Selasa, 28 April 2020

Turki Kirimkan Pasokan Peralatan Medis ke AS

Otoritas Turki akan mengirimkan pasokan medis ke Amerika Serikat (AS) di tengah pandemi virus Corona (COVID-19). Pasokan yang dikirimkan termasuk masker N95, pelindung wajah, masker bedah, pakaian medis dan disinfektan.
Seperti dilansir CNN, Selasa (28/4/2020), pengiriman pasokan peralatan medis untuk AS itu diumumkan oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dalam pernyataan pada Senin (27/4) waktu setempat.

"Kita dengan bangga untuk mengumumkan bahwa Turki akan mengirimkan pasokan medis ke Amerika Serikat, atas permintaan sekutu NATO kita, untuk mendukung perang Amerika melawan virus Corona," demikian bunyi pernyataan tertulis Direktorat Komunikasi Kepresidenan Turki, yang dirilis setelah pengumuman Erdogan.

Disebutkan kantor kepresidenan Turki dalam pernyataannya bahwa kargo yang membawa pasokan medis untuk AS itu terdiri atas 500 ribu unit masker bedah, 40 ribu unit pakaian medis, 2 ribu liter disinfektan, 1.500 kacamata operasi (google), 400 unit masker N95 dan 500 pelindung wajah (face shield).

Menurut kantor kepresidenan Turki, negara ini sudah mengirimkan pasokan perlengkapan medis ke 55 negara selama pandemi virus Corona merajalela.

Pesawat kargo yang membawa pasokan itu diperkirakan akan mendarat di Pangkalan Militer Gabungan Andrews, AS pada Selasa (28/4) malam waktu setempat.

5 Fakta Vietnam yang Berhasil Melawan Virus Corona

 Vietnam menjadi sorotan karena berhasil lockdown tanpa ada kasus meninggal karena Corona meski dari sisi geografis relatif dekat dengan China. Seperti apa sih negara ini?

Negara Vietnam dipuji karena menjadi salah satu negara yang tanggap menghadapi pandemi Corona. Pemerintah menerapkan karantina ketat sejak 12 Februari.

Masyarakat pun bekerja sama dan menutup semua kegiatan usaha. Meski baru 10 kasus Corona yang dilaporkan, tak ada yang coba-coba melanggar aturan pemerintah untuk keluar dari rumah.
Baca juga: Miris, Afrika Sepi Turis karena Corona, Banyak Hewan Mati Diburu

Hasilnya, selama sepekan ini tak ada kasus Corona baru yang bertambah dan kebijakan social distancing pun dilonggarkan.

Sebenarnya seperti apa dan bagaimana sih negara yang satu ini? Dirangkum detikcom, berikut fakta-fakta tentang Vietnam.

1. Letak geografis

Vietnam merupakan salah satu negara di Asia Tenggara, tetangga Indonesia. Luas negara ini 331,212 km persegi. Bentuk negara ini memanjang ke utara, di sisi timur Vietnam berbatasan dengan Laos dan Kamboja. Vietnam terdiri dari 58 provinsi dengan 5 kota yang dikendalikan secara terpusat.

2. Rumah mungil

Vietnam menduduki peringkat ke 15 sebagai negara terpadat dunia pada tahun 2018. Ini membuat rumah-rumah penduduknya cukup padat di kota.

Meski begitu, ada hal unik yang bisa dilihat dari rumah-rumah penduduk. Warga Vietnam memiliki rumah yang mungil namun menjulang tinggi. Lebar rumahnya hanya 4 meter saja, namun tingkatnya sampai 2-3 lantai.

3. Negara komunis

Asia Tenggara memiliki 2 negara komunis, salah satunya adalah Vietnam. Paham komunisme memfokuskan diri pada kepemilikan bersama. Tak ada kelas dalam masyarakat, semua orang memiliki tingkatan yang sama. Paham komunis juga berarti menganggap tidak adanya Tuhan. Ini bertentangan dengan ideologi Pancasila milik Indonesia.

Komunisme juga terlihat dari lambang bendera Vietnam. Vietnam memiliki lambang bintang berwarna kuning dengan dasar merah. Bintang melambangkan para buruh, petani, tentara, cendekiawan dan pemuda. Sedangkan warna merah melambangkan kejayaann dan revolusi.

