Kawasan Gunung Bromo kini tengah erupsi dan mengeluarkan asap coklat disertai abu vulkanik tipis. Meski begitu, wisman masih antusias berkunjung.
Hal itu terlihat dari adanya sejumlah wisatawan lokal hingga mancanegara, yang tetap berkunjung ke gunung tercantik di Jawa Timur itu.
Seperti yang dilakukan, Maria (36) wisatawan mancanegara asal Jerman. Baginya sangat mengesankan, bisa berlibur ke Gunung Bromo dimana saat ini tengah erupsi mengeluarkan asap dan abu.
"Ini sangat luar biasa, saya bisa melihat Bromo saat erupsi. Tentunya ini pengalaman sangat mengagumkan, ketika datang ke Bromo)," ungkapnya Minggu (17/3/2019) kepada detikcom.
Senada dikatakan Lisa (28), wisatawan asing lainnya. Ia mengaku senang bisa berlibur di Bromo, karena selain pemandangan alamnya yang indah. Adanya ojek kuda dan Pura di Kaldera Bromo, menambah eksotisnya tempat wisata di Probolinggo itu.
Sebagai informasi, dari data PVMB periode pengamatan Sabtu (16/3) pukul 24.00 WIB, Gunung Bromo dengan ketinggian 2.329 Mdpl, secara visual cuaca cerah, mendung dan hujan. Angin bertiup lemah ke arah utara, timur laut, timur, barat dan barat laut. Gunung api terlihat jelas.
Teramati asap kawah bertekanan lemah, sedang hingga kuat teramati berwarna putih, kelabu, dan coklat dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dan tinggi 50-1500 m di atas puncak kawah. Hujan abu di sekitar PPGA bromo, dan secara kegempaan Tremor Menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 0.5-8 mm (dominan 2 mm).
Solo Traveling ke Ho Chi Minh City di Vietnam, Seru Banget!
Ho Chi Minh City di Vietnam jadi salah satu destinasi asyik untuk solo traveling. Penasaran bagaimana kisah saya?
Perjalanan solo traveling kali ini saya memilih mengunjungi negara Vietnam. Vietnam termasuk negara yang bebas visa dengan maksimal stay 30 hari Perjalanan ke Vietnam dapat ditempuh selama kurang lebih 4 jam yaitu 2 jam dari Soetta-KL, lalu dilanjut 2 jam dari KL- HCMC. Banyak sekali tempat-tempat menarik yang bisa dikunjungi di HCMC. Selain itu Vietnam juga terkenal dengan tempat-tempat peninggalan bersejarahnya.
Menurut sejarahnya, Pada 1 Mei 1975, setelah jatuhnya Vietnam Selatan, pemerintah komunis yang kini berkuasa mengganti nama kota ini dengan menggunakan nama samaran pemimpin mereka H Chi Minh. Nama yang resmi sekarang adalah Tha nh ph (artinya kota) H Ch Minh, yang seringkali disingkat menjadi TPHCM. Dalam bahasa Indonesia, nama ini diterjemahkan menjadi Kota Ho Chi Minh, dan dalam bahasa Perancis diterjemahkan menjadi Hô Chi Minh Ville. Namun, nama lama Sà i Gòn/Saigon masih banyak digunakan oleh orang Vietnam dan ditemukan dalam nama-nama perusahaan, judul-judul buku, dan kadang-kadang dalam papan keberangkatan di bandara.
Di Kota Ho Chi Minh terdapat penduduk etnis Tionghoa yang telah mapan. Cholon, yang kini dikenal sebagai Distrik 5 dan bagian-bagian dari Distrik 6, 10 dan 11, berfungsi sebagai Pecinannya. Setelah sampai dibandara HCMC hal pertama kali yang harus dilakukan adalah menukarkan uang di money changer di bandara, rate disini pun bermacam. Nama mata uang Vietnam adalah Dong (VND). Salah satu hal yang menyenangkan traveling kali ini bagi saya adalah karena mata uang Rupiah lebih tinggi dibandingkan dengan mata uang Dong, namun sayangnya di Vietnam tidak menerima penukaran uang Rupiah, jadi dari Indonesia jangan lupa untuk menukarkan ke Dollar. Dan setelah sampai disana barulah tukarkan ke Dong, ratenya cukup tinggi. Menyenangkan bukan?