Minggu, 19 April 2020

Lagi Ada Corona, Bikin Sertifikat Tanah Tetap Jalan?

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menjelaskan kondisi terkini realisasi program pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) di tengah Corona (COVID-19).
Direktur Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan, Suyus Windayana mengatakan kendala sertifikasi tanah di tengah pandemi ini adalah melakukan pengukuran di lapangan. Seperti diketahui, beberapa wilayah tengah membatasi aktivitas imbas Corona.

Meski begitu, sampai saat ini pihaknya masih optimis bisa mencapai target menerbitkan 10 juta sertifikat hak atas tanah sampai akhir tahun 2020.

"Target PTSL 9,7 juta, 10 juta mudah-mudahan bisa dicapai tahun ini," katanya melalui konferensi pers virtual, Jumat (17/4/2020).

Namun, sampai saat ini saja pihaknya baru sekitar 30% melalukan pengukuran ke lapangan. "Kita mencapai sekitar 30% melakukan pengukuran ke lapangan, sudah pengukuran, memang dari awal kita target di pengukuran," ucapnya.

Demi tercapainya target, Suyus bilang, pengukuran di lapangan di beberapa wilayah yang tidak masuk dalam zona merah COVID-19 tetap dilakukan. Namun dengan menjalankan protokol kesehatan.

"Di Jawa, seperti Jawa Tengah itu tetap karena belum masuk daerah yang merah. Ada beberapa daerah hijau, kuning, yang teman-teman di lapangan tetap bekerja dengan protokol-protokol yang kami tetapkan," sebutnya.

Luhut Tegaskan KRL Jabodetabek Tetap Operasi saat PSBB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Menteri Perhubungan Ad Interim Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa Kereta Rel Listrik (KRL) akan tetap beroperasi. Hal ini dilakukan sampai bantuan sosial (bansos) yang dari pemerintah sudah diterima masyarakat.
"Pak Menko Luhut mendapatkan laporan bahwa penumpang KRL itu mayoritas adalah pekerja. Jadi kita juga tidak ingin seperti mereka yang bekerja di fasilitas kesehatan jadi terdampak jika KRL ini disetop operasionalnya," kata Juru Bicara Menko Marves Jodi Mahardi lewat keterangannya, Jumat, (17/4/2020).

Jodi menerangkan ada 8 sektor usaha yang diizinkan beroperasi selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dia mengatakan para pekerja ini masih butuh moda transportasi massal seperti KRL untuk melakukan mobilisasi. Jika operasional KRL diberhentikan, hal ini malah dapat menimbulkan masalah.

Pihaknya, meminta Pemprov DKI Jakarta secara tegas melarang dan menutup kegiatan formal dan informal di luar delapan sektor yang diperbolehkan untuk tetap beroperasi selama masa PSBB. Pemprov juga diminta lebih tegas menindak kegiatan kantor di luar 8 sektor yang ditetapkan.

"Peraturan Gubernur Nomor 33 tahun 2020 itu saya kira sudah sangat jelas mengatur bahwa perkantoran di luar 8 sektor yang masuk pengecualian harus dilarang dan ditutup selama masa PSBB. Maka itu harusnya menjadi pijakan untuk benar-benar mengawasi dan menindak dengan tegas kantor yang masih bandel dan melanggar Pergub," ungkap Jodi.

Sementara itu, Kementerian Perhubungan juga menegaskan tidak akan menutup atau melarang operasional KRL Jabodetabek. KRL akan melayani kegiatan dan pekerjaan yang dikecualikan selama PSBB.

"Yang akan dilakukan adalah membatasi jumlah penumpang untuk menjaga jarak, membatasi jam operasional dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat," jelas Dirjen Perkeretaapian Zulfikri dalam keterangannya.

OVO Mau Beri Bantuan ke 15.000 Orang Terdampak COVID-19

 Merebaknya penyebaran virus COVID-19 ternyata tidak hanya berdampak terhadap sektor kesehatan saja, melainkan sektor ekonomi. Sejak pertengahan Maret lalu, dampak COVID-19 menghantam para pekerja, khususnya pekerja sektor informal yang mengandalkan upah harian seperti pedagang, pengemudi ojek online, dan lainnya.
Terkait situasi ini, OVO bersama Tokopedia dan Grab mengadakan program Patungan Sama-sama Demi #THR Untuk Semua. Donasi yang didapat akan disalurkan melalui organisasi Benih Baik. Presiden Direktur OVO, Karaniya Dharmasaputra mengatakan saat ini bantuan semua elemen bangsa sangat berarti untuk mengatasi pandemi COVID-19 agar segera berakhir.

