Jumat, 06 Maret 2020

Berwisata di Sampit, Ada Apa di Sana?

 Sampit rupanya menarik juga untuk dikunjungi wisatawan. Apa saja ya destinasi wisata di kota ini?

Jika kamu akan Berkunjung ke kota Sampit yakni Ibu kota kabupaten Kota Waringin Timur, Provinsi kalimantan Tengah, jangan lupa kunjungi beberapa objek wisata berikut ini:

1. Patung Jelawat

Patung Jelawat adalah salah satu icon baru kota Sampit dimana patung ini berbentuk Ikan Jelawat. Seperti yang kita tahu jika Jelawat adalah ikan khas yang ada di Sungai Mentaya, sungai yang mengelilingi Kota Sampit.

2. Tugu Perdamaian Dayak-Madura

Menurut saya, salah satu tugu terindah dan terbesar yang ada di Kalimantan Tengah adalah Tugu Perdamaian Suku Dayak-Madura yang ada di jalan utama Kota Sampit.

Tugu yang menjadi simbol kedamaian setelah konflik antar suku Dayak dan Madura Tahun 2001 ini sangat unik dan megah. Selain bentuknya yang artistik berbentuk guci besar juga sejarah pembuatan tugu ini yang sangat berkesan.

3. Rumah Adat Sampit

Mengingat Sampit adalah salah satu Kota di Kalimantan Tengah, maka bentuk rumah adatnya pun hampir mirip dengan rumah adat di kota atau kabupaten lainya di Kalimantan Tengah. Rumah Adat yang menjadi hunian warga asli Kota Waringin Timur ini berada di depan Kawasan Islamic Center Kota Sampit atau tak jauh dari Bundaran Tugu Perdamaian Dayak-Madura.

4. Taman Kota Sampit

Sebagai salah satu kota yang pernah meraih kota bersih Adipura maka sampit dikenal dengan kota yang memiliki banyak taman. Salah satu taman yang cukup terkenal dan menjadi tempat berolahraga maupun berkumpul warga Sampit ini berada di pusat Kota Sampit. Di tengah taman berdiri sebuah tugu yang bentuknya sangat keren, perpaduan antara Budaya Dayak dan Agama.

5. Museum Kayu

Karena Kalimantan identik dengan hutan, maka Pemerintah Sampit mendirikan sebuah museum unik bernama Museum Kayu. Museum ini menyimpan berbagai koleksi kayu di Kalimantan. Di museum ini juga menampilkan proses hingga hasil dari pengolahan kayu.

Itulah beberapa destinasi wisata yang bisa kamu masukan ke dalam daftar tujuanmu saat kamu ada di Kota Sampit. Jangan lupa juga untuk merasakan sensasi menyebrangi Sungai Mentaya dari Dermaga Tugu Jelawat.

Asyiknya Wisata Kuliner di Negeri Crazy Rich Asian

Singapura tak cuma asyik buat wisata belanja. Wisata kuliner ala film Crazy Rich Asian rupanya seru juga.

"Bok .. Bok .. Chicken?" kata Rachel Chu bergurau dengan Peik Lin saat ia sedang curhat dengan sahabatnya mengenai kejadian yang dialaminya.

Ah, film 'Crazy Rich Asian' hanya seperti mimpi semua para wanita yang ingin bersanding dengan Nick Young. Siapa yang belum menonton film 'Crazy Rich Asian'?

Okay, kalian harus menontonnya karena letak lokasi pembutan filmnya berdekatan dengan negara tetangga kita, yaitu Singapura.

Saat ini, negara yang terkenal akan kebersihannya asyik buat wisata kuliner. Sebut saja semua barang branded ada di Singapura, bahkan Laduree si macaroon manis yang terkenal di Paris pun ada tokonya di Singapura. Hits kan?

Belum jika kita belum menyantap kuliner yang sedang 'in' saat ini. Masing-masing punya ciri khas dan Instagrammable sekali. Traveling sampai di bandara-foto, jalan-foto, makan-foto, semua harus serba update biar makin eksis!

Apalagi kalau datang dan mencoba mencicipi kuliner yang lagi sedang masa puncaknya seperti salah satu toko ice cream yang menurut saya enak banget. Aquas SG namanya.

Lokasinya persis di ION Orchard berdekatan sengan jalur MRT di ION Orchard. Rasanya Peanut ButterXSea Salt Softserve, dan ice cream ini merupakan premium soft serve dari Sydney. Top Recommended!

Ke Singapura, belum lengkap jika kita tidak mengunjungi Merlion, simbol lambang negara Singapura. Dari sini kita bisa melihat Marina Bay Sands sebagai latar dengan pemandangan yang cantik, plus Singapore Flyer yang menemani keindahan Singapura.

