Kamis, 23 April 2020

Selalu Kehabisan, Tak Bisakah RI Produksi Reagen Tes Corona Sendiri?

Sebagian besar negara tidak memiliki stok reagen, meski sebelum ini telah ada epidemi virus baru seperti SARS, MERS, Ebola, dan Zika. Saat ini diketahui Korea Selatan adalah salah satu negara yang memproduksi dan mengekspor alat uji tersebut setelah menghadapi wabah MERS lima tahun lalu walau tidak semua reagen yang diproduksi cocok untuk ekstraksi virus Corona.
Belakangan, Institute of Tropical Disesase (ITD) Universitas Airlangga (Unair) kehabisan kit reagen ekstraksi Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Bahkan sejak Senin (20/4) RS Unair tidak bisa melakukan pemeriksaan sampel untuk pasien Corona padahal ada 50 orang yang mengantre untuk tes swab.

Reagen yang merupakan komponen bahan kimia, digunakan untuk mengekstraksi virus dan mengubah materi genetik SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, dari RNA menjadi DNA. Setelah terkonversi, baru dilakukan RT-PCR. Indonesia sendiri disebut belum memiliki kit reagen produksi dalam negeri.

"Sebagian besar sih masih impor. BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) dan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) yang sudah mencoba membuat kit reagen itu atau kumpulan dari beberapa reagen. Tapi sebagian besar reagennya, atau bahan bakunya masih impor juga," kata Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME) Prof Amin Soebandrio, Kamis (23/4/2020).

Mengutip laman Science Magazine dan Radio Free Europe / Radio Liberty, saat para ilmuwan di China pertama kali merilis informasi tentang genom COVID-19 pada 11 Januari 2020 lalu, beberapa negara kemudian menyiapkan reagen kimia untuk mendeteksi SARS-CoV-2. Namun tak semua laboratorium memiliki reagen yang bisa digunakan untuk mengekstraksi karena primer yang dibutuhkan pada dasarnya adalah potongan kode genetik yang harus cocok dengan materi genetik virus.

"Ini sedang diupayakan oleh BPPT dan LIPI. Mungkin bulan depan sudah ada produknya walaupun jumlahnya belum terlalu banyak," tambah Prof Amin.

Di akhir Januari 2020, Kepala Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Dr dr Vivi Setyawaty, M Biomed, menyebut laboratorium yang dipakai untuk mendeteksi virus Corona, yang kala itu diperiksa oleh Balitbangkes, sudah punya reagen untuk nCoV. Saat itu virus Corona belum terdeteksi di Indonesia dan menjadi pertanyaan dari banyak negara lain.

"Sejak akhir Desember sudah punya reagen untuk novel coronavirus," ungkap Vivi.

Kabar Baik, Ventilator Karya Anak Bangsa Lolos Uji Kemenkes RI

 Ventilator Portabel Vent-I dinyatakan lolos proses uji produk menyeluruh oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Produk ini merupakan hasil karya anak bangsa yang berkolaborasi antara Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (UNPAD) dan YPM Salman.
Ventilator portabel ini dinyatakan lolos uji pada Selasa (21/4/2020) untuk semua kriteria uji sesuai dengan standard SNI IEC 60601-1:204: Persyaratan Umum Keselamatan Dasar dan Kinerja Esensial dan Rapidly Manufactured CPAP Systems, Document CPAP 001, Specification, MHRA, 2020.

Tim Komunikasi Publik dari pengembang Vent-I, Hari Tjahyono menyampaikan setelah lolosnya uji produk ini, Vent-I dinyatakan aman digunakan sebagai ventilator non-invasive untuk membantu pasien COVID-19.

"Untuk kebutuhan sosial ini, Vent-I akan diproduksi sekitar 300-500 sesuai dengan jumlah donasi yang masuk ke Rumah Amal Salman. Produksi tahap pertama dimulai begitu lolos uji pada tanggal 21 April kemarin, dan akan diproduksi melalui kerjasama dengan PT DI," ujar Hari dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (22/4/2020).

Selanjutnya, Vent-I yang diinisiasi oleh Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) Syarif Hidayat ini akan digunakan pada pasien sesuai indikasi medis. Dalam pemakaiannya pun akan dikawal oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin) di Rumah Sakit yang telah ditunjuk.

