Jumat, 03 April 2020

Kucing di Hong Kong Positif Corona, Tertular Pemiliknya?

Seekor kucing peliharaan dinyatakan positif terjangkit Corona di Hong Kong. Hal itu disampaikan Departemen Pertanian, Perikanan, dan Konservasi (AFCD) Hong Kong usai memeriksa kucing yang pemiliknya juga dikonfirmasi positif virus tersebut.
Dilansir dari Channel News Asia, Kamis (2/4/2020), pejabat departemen menjelaskan bahwa kucing ini tidak menunjukkan gejala terinfeksi Corona seperti pada manusia. Kucing tersebut diperiksa dengan cara mengambil sampel dari mulut, hidung, dan rektum. Setelah dinyatakan positif, kucing ini masuk ke ruang karantina pada 30 Maret.

Kasus positif Corona pada kucing juga sebelumnya dilaporkan ditemukan di Belgia. Menurut Asosiasi Dokter Hewan Hong Kong, kucing itu bisa jadi tertular dari pemiliknya. Mereka juga menjelaskan bahwa kemungkinan paling masuk akal saat ini adalah kucing terpapar virus dari pemilik atau orang lain yang berhubungan dengan mereka.

Kucing positif Corona di Hong Kong ini menjadi hewan peliharaan ketiga yang terjangkit Corona, setelah sebelumnya ada dua ekor anjing peliharaan yang terinfeksi dan meninggal. Untuk kucing ini, otoritas Hong Kong akan terus memantau dan memeriksa kesehatannya.

Di sisi lain, AFCD Hong Kong pada Selasa (31/1) lalu mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada bukti bahwa manusia bisa tertular Corona dari hewan peliharaan. Argumen itu juga didukung oleh WHO yang menuliskan pernyataan pada situs mereka bahwa belum ada penelitian yang menjelaskan kucing, anjing, atau peliharaan lainnya mampu menularkan Corona pada manusia.

Akan tetapi WHO juga mengimbau para pemilik hewan peliharaan untuk tetap menjaga kesehatan ketika melakukan kontak dengan peliharaan mereka.

"Mencuci tangan dengan sabun dan air setelah kontak dengan hewan peliharaan adalah cara yang baik,"ujar WHO sebagaimana diwartakan The Independent Online.

Dengan mencuci tangan, Anda akan terlindungi dari berbagai bakteri seperti E.coli dan Salmonella yang dapat ditularkan antara hewan dan manusia

Data Terbaru Pariwisata Dunia Rugi USD 2,1 Triliun Gegara Corona

 Pariwisata benar-benar redup beberapa bulan terakhir ini. Pandemi Corona membuat pariwisata dunia merugi. World Travel & Tourism Council (WTTC) khawatir dengan pariwisata dunia. Menurut data terbaru WTCC, dunia berpotensi kehilangan uang sekitar USD 2,1 triliun dari sektor pariwisata.

Presiden dan Kepala Eksekutif WTTC, Gloria Guevara mengatakan bahwa hal tersebut terjadi karena pemerintahan di berbagai negara telat merespons dampak corona ke sektor wisata.
Baca juga: 2.500 Turis Gugat Pejabat Austria karena Wabah Corona di Resor Ski


"Ada 75 juta pekerjaan di sektor wisata yang kini berisiko. Angka ini tentu mengkhawatirkan karena ada jutaan keluarga yang terancam di seluruh dunia," ujar Guevara.

Guevara juga menambahkan, jika pemerintah tidak mengambil keputusan, maka industri pariwisata akan mengalami krisis. Nasib jutaan orang yang bekerja dalam sektor ini pun terancam.

"Kami meminta kepada semua pemerintah untuk membantu mereka yang tidak berdaya dan memberlakukan kebijakan yang mendukung dan mempertahankan sektor pariwisata," ungkap Guevara.

WTCC memprediksi ada satu juta pekerjaan pariwisata yang hilang setiap harinya. Potensi kehilangan pekerjaan terus meningkat hingga 50 persen, jadi bayangkan saja dari total 75 juta pekerja di sektor wisata di seluruh dunia akan terkena dampaknya.

Menurut WTTC, Asia-Pasifik menjadi yang paling terpukul karena pandemi Corona. Total ada 49 juta pekerja di Asia Pasifik yang berisiko dengan nilai kerugian di sektor wisata mencapai USD 1,3 triliun atau sekitar 61 persen dari total kerugian pariwisata dunia. Berikutnya di Eropa dengan 10 juta pekerja yang terancam, dengan kerugian mencapai USD 552 miliar.

