Rabu, 15 Januari 2020

Danau Tambing, Destinasi Milenial Seru di Poso

Mendengar nama Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) sudah pasti langsung teringat akan keindahan surga bahari Togean yang menjadi destinasi incaran pelancong dunia. Namun ternyata Sulteng masih menyimpan 1001 keindahan lainnya yang wajib dikunjungi seperti halnya Danau Tambing di Kabupaten Poso.

Hal ini terungkap saat tim Millennial Tourism mengunjungi destinasi tersebut pada acara Famtrip Exotic Poso Land.

"Asli keren. Ini sangat potensial untuk dikembangkan menjadi destinasi milenial unggulan Sulteng. Enggak perlu repot, tinggal dikasih sentuhan sedikit saja sudah wah banget. Spot kerennya banyak apalagi kalau ada berbagai aktivitas yang beragam di dalamnya seperti camping serta spot-spot indah lainnya," kata salah satu anggota tim Millennial Tourism, Anggie Angriana dalam keterangan tertulis, Minggu (7/7/2019).

Nama danau ini sudah terkenal sebagai spot petualangan, khususnya untuk pencinta wisata alam terbuka. Apalagi danau ini berada di ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut (mdpl). Lokasi itu terhitung cukup tinggi untuk sebuah danau dan inilah yang membuat danau ini punya pemandangan indah dari ketinggian.

Menurut Anggie, tak hanya menawarkan keindahan alam, destinasi ini memiliki kekayaan hayati yang mumpuni. Danau Tambing dikelilingi hutan lebat yang juga merupakan rumah bagi 260 varian burung dan membuatnya dijuluki sebagai "surga burung".

Menariknya lagi, sebesar 30% spesies yang hidup di danau ini merupakan spesies endemik. Burung kipasan Sulawesi (Rhipidura teysmanni) dan burung kancilan ungu (maroon-backed whistler) merupakan dua spesies endemik di kawasan ini.

"Bukan cuma indah tapi juga mengedukasi. Informasinya sangat lengkap. Contohnya informasi berbagai tumbuhan yang tertanam dan beberapa spesies yang hidup di dalamnya," ujar Anggie.

Sementara itu Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, Rizki Handayani mengatakan Sulteng sangat menarik untung dikembangkan menjadi destinasi milenial. Aksesnya mudah dengah jalur udara yang terbuka lebar di mana Sulteng terhubung dengan penerbangan antar kabupaten dan kota melalui tujuh bandara yang dimilikinya. Selain itu, akses jalur daratnya pun sangat baik dengan jalur trans Sulawesinya.

"Saat ini, Sulteng juga tengah berbenah menggenjot aksesibilitas dan konektivitas. Baik itu penerbangan, perjalanan darat, maupun pelayaran. Rencananya konektivitas pelayaran akan menghubungkan enam provinsi yang ada di Sulawesi sedangkan transportasi darat nantinya akan terkoneksi melalui percepatan pembangunan jalur kereta api Trans Sulawesi. Sarana dan sistem transportasi ini akan menghubungkan titik-titik destinasi pariwisata di Sulawesi," papar Rizki.

Hal senada disampaikan Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Media dan Komunikasi, Don Kardono. Bagi Don, pariwisata Sulteng sudah waktunya berkembang jadi destinasi kelas dunia. Sasarannya jelas memaksimalkan potensi pariwisatanya dengan menyasar generasi milenial. Langkah ini jelas dapat mempercepat langkah pengembang destinasi yang ada.

"Karena generasi milenial itu selalu aktif bermain media sosial. Ini yang dapat mempercepat langkah Sulteng untuk mengangkat destinasinya. Promosi lewat media sosial itu sangat cepat dan efektif. Selain itu wisatawan lebih mudah percaya karena yang mempromosikannya adalah wisatawan itu juga," kata Don.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan memang pesona Sulteng tak terbantahkan. Banyak destinasi di Sulteng yang menawarkan petualangan seru bagi wisatawan. Baik wisata alam, wisata sejarah, maupun wisata budaya.

"Sulteng salah satu yang terbaik, pesonanya sudah tidak diragukan. Saya yakin wisatawan akan terpukau. Atraksinya pun setiap tahun semakin bertambah dan selalu mampu memanjakan wisatawan. Ini bukti bukan janji," kata Arief. 

Menikmati Suasana Alam Kedung Minten di Tulungagung

 Masa liburan sekolah identik dengan wisata atau rekreasi. Apabila bosan dengan wisata kekinian, destinasi Kedung Minten di Tulungagung layak traveler coba.

Kesejukan alam langsung terasa saat memasuki kawasan wisata alam Kedung Minten di Desa Nglurup, Kecamatan Sendang, Tulungagung. Gemercik air dari sungai yang mengalir di antara bebatuan memecah kesunyian dan menambah kental nuansa alam pegunungan.

Wisata yang dirintis masyarakat sekitar pada awal Januari ini menawarkan sejumlah keistimewaan dibandingkan dengan destinasi wisata alam lainnya. Di lokasi tersebut pengunjung dapat menikmati sensasi bermain di aliran sungai yang jernih khas kawasan pedesaan.

Daerah aliran sungai yang dipenuhi bebatuan alam tersebut cukup aman untuk bermain anak-anak, karena arusnya tidak deras dan relatif dangkal. Di lokasi tersebut juga disediakan pelampung bagi yang ingin berenang di kawasan sungai.

"Kawasan ini kami bangun secara bersama-sama dengan warga sekitar. Keasrian alam dan eksotisme bebatuan sungai inilah yang kami tawarkan kepada pengunjung," kata Badi pada detikcom, Sabtu (6/7/2019).

Menurutnya suasana alam di bekas perkebunan teh belanda itu hingga kini masih cukup terjaga. Pepohonan bambu yang tumbuh subur di bantaran sungai semakin menambah keunikan kawasan wisata Kedung Minten.

Nama Kedung Minten sendiri diambil dari nama salah satu sesepuh desa bernama Raminten yang konon berasal dari Mataram. Wanita tersebut biasanya mandi di kawasan sungai hingga akhirnya Raminten pun tutup usia dan dimakamkan di wilayah tersebut

Untuk memanjakan para pengunjung yang datang, pihak pengelola telah menyiapkan sejumlah gazebo yang berjajar di tepi sungai. Wisatawan juga dapat menikmati aneka kuliner khas pedesaan, mulai dari nasi jagung, nasi tiwul hingga aneka panganan tradisional lainnya.

"Selain itu kami juga sedang membangun beberapa unit home stay yang nantinya bisa disewa oleh pengunjung, khususnya keluarga kecil," jelasnya.

Wisata rintisan ini kini menjadi salah satu alternatif masyarakat di Tulungagung dan sekitarnya. Untuk memasuki kawasan ini pihak pengelola tidak menerapkan sistem karcis. Hanya saja pengunjung dikenakan biaya parkir untuk setiap kendaraan yang dibawa.

"Meskipun baru berusia enam bulan, namun setiap hari sudah mulai ramai dikunjungi wisatawan dari dalam hingga luar kota. Bahkan kalau hari libur bisa sampai 400 pengunjung," jelas Badi.

Sementara itu salah seorang pengunjung bernama Adi Nugroho mengaku cukup puas menikmati wisata alam Kedung Minten, karena kondisi alam masih cukup asri dan nyaman. Selain itu daerah aliran sungai cukup menarik untuk arena bermain, khususnya untuk anak-anak.

"Sebagai destinasi wisata baru saya kira cukup memuaskan, meskipun masih ada beberapa kekurangan. Apalagi ini masih ada beberapa pengembangan, saya kira ke depan akan lebih baik lagi," kata Adi.

Menurutnya, aneka kuliner yang ditawarkan oleh sejumlah stan dinilai masih cukup terjangkau, sehingga tidak khawatir akan kebobolan kantong. Pihaknya berharap keasrian dan kelestarian alam Kedung Minten terus terjaga, sehingga tidak mengecewakam pengunjung yang datang.

"Yang menarik wisata alam yang istimewa seperti ini bisa dinikmati oleh siapa saja, artinya wisata yang keren tidak harus mahal," jelasnya.

Untuk menjangkau wisata ini pengunjung harus menempuh perjalanan sepanjang 30 kilometer dari pusat kota Tulungagung. Akses jalan menuju lokasi cukup mudah dan bisa dijangkau oleh sepeda motor maupun mobil.

Hanya saja pengunjung harus hati-hati saat melintas di kawasan hutan pinus, karena jalannya relatif sempit dan menanjak.