Senin, 27 April 2020

Kim Jong Un Dikabarkan Isolasi Diri karena Pengawalnya Terinfeksi Corona

Rumor kematian Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un masih ramai diperbincangkan publik. Banyak kabar yang menyatakan ia meninggal setelah menjalani operasi jantung.
Mengutip Daily Star, Kim Jong Un dilaporkan masih dalam keadaan sehat. Saat ini ia dikatakan berada di sebuah resor mewah di Wonsan. Kim menghilang dari pandangan publik karena menghindari terinfeksi virus Corona.

"Karena ada masalah di dalam komando pengawal yang bertugas menjaga pimpinan tertinggi Korea Utara," ujar sumber di China kepada media Korea Selatan JongAng Ilbo.

Sumber ini juga mengindikasikan bawah Kim meninggalkan Pyongyang untuk melakukan isolasi diri. Karena diduga salah satu pengawal pribadinya terinfeksi virus Corona COVID-19.

Sebelumnya, isu Kim Jong Un meninggal muncul setelah ia tak terlihat menghadiri perayaan ulang tahun mendiang kakeknya, yang juga pendiri negara tersebut, Kim Il Sung, pada 15 April lalu.

New York Lakukan Uji Klinis Obat Maag untuk Tangani Pasien Corona

 Sebuah rumah sakit besar di New York menguji kombinasi obat maag dengan obat anti-malaria atau hydrochloroquine, untuk mengobati pasien virus Corona COVID-19. Penelitian ini dilakukan oleh Institut Penelitian Medis Feinstein, dari Northwell Health.
Para peneliti sedang berusaha mencari tahu apakah senyawa aktif yang ada di dalam obat maag yaitu famotidine dan Pepcid yang berfungsi menghambat COVID-19, bisa menghentikan replikasi pada HIV/AIDS.

Dalam melakukan penelitian ini, pasien diberikan obat maag bersamaan dengan hydrochloroquine secara intravena. Wakil kepala petugas medis Northwell mengatakan penelitian ini dilakukan di beberapa tempat, seperti Rumah Sakit North Shore University Northwell, Long Island Jewish Medical Center dan Lenox Hill Hospital.

Awalnya, para peneliti ingin menguji penggunaan famotidine saja. Tetapi, karena banyak pasien yang sudah dirawat dengan hydrochloroquine, akhirnya mereka mengkombinasikannya.

Dikutip dari New York Post, jika hasilnya sudah ada, mereka akan membandingkannya dengan pasien yang hanya dirawat dengan hydrochloroquine saja. Tetapi, hingga saat ini belum diketahui kapan selesainya penelitian ini.

Cerita Viral Pasien Corona di AS yang Harus Bayar Biaya RS Rp 500 Juta

Saat itu Danni Askini mulai merasakan nyeri dada, sesak napas, dan migrain pada Sabtu di akhir Februari lalu. Setelahnya ia mengontak ahli onkologi yang saat itu merawat limfomanya. Dokternya menyebut Askini bisa jadi alergi obat sehingga ia pun dikirim ke UGD di salah satu rumah sakit di daerah Boston.
Di rumah sakit, dokter mengatakan ia kemungkinan mengidap pneumonia dan mengirimnya pulang ke rumah. Namun beberapa hari setelahnya Askini demam yang naik-turun dan demam. Selang dua minggu setelah ke UGD, Askini ke dokter dan mengobati flu dan pneumonia yang dialaminya.

Pada 6 Maret, ia kembali mengunjungi dokter karena gejala yang dialaminya tak kunjung membaik. Dokter akhirnya mengirim sampelnya ke laboratorium dan hasil menunjukkan bahwa dirinya positif COVID-19. Beberapa hari kemudian, Askini mendapat tagihan rumah sakit untuk tes coronavirus dan perawatannya.

"Saya sangat terkejut. Tagihan rumah sakit saya mencapai US$34.927 (sekitar Rp 543 juta). Saya sampai tak tahu siapa orang yang punya uang sebanyak itu," kata Askini kepada Time.

Askini mengatakan biaya tes virus Corona COVID-19 saja mencapai Rp 14 juta

"Jika orang bertanya-tanya berapa biaya perawatan COVID-19? Ini tagihan saya. Tes COVID-19 saja mencapai US$907 (Rp 14 juta)!" tulis Askini dalam akun Twitter pribadinya.

Kaiser Family Fondation juga merilis studi yang memperkirakan rata-rata biaya perawatan COVID-19 untuk seseorang dengan asuransi dan tanpa komplikasi kesehatan yang kira-kira mencapai US$9.763 atau sekitar Rp 140 juta dan jika memiliki penyakit penyerta, biaya kesehatannya melambung hingga US$20.000 atau Rp 311 juta.