Jumat, 06 Maret 2020

Menaklukkan Jalur Darat dari Jakarta ke Bali (3)

Kami harus bergantian dan antri untuk menuruni tangga batu untuk mencapai dasar sungai dan melanjutkan perjalanan, perhentian kedua dari perjalanan rafting kami berikutnya adalah, air terjun. Ini sedikit berbeda, karena kami memang bs beristirahat di sini sambil menikmati air terjun bersama dengan puluhan wisatawan lainnya yang juga mengikuti rafting ini. setelah berhenti sekitar 15 menit di spot Air Terjun ini, kami kembali melanjutkan perjalanan kami hingga ke perhentian terakhir.

Yang menarik dari perhentian terakhir ini adalah, kami harus mendaki ratusan tangga untuk bisa sampai ke Pos perhentian akhir. Dan tangga-tangga ini bukan hanya membuat kelelahan menjadi berlipat-lipat rasanya, tetap juga membuatku harus berhenti berkali-kali karena kakiku sudah seperti ingin lepas dari sendi-sendinya.

Satu-satunya yang membuat aku dan Lucero bertahan hingga tiba di pos perhentian Rafting adalah, melihat Ibu-ibu dan penduduk desa yang berusia lanjut, juga turut menaiki tangga-tangga tersebut sambil memikul perahu karet yang kami naiki (yang sudah di lipat). Betapa menakjubkan kekuatan mereka. Takjub saya!

Setelah sampai di pos perhentian, kami antri mandi, dan lalu menikmati makan siang dengan hidangan khas Bali yang lezat. Setelah hidangan habis kami santap, kembali aku meminum Jamu Tolak Angin yang selalu kubawa. Sangat baik kami konsumsi, apalagi setelah selesai bermain air sepanjang pagi hingga siang, sangat tepat untuk mengatasi masuk angin.

Setelah beristirahat beberapa saat, kami kembali diantar oleh pihak travel Rafting menuju hotel. Sesampainya di hotel, kami pun langsung jatuh tertidur, kelelahan, sekaligus bahagia. Mejelang sore, kami kembali beranjak ke Pantai sekitar Kuta, yaitu ke Pantai Seminyak untuk menikmati senja dan menanti Sunset.

Setelah gelap, kami menikmati makan malam yang tak jauh dari hotel, dan kembali dengan cepat untuk beristirahat, karena esok kami akan melanjutkan perjalanan, menyeberang ke pulau.

Paginya, kamipun berangkat menuju travel tempat kami akan menumpang menyeberang menuju Gili Trawangan. Setelah beberapa jam perjalanan dengan travel dan menumpang Ferry yang lebih kecil, akhirnya kami tiba di Gili Trawangan.

Kami pun langsung mencari alamat hotel yang sebelumnya sudah saya pesan melalui online. Dan akhirnya kami berhasil menemukan hotel yang menarik, bangunan-bangunannya terpisah, seperti rumah tradisional suku Sasak. Tempat yang bagus untuk beristirahat dan bersih.

Setelah beristirahat sejenak, aku dan Lucero menuju pinggir pantai untuk menikmati makan siang yang cukup telat sebenarnya. Dan haripun tampaknya akan hujan. Setelah kami selesai makan, dan menikmati es krim di penjual pinggir pantai, sambil bermain air laut, kami tertarik mendaftar untuk ikut Snorkling. Dengan biaya yang cukup terjangkau, Rp. 150.000 sudah termasuk jaket keselamatan.

Esok paginya, kami pun berangkat bersama rombongan wisatawan untuk snorkling ke beberapa spot-spot menarik. Lucero sempat bertemu Kura-kura di bawah air laut, benar-benar menikmati keindahan Tuhan yang luar biasa ini. tak terhingga indahnya. Kami berkeliling ke beberapa titik snorkling di seputar kepulauan Gili.

Setelah dua malam menikmati Gili Trawangan, kami kembali ke Bali, dan menikmati beberapa pantai-pantai lain di seputaran Bali. Menikmati senja. Dan kembali ke Jakarta dengan jalur perjalanan yang sama. Lucero, temanku itu merasakan sungguh terkesan dengan perjalanannya kali ini bersamaku. Tak terlupakan, begitu katanya.

Dan akupun sungguh bahagia bisa memperkenalkan tempat-tempat menarik lainnya di seputaran Bali, juga Gili Trawangan kepada Lucero. Terima kasih Bali. Terima kasih Tolak Angin, kawan setia dalam perjalanan kami kali ini, mengatasi masuk angin dengan efisien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar