Minggu, 05 April 2020

Setop 'Traveloka Dulu' hingga Terapkan WFH Bagi Karyawan

 Pandemi Corona tentunya berdampak pada semua sektor, tak terkecuali pariwisata. Travel Agent pun berusaha menghadapi situasi ini sebaik mungkin.
Traveloka telah banyak mendapat permintaan refund dan reschedule dari customer sejak wabah Corona masuk ke Indonesia. Travel Agent ini pun terus berusaha menjalankan operasional perusahaan di tengah wabah Corona.

"Menanggapi situasi COVID-19 saat ini, kami telah membentuk tim yang akan secara konsisten memantau situasi terkini dan memastikan bahwa operasional perusahaan tetap berjalan dengan baik," kata Chief Marketing Officer of Traveloka, Dionisius Nathaliel.

Jika sebelumnya Traveler ini memiliki slogan 'Traveloka dulu', untuk sementara berubah menjadi 'jaga kesehatan dulu'.

"Kami sadar, ada saatnya ketika kami harus stop berkata "Traveloka dulu". Karena betapapun berharganya sebuah pengalaman, ada hal penting yang perlu diutamakan, kesehatan kita semua," ujarnya.

Terhadap karyawan, Traveloka menerapkan anjuran pemerintah untuk Work From Home. Hal ini dilakukan demi menciptakan keamanan dan kenyamanan di lingkungan kerja bagi karyawan.

"Traveloka senantiasa mengikuti himbauan pemerintah dan instansi terkait, termasuk kebijakan Work From Home (WFH), dalam upaya untuk memastikan kesehatan karyawan sebagai salah satu prioritas utama kami," kata Dionisius.

"Kami juga mengimbau seluruh karyawan untuk senantiasa menjaga kesehatan, kebersihan, dan berbagai upaya lainnya," tutup Dionisius.

Sebuah Tanda Cinta dari Dubai

Dubai terus-menerus membuat dukungan untuk seluruh dunia di tengah pandemi Corona. Bukan Burj Khalifa, kini dari semua hotel-hotel kota.

Dukungan begitu dibutuhkan saat ini. Wabah pandemi Corona memakan banyak korban di seluruh dunia dan membuat keadaan begitu menyedihkan.

Untuk menyebarkan semangat, hotel-hotel di seluruh Dubai membuat aksi solidaritas sebagai tanda cinta. Aksi ini merupakan inisiatif global dari berbagai dunia.

Tiap malam selama beberapa saat, hotel-hotel di seluruh Kota Dubai akan mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu jendela yang terang pada bagian fasad.

Lampu-lampu ini dibentuk dengan lambang hati. Simbol ini memiliki tujuan untuk menginspirasi harapan melalui komunikasi visual.

Aksi sederhana ini diharapkan akan memberi semangat kepada dunia di tengah pandemi Corona.

Ribuan Hotel Terpukul Corona Tapi Harus Berjuang Sendiri

Ribuan hotel dan ratusan restoran terpaksa tutup karena pandemi Corona. Asosiasi dan pelaku usaha berharap adanya uluran tangan pemerintah agar mereka bisa bertahan.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyampaikan data bahwa jumlah hotel yang tutup dan terpaksa meminta karyawan cuti atau PHK berjumlah 1.174 per 1 April 2020. Masih dari data yang sama, sebanyak 286 restoran dan tempat hiburan juga tutup. Hal ini dilakukan sebab pendapatan yang mereka terima sudah tak mampu menutup biaya utilitas dan membayar gaji karyawan.

Sekretaris Jenderal PHRI, Maulana Yusran berharap pemerintah dapat membuat kebijakan tepat bagi industri karena dampak Corona ini sudah terasa di seluruh Indonesia.

"Pemerintah sudah tidak seharusnya melihat satu atau dua sektor lagi. Kondisi ini, terkendala semua jenis usaha, semua sektor. Pariwisata sudah lebih dulu merasakan ini dan ini bukan terjadi hanya sekitar Jawa, sudah di Sumatera, Ambon, Papua, semua sudah terjadi," kata Maulana pada detikcom.

Salah satu biaya yang saat ini memberatkan perhotelan adalah biaya listrik. Menurut Maulana, kebijakan pemerintah pusat melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 mengenai penggratisan tarif listrik 450 VA dan diskon 50 persen untuk 900 VA tidak berpengaruh bagi industri pariwisata.

