Rabu, 19 Februari 2020

Liburan Romantis Titi Kamal dan Christian Sugiono di Maldives

Baru-baru ini Titi Kamal dan Christian Sugiono liburan romantis ke Maldives. Mereka menikmati resort mewah, pantai yang indah dan main basah-basahan.

Lewat Instagram pribadinya masing-masing, seperti dilihat detikTravel, Senin (4/3/2019) Titi Kamal dan Christian Sugiono kompak mengupload foto-foto liburan mereka. Diketahui, liburan romantis itu untuk merayakan 10 tahun usia pernikahannya.

Resort mewah yang jadi pilihan Titi Kamal dan Christian Sugiono adalah Club Med Finolhu. Resort bintang 5 ini memang menawarkan pengalaman romantis yang maksimal.

Club Med Finolhu punya 3 jenis kamar yaitu Overwater Villa Sunset, Overwater Villa Sunrise dan Beach Villa. Untuk Overwater Villa Sunset dan Overwater Villa Sunrise, kamarnya terapung di laut plus punya kolam renang. Jika melihat foto-foto Titi Kamal dan Christian Sugiono, tampaknya mereka memesan kamar seluas 100-an meter persegi tersebut.

Tak hanya leyeh-leyeh di kamar, Titi Kamal dan Christian Sugiono juga menjajal main kano. Saat malam hari, tak ketinggalan mereka berdua menikmati dinner romantis.

Club Med merupakan jaringan resort asal Prancis. Terdapat 2 resort di Maldives, yakni Club Med Kani dan Club Med Finolhu. Resortnya punya segudang aktivitas menarik dan sudah jadi destinasi favorit selebriti Indonesia. Sebelumnya, Raisa dan Hamish Daud pernah ke sana.

Festival Lampion, Waktu Terbaik Liburan ke Taiwan

 Taiwan sudah sejak lama menjadi favorit destinasi wisata luar negeri bagi turis asal Indonesia. Dari sisi pengeluaran, untuk berlibur di negara yang dulunya bernama Formosa ini, bisa dikatakan relatif lebih irit dibandingkan Jepang, Korea, bahkan China.

Jika melancong ke Taiwan, ada baiknya memilih waktu beberapa hari setelah Hari Raya Imlek. Ini karena ada Festival Lampion atau Lantern Festival yang digelar setiap tahunnya oleh pemerintah Taiwan pada hari ke-15 setelah Imlek atau bertepatan dengan bulan purnama perdana dalam penanggalan Tiongkok.

Lantern Festival digelar setiap tahun sejak 1990 dan dijadikan sebagai agenda pariwisata paling ramai wisatawan di Taiwan, sekaligus menandai perayaan Tahun Baru China dan awal musim semi. Tahun ini, Lantern Festival berada di Pen Bay, Kota Donggang, Distrik Pingtung, yang terkenal sebagai kota pelabuhan kapal ikan.

Sementara untuk tahun 2020, Kota Taichung dipilih sebagai kota berikutnya sebagai penyelenggara festival. Awalnya, selama beberapa tahun, festival ini selalu diselenggarakan di Taipei, namun kemudian pemerintah Taiwan menggilir di beberapa kota karena banyak pemerintah daerah yang ingin berpartisipasi.

Selama 15 hari penuh di Donggang, banyak lampion-lampion dengan beragam bentuk, dari ukuran kecil hingga raksasa memenuhi lapangan Pelabuhan Pen Bay yang letaknya berada di paling ujung Pulau Taiwan. Lampion berbentuk ikan tuna berwarna emas yang dijadikan lampion utama dan dengan ukuran paling raksasa setinggi 16 meter sebagai simbol mata pencaharian serta lambang kemakmuran warga Pingtung.

Area lampion utama ditempatkan di tepi Teluk Dapeng, sementara lampion-lampion lainnya dengan dengan tema tematik dari benteng, kuil, dewa-dewa, teknologi, instalasi seni, hingga kartun ditempatkan di jalan hingga gerbang utama. Anak-anak hingga orang tua tumpah ruah di area hampir seluas 38 hektar.

Festival ini semakin menarik karena tak hanya cahaya lampion dengan warna-warni lampu dari 16.000 lampion, area pelabuhan juga disiram cahaya dari teknologi laser. Lampion-lampion ini ditempatkan sesuai tema yang ditonjolkan yakni representasi sejarah, budaya, makanan, dan pariwisata Taiwan.