Banyak sekali turis maupun warga lokal yang masih suka berfoto di sini. Walaupun cuaca mendung, tapi semua tetap semangat berfoto.

Lanjut menuju Chinatown, bisa berbelanja semua souvenir dan aksesoris khas Singapura. Tidak lupa mampir ke Buddha Tooth Relic Temple & Museum yang sudah berdiri dari sejak tahun 1980.

Menaklukkan Jalur Darat dari Jakarta ke Bali (3)

Kami harus bergantian dan antri untuk menuruni tangga batu untuk mencapai dasar sungai dan melanjutkan perjalanan, perhentian kedua dari perjalanan rafting kami berikutnya adalah, air terjun. Ini sedikit berbeda, karena kami memang bs beristirahat di sini sambil menikmati air terjun bersama dengan puluhan wisatawan lainnya yang juga mengikuti rafting ini. setelah berhenti sekitar 15 menit di spot Air Terjun ini, kami kembali melanjutkan perjalanan kami hingga ke perhentian terakhir.

Yang menarik dari perhentian terakhir ini adalah, kami harus mendaki ratusan tangga untuk bisa sampai ke Pos perhentian akhir. Dan tangga-tangga ini bukan hanya membuat kelelahan menjadi berlipat-lipat rasanya, tetap juga membuatku harus berhenti berkali-kali karena kakiku sudah seperti ingin lepas dari sendi-sendinya.

Satu-satunya yang membuat aku dan Lucero bertahan hingga tiba di pos perhentian Rafting adalah, melihat Ibu-ibu dan penduduk desa yang berusia lanjut, juga turut menaiki tangga-tangga tersebut sambil memikul perahu karet yang kami naiki (yang sudah di lipat). Betapa menakjubkan kekuatan mereka. Takjub saya!

Setelah sampai di pos perhentian, kami antri mandi, dan lalu menikmati makan siang dengan hidangan khas Bali yang lezat. Setelah hidangan habis kami santap, kembali aku meminum Jamu Tolak Angin yang selalu kubawa. Sangat baik kami konsumsi, apalagi setelah selesai bermain air sepanjang pagi hingga siang, sangat tepat untuk mengatasi masuk angin.

Setelah beristirahat beberapa saat, kami kembali diantar oleh pihak travel Rafting menuju hotel. Sesampainya di hotel, kami pun langsung jatuh tertidur, kelelahan, sekaligus bahagia. Mejelang sore, kami kembali beranjak ke Pantai sekitar Kuta, yaitu ke Pantai Seminyak untuk menikmati senja dan menanti Sunset.

Setelah gelap, kami menikmati makan malam yang tak jauh dari hotel, dan kembali dengan cepat untuk beristirahat, karena esok kami akan melanjutkan perjalanan, menyeberang ke pulau.

Paginya, kamipun berangkat menuju travel tempat kami akan menumpang menyeberang menuju Gili Trawangan. Setelah beberapa jam perjalanan dengan travel dan menumpang Ferry yang lebih kecil, akhirnya kami tiba di Gili Trawangan.

Kami pun langsung mencari alamat hotel yang sebelumnya sudah saya pesan melalui online. Dan akhirnya kami berhasil menemukan hotel yang menarik, bangunan-bangunannya terpisah, seperti rumah tradisional suku Sasak. Tempat yang bagus untuk beristirahat dan bersih.

Setelah beristirahat sejenak, aku dan Lucero menuju pinggir pantai untuk menikmati makan siang yang cukup telat sebenarnya. Dan haripun tampaknya akan hujan. Setelah kami selesai makan, dan menikmati es krim di penjual pinggir pantai, sambil bermain air laut, kami tertarik mendaftar untuk ikut Snorkling. Dengan biaya yang cukup terjangkau, Rp. 150.000 sudah termasuk jaket keselamatan.

Esok paginya, kami pun berangkat bersama rombongan wisatawan untuk snorkling ke beberapa spot-spot menarik. Lucero sempat bertemu Kura-kura di bawah air laut, benar-benar menikmati keindahan Tuhan yang luar biasa ini. tak terhingga indahnya. Kami berkeliling ke beberapa titik snorkling di seputar kepulauan Gili.

Setelah dua malam menikmati Gili Trawangan, kami kembali ke Bali, dan menikmati beberapa pantai-pantai lain di seputaran Bali. Menikmati senja. Dan kembali ke Jakarta dengan jalur perjalanan yang sama. Lucero, temanku itu merasakan sungguh terkesan dengan perjalanannya kali ini bersamaku. Tak terlupakan, begitu katanya.

Dan akupun sungguh bahagia bisa memperkenalkan tempat-tempat menarik lainnya di seputaran Bali, juga Gili Trawangan kepada Lucero. Terima kasih Bali. Terima kasih Tolak Angin, kawan setia dalam perjalanan kami kali ini, mengatasi masuk angin dengan efisien.