"Sedangkan untuk keperluan komersial yang melibatkan transaksi jual beli, surat izin edar saat ini masih dalam proses pengurusan yang diharapkan akan segera siap dalam beberapa hari ke depan. Kegiatan ini akan dikelola oleh PT. Rekacipta Inovasi ITB," ujar Hari.

Pembuatan Vent-I juga didukung beberapa Dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) dan Desain Produk, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) .

Viral! Masker Kain Penangkal Segala Jenis Virus, Benarkah Ada? (2)

Dirancang dengan teknologi antivirus terbaru dari Dymatic Chemicals

DK Double Protection Mask dirancang dengan teknologi terbaru dari Dymatic Chemicals, yaitu teknologi Bacmatic. Teknologi ini menghadirkan fitur antivirus, antibakteri, dan antijamur pada kain masker, sehingga masker mampu menyaring udara kotor penyebab penyakit pernapasan serta mengurangi resiko terpapar virus Corona (SARS-CoV-2).

Teknologi Bacmatic pada masker kain ini juga dapat membunuh bakteri dan virus hanya dalam beberapa menit saja, dengan keefektifan antivirus mencapai 5,68, melebihi parameter antivirus yang cukup di atas 3. Perlindungan ini sangat efektif untuk mencegah transmisi virus dan bakteri yang sering hinggap pada kain. Teknologi ini telah teruji mampu merusak lapisan lemak pelindung virus, sehingga virus akan mati sebelum menyentuh kulit wajah dan tidak akan menular lagi.

Dilapisi dengan 2 layer kain premium (2 ply) untuk menjamin proteksi

Berbeda dengan penggunaan masker biasa, di mana virus dan bakteri dapat menempel pada kain dan berisiko menular pada orang-orang sekitar, masker kain antivirus DK Double Protection dilapisi dengan dua lapisan kain (2 ply). Sehingga virus dan bakteri tidak akan sempat mengenai permukaan kulitmu.

Lapisan terluar pada masker dibuat dari bahan kain dengan fitur antivirus, antibakteri, antijamur, serta tahan air (water repellent). Kemudian, lapisan dalamnya dibuat dari bahan kain antibakteri serta dilengkapi dengan teknologi HeiQ Smart Temp & HeiQ Fresh yang akan menjamin kenyamanan kamu saat memakainya.

Dilengkapi dengan teknologi HeiQ Smart Temp & HeiQ Fresh

Tak perlu khawatir merasa sesak saat memakai masker ini. Dengan teknologi HeiQ Smart Temp dan HeiQ Fresh dari Swiss, masker kain antivirus DK Double Protection ini mampu mendinginkan suhu area wajah jika terlalu pengap dan menyesuaikannya dengan temperatur kulit. Selain itu, teknologi ini juga mampu melindungi kain dari berbagai bau tidak sedap, lho. Jadi, kamu akan tetap merasa nyaman saat mengenakan masker ini.

Dibuat dari bahan yang lembut dan ramah lingkungan

Selain dapat menyaring asap kendaraan, debu, polusi, dan udara kotor lainnya, masker kain antivirus DK Double Protection ini juga dibuat dari bahan kain yang sangat lembut dan halus. Di samping itu, masker ini juga tahan air dan ramah lingkungan. Maka dari itu, masker sangat aman digunakan dan kesehatan kulit wajahmu akan tetap terjaga. Menariknya, masker kain ini juga dapat digunakan berulang kali dan dicuci hingga 40 kali cuci tanpa deterjen, lho.

Cocok untuk digunakan sehari-hari

Mengingat kegunaannya sebagai masker non-medis, maka DK Double Protection Mask sangat cocok untuk dipakai sehari-hari, terutama untuk para pengendara motor, pengguna transportasi umum, pejalan kaki, atau siapa saja yang harus keluar rumah dan sering terpapar polusi atau udara kotor.

Nah, itulah beberapa keunggulan dari masker kain antivirus DK Double Protection. Dengan harganya yang terjangkau, yaitu Rp 10.000 per pcs, kamu sudah bisa melindungi diri dan keluargamu dari potensi terserang virus saat berada di luar ruangan. Yuk, segera miliki DK Double Protection Mask. Masker ini bisa didapatkan melalui toko resmi Duraking Outdoor & Sport di Bukalapak, Lazada, Shopee, dan Tokopedia.