa. Namun, lain ceritanya kalau menginap di hotel bandara terbaik di dunia.

Adalah The Crowne Plaza Changi Airport di Singapura, hotel bandara yang telah menyabet predikat terbaik di dunia oleh traveler versi Skytrax selama lima kali berturut-turut. Atas undangan dari Changi Airport Group, detikcom pun berkesempatan menginap di sana saat menjelajahi Jewel Changi.

Pertama-tama, mari kita buang jauh-jauh kesan hotel bandara yang sempit dan apa adanya. Ketahuilah, The Crowne Plaza Changi Airport merupakan sebuah hotel bintang lima yang berlokasi di area Terminal 3 Bandara Changi. Ya, secara teknis hotel ini berada di dalam area terminal.

Dari segi akses, lokasi hotel yang berada di dalam Terminal 3 Bandara Changi ini memudahkan traveler untuk bergerak atau pun transit sejenak sebelum mengejar penerbangan selanjutnya. Konektivitas Bandara Changi yang terintegrasi satu sama lain juga membuat hotel ini dapat diakses dengan berjalan kaki.

Selain akses menuju bandara yang sangat mudah, fasilitas The Crowne Plaza Changi Airport sungguh layak diacungi jempol. Menjadi yang terbaik di kelasnya, hotel tersebut memiliki sejumlah fasilitas penunjang hotel bintang lima seperti kolam renang, tempat fitness, spa, bar, serta lounge. Serta jangan lupakan pemandangan runway dan pesawat yang hilir mudik.

Kemudian, jangan lupakan juga kamar hotel yang nyaman dengan standar bintang lima. Memiliki luas sekitar 36 meter persegi, kamar hotel The Crowne Plaza Changi Airport dilengkapi dengan kasur single size, mebel nyaman, meja kerja, kamar mandi dengan bathub luas, serta yang terpenting WiFi super cepat. Formatnya seperti kamar apartemen model studio.

Bagi kamu yang menggilai dunia aviasi, bahkan bisa memesan kamar Premier Runway View Room yang langsung menghadap runway bandara lengkap dengan pesawatnya. Menginap di kamar ini, percayalah bahwa kamu akan dibuat malas meninggalkan kamar.

Bahkan untuk para pebisnis atau traveler yang tak punya banyak waktu, The Crowne Plaza Changi Airport juga memiliki Day Use Room (Deluxe Room) yang bisa disewa untuk empat hingga delapan jam saja. Ratesnya pun bervariasi dari 120-180 SGD atau 1,2-1,8 juta rupiah. Sedangkan rate fullday adalah 250 SGD atau 2,5 juta rupiah.

Traveler yang mau singgah ke pusat kota Singapura pun bisa memanfaatkan sejumlah moda transportasi dari Bandara Changi ke pusat Singapura. Kalau tak mau repot, traveler juga bisa menemukan banyak hal di Jewel Changi. Cukup dengan naik skytrain atau berjalan kaki saja dari hotel.

Segala kemudahan dan kenyamanan yang didapat dari The Crowne Plaza Changi Airport memang layak membuatnya dianugerahi titel hotel bandara terbaik di dunia untuk lima kali berturut-turut.

Inilah Negara Paling Fleksibel untuk Urusan Kerjaan

Trend kerja mobile tengah digemari di kalangan milenial. Namun, Finlandia sudah menerapkan konsep kerja ini sejak tahun 2011 silam.

Kerja di kantor dari balik kubikel selama delapan jam masih menjadi konsep kerja umum di Indonesia. Hanya seiring dengan menjamurnya startup dan kaum milenal yang kian mobile, perlahan pekerjaan mulai dikerjakan secara mobile.

Konsep kerja yang fleksibel itu pun mulai diikuti oleh institusi sekelas negara seperti Badan Kepegawaian Negara (BKN). Baru-baru ini institusi tersebut sempat mewacanakan agar PNS boleh bekerja mobile dari rumah.

Tengah populer di Indonesia, konsep kerja fleksibel itu sudah lebih dulu diterapkan di banyak negara maju. Salah satunya adalah Finlandia, negara Skandinavia di Utara sana.

Dilansir detikcom dari situs BBC, Selasa (13/8/2019), Finlandia merupakan negara yang memiliki banyak perusahaan IT atau teknologi. Tidak heran kalau konsep kerja mobile atau fleksibel cukup populer di sana.

Diketahui, konsep kerja seperti itu telah berlangsung selama lebih dari dua dekade. Berawal dari Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Ekonomi Finlandia tahun 2011 tentang aturan jam kerja, para pekerja diperkenankan menyesuaikan jam kerja mereka dengan mulai atau pulang lebih awal tiga jam atau setelahnya.