Jika ingin menikmati Lantern Festival, sangat disarankan datang saat bertepatan dengan waktu pembukaan di hari pertama dan penutupan di hari terakhir. Ini karena banyak sekali pertunjukan selama semalaman penuh sejak pukul 17.00.

Wisatawan Lokal Masih Sepi di Lombok, Mengapa?

 Wisatawan lokal masih sepi di Lombok, NTB. Disebabkan, masih ada trauma pasca gempa dan harga tiket pesawat yang mahal.

Hal itu diungkapkan pelaku wisata di Lombok kepada detikTravel, akhir pekan kemarin. Kunjungan wisatawan lokal masih sepi tidak seperti wisatawan mancanegara yang berangsur normal.

"Trauma Healing sudah 6 kali di semua destinasi terdampak, dan sudah mulai normal. Lombok tidak lagi menggunakan tag line Lombok Bangkit. Beransur menuju ke normal," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya ketika dihubungi detikTravel, baru-baru ini.

Menurut Arief, memang bulan Januari-Februari merupakan low season bagi pariwisata Indonesia termasuk Lombok. Apalagi, belum adanya event MICE (Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition) di sana.

"Januari Februari setiap tahun memang low season, tidak banyak MICE di Lombok Sumbawa," terangnya.

Soal tiket juga masih menjadi keluhan. Wisatawan menjerit, pun pelaku usaha wisata. Arief berujar, ada baiknya tiket pesawat naiknya tidak terlalu tinggi dan tidak mendadak.

"Solusi untuk Lombok, tetap akan dipromosikan sesuai dengan pasarnya, sambil terus memperbaiki semua infrastruktur dasar 3A di Destinasi, Atraksi, Akses dan Amenitas," tutup Arief.

Bukan Hokkaido, Ini Okaido Tempat Wisata Belanja di Jepang

Liburan ke Jepang baru lengkap dengan wisata belanja. Di Kota Matsuyama, Ehime, ada pusat perbelanjaan untuk memanjakan wisatawan, namanya Okaido.

Kota Matsuyama di Prefektur Ehime, 3 jam dari Hiroshima naik ferry, bisa menjadi tempat wisata di Jepang yang anti mainstream. Kalau boleh di bilang, Kota Matsuyama masih kental dengan suasana pedesaan.

Tapi jangan kira kota ini tidak punya tempat wisata belanja. detikTravel yang diundang Japan Airlines (JAL) dan Japan National Tourism Organization (JNTO) menyambangi kawasan pertokoan untuk berbelanja beberapa pekan lalu

Kawasan tersebut bernama Okaido, bukan Hokaido ya. Okaido memang dibuat khusus untuk memudahkan wisatawan dan masyarakat dalam berbelanja.

Berada di tengah Kota Matsuyama, Okaido buka dari pagi hingga pukul 20.00 waktu setempat. Maklum, Kota Matsuyama bukanlah metropolitan seperti Tokyo https://www.detik.com/tag/tokyo/ atau Osaka.

Di sini wisatawan akan dimanjakan dengan berbagai toko. Mulai dari kecantikan, kuliner, sampai pakaian. Kalau tersesat, kamu bisa menggunakan layar informasi yang telah disediakan. Layar informasi ini terdedia dalam bahasa Jepang, China dan Korea.

Okaido dibuat rapih dengan bangunan susun dua yang memanjang. Kalau kamu mau naik sepeda juga bisa, Okaido sudah menyiapkan parkiran khusus sepeda. Sungguh tempat wisata di Jepang yang nyaman.

Kalau lelah berbelanja, pengunjung bisa menyesap kopi atau teh di kawasan ini. Bahkan bioskop mini pun ada di Okaido, tentu saja dengan film garapan lokal.

Okaido memang jadi pusat perbelanjaan. Bukan berarti tempat ini kotor dan tak fotogenik. Okaido ditata dengan sangat rapih dan bersih. Di potong oleh beberapa jalur lintas umum, Okaido juga teratur dengan lampu merah. Pengunjung dilarang menyeberang jika lampu merah.

Sepanjang kawasan ini, wisatawan juga bisa menemukan telepon umum yang instagrammable. Telepon umum dengan kotak merah seperti di London. Telepon ini masih berfungsi dan bisa digunakan oleh pengunjung.

Toko-toko di Okaido sudah banyak yang menerapkan tax free untuk wisatawan. Syaratnya kamu harus belanja dengan total minimal JPY 5.000 atau sekitar Rp 635.230 dan bawa paspor.

Mau yang murah meriah? Okaido punya beberapa toko yang menjual barang-barang dengan harga JPY 100 atau sekitar Rp 13.000. Selamat berbelanja!