Jumat, 03 April 2020

Bukan untuk Wisata, Pantai Australia Jadi Klinik Tes Corona

Pemerintah Australia membuka klinik pop-up untuk tes virus Corona di Pantai Bondi, Sydney pada Rabu (1/3/2020). Tes seperti ini terus dilakukan kendati telah terjadi penurunan jumlah kasus baru di negara tersebut.
Diwartakan Reuters, Rabu (1/4/2020) pantai Bondi tak lagi dipadati turis-turis yang asyik berlibur melainkan tenaga medis yang mengenakan masker dan sarung tangan plastik yang siap menyambut warga untuk dites. Pemerintah New South Wales mengatakan bahwa di warga di sekitar pantai ini kemungkinan terinfeksi Corona dari turis backpacker yang tidak sadar bahwa ia telah terjangkit Corona dan menularkannya pada orang lain.

"Bondi adalah salah satu tempat terjadinya transmisi lokal (local transmission), dan kami sudah melihat adanya kasus Corona di antara para backpacker akhir-akhir ini," ujar Direktur Kesehatan New South Wales, Jeremy McAnulty.

Sebelumnya diberitakan pada Maret bahwa ribuan orang di Pantai Bondi tak mengindahkan aturan mengenai menjaga jarak sosial (social distancing) karena pantai ini merupakan salah satu yang terpopuler di dunia.

Pemerintah Australia mencatat, infeksi Corona di negara itu justru didominasi oleh anak muda berusia 20-29 tahun, baru setelahnya adalah orang tua berusia 60-an. Ahli menjelaskan, penularan itu bisa terjadi karena dua hal. Pertama karena orang melakukan perjalanan atau bersosialisasi dalam kelompok. Sementara yang kedua adalah infeksi dari penumpang kapal pesiar.

Pemerintah juga berencana untuk mendirikan 100 klinik pop-up lainnya di seluruh Australia agar dapat mengetes lebih banyak orang. Klinik itu akan ditempatkan di titik-titik paling rawan penyebaran Corona.

Saat ini pertumbuhan infeksi Corona baru telah perlahan menurun di Australia. Selama tiga hari terakhir, kasus infeksi ini hanya berkisar 10 persen sedangkan sebelumnya mencapai 25-30 persen. Melihat tren tersebut, kurva infeksi Corona di negara tersebut diprediksi akan menjadi rata, bukan lagi naik.

Berdasarkan laporan terkini, terdapat 4.828 kasus Corona di Australia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 345 orang dinyatakan sembuh sementara 20 orang meninggal dunia.

Cegah Corona, Daerah Ini Punya Waktu Khusus Beli Alkohol

Beragam kebijakan dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Corona. Di Chon Buri, warganya dibatasi beli alkohol. Chon Buri merupakan Provinsi di sebelah barat Teluk Thailand, 80 km dari Bangkok. Provinsi ini punya Pattaya yang dikenal sebagai destinasi favorit dunia.

Adanya pandemi Corona membuat Thailand menutup jalur wisatawan asing. Selain itu, daerah wisata seperti Phuket pun memutuskan untuk lockdown selama sebulan.

Namun Chon Buri memilih kebijakan lain. Provinsi ini melarang pembelian alkohol di jam-jam tertentu. Warganya dilarang untuk membeli alkohol mulai dari pukul 18.00-06.00 waktu setempat. Secara hukum, pembelian alkohol hanya bisa dilakukan antara pukul 11.00, 14.00 dan 17.00-18.00 waktu setempat.

Pembatasan ini dipercaya dapat membantu mencegah pertemuan secara masal dan penyebaran virus Corona. Selain alkohol, Chon Buri melakukan pembatasan di area pantai. Pantai hanya dibuka waktu siang, tak boleh ada pengunjung mulai pukul 20.00-06.00 waktu setempat.

Jika berada di pantai, para pengunjung harus memberlakukan jaga jarak sepanjang satu sampai dua meter. Untuk atraksi wisata lainnya dipastikan tutup. Pemda Chon Buri tak menetapkan lamanya pemberlakukan kebijakan. Thailand sendiri sudah mengkonformasi 1.771 kasus Corona.