Menurut firma akuntan global Grant Thornton, sekitar 92% perusahaan di Finlandia mengizinkan pekerjanya untuk menyesuaikan jam kerja mereka.
Perlahan, konsep kerja itu mulai diadopsi oleh sejumlah perusahaan dan negara lain di dunia. Sejumlah nama perusahaan global ternama seperti Virgin group, PwC hingga Dixon Carphone mulai ikut menerapkaanny. Termasuk negara persemakmuran seperti Australia dan Inggris.

Hanya tidak berhenti sampai di situ, Finlandia juga telah memperbarui aturan kerja mereka. Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Ekonomi Finlandia terbaru, terhitung tahun 2020 para pekerja tetap akan mendapat kebebasan untuk menentukan kapan dan dari mana mereka bekerja selama kurang lebih setengah jam kerja mereka.

Selasa, 31 Desember 2019

Pengalaman Diinterogasi Pasukan SWAT China

Bertualang jauh ke pedalaman China, traveler memang mesti waspada. Apalagi kalau ada masalah keamanan. Jangan kaget kalau ditanyai polisi di sana.

Jumat, 22 Maret 2019 lalu saya akan meninggalkan Lijiang, China. Kota yang tak terlalu besar namun sangat nyaman dan tenang. Seakan tak rela harus berpisah, saya dan ketiga teman saya sudah menyiapkan ponsel untuk mengabadikan momen ini.

Saat itu sudah pukul 19.45, namun masih cukup terang. Kalau di Indonesia seperti pukul 17.30 WIB. Udaranya sangat dingin, kala itu China masih musim dingin, terlebih saya berada di Lijiang yang berada di Barat Daya China. Meski tengah dihantam udara dingin, kami tetap kekeh untuk memotret wajah kami dengan berlatar stasiun Lijiang. Sembari menggendong ransel sebesar tabung elpiji 50 kilogram kami berbaris di depan stasiun.

Belum sempat terekam, tiba-tiba dua petugas setempat menghampiri kami. Awalnya, saya kira dia satpam. Tapi tidak mungkin satpam membawa senjata laras panjang. Untuk jenis senjata sebetulnya saya juga tak yakin apa namanya. Intinya senjata api yang cukup besar didekap layaknya bayi. Anggota itu beperawakan tegap, tapi tak terlalu tinggi. Pakaiannya yang serba hitam membuat mereka tampak gahar dan seram. Mereka langsung mengintrograsi kami.

"Sedang apa?" begitu katanya dengan menggunakan bahasa inggris.

"Take a picture," jawab kami singkat.

Tak puas dengan jawaban kami, mereka semakin bertanya macam-macam. Mereka juga meminta paspor dan tiket kereta kami. Kami heran, siapa mereka. Setelah kubaca empat huruf di bajunya dengan seksama, SWAT. Kami sedikit panik. SWAT?

SWAT (Special Weapons and Tactics) adalah pasukan elite di China. Mereka bukan polisi biasa. Mereka unit senjata dan taktik yang dilatih khusus. Biasanya, mereka bertugas untuk situasi gawat, termasuk terorisme. Gawat, apa dia pikir kami teroris? Kebetulan saat itu kondisi di China masih tegang dengan konflik suku dan agama. Ini lagi nggak main-main. Kalau kami salah jawab, bisa celaka. Apalagi ini di negara orang.

"Kamu dari mana dan lagi apa di sini?"

"Kami baru saja dari Shangrila, kami sedang jalan-jalan," ucap kami.

Kami juga mengaku berasal dari Indonesia. Mereka masih tidak percaya. Dia bolak-balik memeriksa paspor dan tiket kami. Teman saya panik. Sesaat kemudian kawan saya menunjukkan foto kami sedang berpose dengan latar belakang Gunung Shika.

"Kami habis dari sini. Habis bermain salju," ucap temanku. Setelah mengecek isi galeri ponsel teman saya dan yakin kami turis, kami dilepaskan. Mereka pun pergi. Semangat kami untuk foto-foto langsung hilang, kami memilih menyelamatkan diri daripada diiterograsi lagi.

Dari sini saya belajar harus tetap tenang dalam situasi apapun, bersikap sopan di mana saja, ketahui adat istiadat negara yang akan kamu tuju dan siapkan identitas kalian. Meski situasi ini membuat saya senewen, saya tidak kapok. Saya akan terus menjelajah. Mengelilingi negara lainnya, seperti Dubai. Yap, Dubai negera yang masuk dalam bucket list sebagai Dream Destination. Salah satu negara terindah dan impian setiap pelancong. Siap menjelajah dan menghadapi keindahan beserta tantangannya di Dubai.

Duh, jadi ingin naik unta di gurun pasir Al Marmoon Initiative dan main bersama flaminggo di Ras Al Khor Wildlife Sanctuary. Menikmati pemandangan kota Dubai dari Burj Khalifa.