"Kebutulan OVO, Tokopedia, dan Grab sedang terus membantu dan berdiskusi dengan pemerintah. Bagaimanapun pemerintah juga terus menyalurkan dana bantuan kepada saudara-saudara kita yang juga membutuhkan. Namun, kita juga tahu bahwa kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Dalam hal ini dibutuhkan semua elemen dari bangsa ini untuk bahu-membahu," ujarnya, Jumat (17/4/2020).

Pada konferensi pers ini, Founder Benih Baik, Andi F Noya juga ikut serta. Ia mengatakan langkah yang dilakukan oleh ketiga perusahaan digital tersebut merupakan langkah yang baik. Pasalnya, keadaan saat ini sangat serius dan impact yang sekarang sudah mulai terasa adalah pada sosial ekonomi.

"Keadaan tidak akan segera pulih kembali melihat teman-teman kita yang tidak disiplin, dan masih banyak orang yang tidak bisa stay at home karena ekonomi. Jadi mereka harus bekerja di luar dan harus berjuang mencari nafkah. Nah kondisi inilah yang harus kita waspadai. Langkah yang dilakukan Tokopedia, OVO, dan Grab ini saya lihat bagus sekali. Karena kita nggak bisa bekerja sendiri-sendiri saat ini," ujarnya.

Dalam penyaluran bantuan, OVO menggandeng Grab yang mana nantinya penyaluran bantuan akan diberikan oleh para mitra driver. Hal ini dilakukan agar para mitra driver nantinya juga tetap memiliki penghasilan di tengah pandemi COVID-19. Dalam penyalurannya, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid mengatakan, penyaluran akan dilakukan dengan tetap menerapkan physical distancing.

"Jadi kalau SOP kami saat pengemudi ojek online kami panggil untuk mengirimkan barang, kami mengupayakan betul by name by address. Kepada para pengemudi ojek ini kami memberikan sedikit training singkat cara menurunkan dan menyerahkannya. Kemudian kami juga meminta mereka untuk memotret penerima bantuan. Kemudian potret ini dikirim kepada tim Gusdurian. Jadi pada saat menyerahkan pun seharusnya tidak bersalaman dan tidak bersentuhan, tetap jaga diri jaga jarak," ujarnya.

Dalam program ini, pekerja informal menjadi sasaran prioritas, di mana mereka menjadi masyarakat yang paling terdampak akan adanya pandemi ini. "Kali ini semua merasakan dampaknya, kita menghadapi musuh yang tidak terlihat. Tapi yang paling merasakan pertama kali adalah masyarakat di sektor informal. Mereka yang penghasilannya harian sehingga dengan demikian maka yang harus diselamatkan lebih dulu adalah mereka yang bekerja di sektor informal atau pedagang-pedang kecil," ujar Andi.

Karaniya juga menyampaikan program Patungan Untuk Berbagi THR ini nantinya akan disalurkan kepada 15.000 penerima. Bahkan, ia juga mentargetkan bahwa di akhir program, bantuan diharapkan bisa diberikan kepada 100.000 penerima.

"Kalau angkanya untuk tahap pertama kami target di 15.000, nanti kemudian di akhir kami menargetkan insyaallah kita bisa menjangkau 100.000 penerima sembako, khususnya di kalangan pekerja informal," ujarnya.

Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi juga berharap dengan adanya program ini masyarakat bisa ikut berbagi terhadap para korban terdampak. Pasalnya, msih banyak pekerja informal yang susah untuk memenuhi kebutuhan sembako sehari-hari. Program Patungan Untuk Berbagi THR menjadi contoh nyatanya bagi masyarakat yang ingin berbagi sedekah.

"Kami sangat berharap banyak orang semakin tergerak hatinya untuk berdonasi dan menyisihkan THR-nya ini lewat patungan berbagi THR," ungkapnya.

Adapun konferensi pers virtual ini juga dihadiri oleh COO Melissa Siska Juminto dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Sunanto. Selain bersama Benih Baik dan Gusdurian, nantinya Sunanto juga akan membantu proses penyaluran dana kepada para korban COVID-19.