Kemenparekraf Buka Jalur Komunikasi Krisis untuk Masyarakat

Kemenparekraf mengaktifkan Pusat Krisis Terintegrasi. Ini adalah jalur komunikasi bagi masyarakat di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kemenparekraf Ari Juliano Gema mengatakan komunikasi krisis sangat diperlukan dalam manajemen krisis kepariwisataan sebagai upaya meminimalisasi dampak wabah pandemi COVID-19.

"Kami telah mengaktifkan komunikasi krisis Parekraf sejak 17 Maret 2020, mengikuti SOP manajemen krisis kepariwisataan yang dihasilkan atas masukan bersama praktisi penanganan krisis dan ahli komunikasi sepanjang 2018-2019," kata Ari dalam siaran pers, Kamis (2/4/2020).

Kemenparekraf juga membuka berbagai kanal komunikasi publik sebagai bentuk tanggap COVID-19 di antaranya melalui website dan sosial media resmi.

"Terkait Parekraf tanggap COVID-19 ada kanal komunikasi publik yang bisa dimanfaatkan di IG @kemen.parekraf, IG @indtravel, dan www.kemenparekraf.go.id," katanya.

Bahkan website tersebut mencantumkan microsite khusus COVID-19 yakni https://pedulicovid19.kemenparekraf.go.id/.

Semua landing page tersebut terintegrasi dan langsung terhubung ke contact center 08118956767 yang berbasis aplikasi whatsapp dan akan dijawab petugas pusat informasi pada jam kerja dan chatbot di luar jam kerja.

Ari menambahkan, seiring dengan itu pihaknya terus melakukan pendataan informasi industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak COVID-19 di seluruh daerah.

"Kami sedang dalam proses pendataan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terdampak COVID-19 di semua daerah," katanya.

Setelah terdata kemudian pihaknya bersama pemda akan menerapkan rencana mitigasi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dalam menghadapi pandemi COVID-19.

"Kami juga sudah mengkomunikasikan rencana mitigasi sektor Parekraf kepada seluruh pemda pada pekan lalu," katanya.

Lebih lanjut, pihaknya segera membuka forum daring untuk menjaring masukan dari para pelaku dan stakeholder di bidang pariwisata sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan dan langkah lanjutan.

Kucing di Hong Kong Positif Corona, Tertular Pemiliknya?

Seekor kucing peliharaan dinyatakan positif terjangkit Corona di Hong Kong. Hal itu disampaikan Departemen Pertanian, Perikanan, dan Konservasi (AFCD) Hong Kong usai memeriksa kucing yang pemiliknya juga dikonfirmasi positif virus tersebut.
Dilansir dari Channel News Asia, Kamis (2/4/2020), pejabat departemen menjelaskan bahwa kucing ini tidak menunjukkan gejala terinfeksi Corona seperti pada manusia. Kucing tersebut diperiksa dengan cara mengambil sampel dari mulut, hidung, dan rektum. Setelah dinyatakan positif, kucing ini masuk ke ruang karantina pada 30 Maret.

Kasus positif Corona pada kucing juga sebelumnya dilaporkan ditemukan di Belgia. Menurut Asosiasi Dokter Hewan Hong Kong, kucing itu bisa jadi tertular dari pemiliknya. Mereka juga menjelaskan bahwa kemungkinan paling masuk akal saat ini adalah kucing terpapar virus dari pemilik atau orang lain yang berhubungan dengan mereka.

Kucing positif Corona di Hong Kong ini menjadi hewan peliharaan ketiga yang terjangkit Corona, setelah sebelumnya ada dua ekor anjing peliharaan yang terinfeksi dan meninggal. Untuk kucing ini, otoritas Hong Kong akan terus memantau dan memeriksa kesehatannya.

Di sisi lain, AFCD Hong Kong pada Selasa (31/1) lalu mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada bukti bahwa manusia bisa tertular Corona dari hewan peliharaan. Argumen itu juga didukung oleh WHO yang menuliskan pernyataan pada situs mereka bahwa belum ada penelitian yang menjelaskan kucing, anjing, atau peliharaan lainnya mampu menularkan Corona pada manusia.