Sabtu, 02 Mei 2020

Tinggi Angka Kesembuhan, Lockdown Malaysia Dilonggarkan

Angka kesembuhan kasus positif virus Corona (COVID-19) di Malaysia mencapai lebih dari 60 persen. Tingginya tingkat kesembuhan itu pun membuat pemerintah Malaysia memutuskan melonggarkan lockdown.
Perihal pelonggaran lockdown itu disampaikan Perdana Menteri (PM) Muhyiddin Yassin pada Jumat (1/5/2020). Muhyiddin mengatakan sebagian besar sektor usaha akan diizinkan beroperasi kembali.

"Dengan saran dari Kementerian Kesehatan, berdasarkan data yang dikumpulkan, dan protokol yang digariskan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pemerintah telah memutuskan untuk membuka sektor ekonomi dengan hati-hati, sambil menerapkan prosedur operasi standar kesehatan yang ketat (SOP)," kata Muhyiddin, dilansir dari Channel News Asia (CNA), Jumat (1/5/2020).

"Hampir semua sektor ekonomi dan kegiatan bisnis akan diizinkan beroperasi mulai 4 Mei, tergantung pada protokol dan SOP yang diputuskan oleh otoritas," imbuhnya.

Kendati demikian, Muhyiddin menjelaskan bahwa beberapa industri dan kegiatan bisnis akan tetap ditutup karena melibatkan kerumunan, dan sulitnya menerapkan social distancing. Misalnya, bioskop, ruang karaoke, pusat refleksiologi, klub malam, pasar Ramadhan, pasar Hari Raya Idul Fitri, karnaval penjualan, serta semua konferensi dan pameran.

Selain itu, kegiatan olahraga yang melibatkan kontak tubuh dan pertemuan massa juga tidak diizinkan untuk digelar. Ini termasuk sepak bola, rugby, berenang di area umum dan semua olahraga dalam ruangan.

Sementara, kegiatan di luar ruangan seperti bulu tangkis, tenis, bersepeda, golf, dan lari dalam kelompok kecil dengan tidak lebih dari 10 orang, akan diizinkan.

Muhyiddin menjelaskan langkah ini sebagai "perintah kontrol gerakan bersyarat (MCO)". Dia juga menambahkan bahwa restoran yang memiliki ruang yang cukup untuk diterapkannya social distancing antara pelanggan, akan diizinkan untuk dibuka.

Namun, ia menyatakan bahwa kegiatan keagamaan seperti sholat Jumat dan sholat berjamaah lainnya di masjid masih tidak akan diizinkan. Selain itu, perjalanan antar negara, termasuk untuk kembali ke kota asal untuk merayakan Lebaran juga tidak diperbolehkan.

Sektor ekonomi yang melibatkan banyak orang juga tidak akan diizinkan untuk dibuka kembali. Muhyiddin juga mengatakan bahwa sekolah dan institusi pendidikan tinggi akan tetap ditutup.

"Daftar lengkap kegiatan yang akan dilarang akan diumumkan di situs web Dewan Keamanan Nasional. Daftar ini akan ditinjau dari waktu ke waktu tergantung pada jumlah kasus COVID-19," ujar Muhyiddin.

Muhyiddin mengungkapkan, pelonggaran kebijakan lockdown itu lantaran 16 hari berturut-turut penambahan kasus virus Corona di Malaysia hanya berada di dua digit, mengingat pada Maret dan awal April, penambahan kasus bisa mencapai tiga digit. Selain itu, Malaysia juga mencatat rekor tertinggi dengan angka kesembuhan 69,5 persen.

Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Dr Noor Hisham Abdullah sebelumnya mengatakan bahwa Malaysia sekarang dalam "fase pemulihan" dari wabah karena pasien yang pulih telah melebihi jumlah kasus baru.

Malaysia pada Jumat (1/5) memiliki 6.071 kasus positif COVID-19. 103 orang meninggal dunia. Sementara, 4.210 orang telah dinyatakan sembuh atau 69,3 persen.

Tak Ada Lagi Pasien Corona di RS Wuhan, WHO Puji Kerja Keras China

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyambut berita bahwa tak ada lagi pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit di kota Wuhan, China.
Setelah lebih dari tiga bulan pertarungan yang sulit, Wuhan, tempat pertama kalinya kasus infeksi virus Corona terdeteksi, telah memulangkan semua pasien COVID-19 dari rumah sakit pekan lalu setelah dinyatakan sembuh.

"Itu berita yang sangat disambut baik untuk mendengar bahwa tidak ada lagi kasus yang parah, tidak ada lagi pasien di Wuhan," kata Dr Maria van Kerkhove, pimpinan teknis untuk Program Kedaruratan Kesehatan WHO pada konferensi pers virtual di Jenewa, Swiss.

"Jadi selamat atas pencapaian ini," imbuhnya seperti dilansir media Xinhua, Sabtu (2/5/2020).

Dr. van Kerkhove memuji "upaya tak kenal lelah" dari masyarakat Wuhan -- "bukan hanya para pekerja medis namun juga orang-orang yang tinggal di rumah mereka, yang mematuhi langkah-langkah kesehatan publik."

"China telah bekerja sangat keras untuk mengendalikan wabah ini," ujar Dr. van Kerkhove yang merupakan salah satu pakar gabungan China-WHO yang berkunjung ke China pada Februari lalu untuk melakukan studi lapangan.

"Saya di sana selama dua pekan dan bekerja sama langsung dengan para pejabat kementerian, dan pejabat-pejabat dari semua bidang berbeda, dari rumah sakit, komunitas, untuk benar-benar melihat apa yang diterapkan untuk menurunkan angka-angka," imbuhnya.

"Dunia telah belajar dari China," ujar Dr. van Kerkhove. "Dan kita perlu terus belajar dari Wuhan tentang bagaimana mereka mencabut langkah-langkah itu, bagaimana mereka membawa masyarakat kembali normal, atau ke normal yang baru, dalam hal bagaimana kita akan hidup dengan virus ini ke depan," tandasnya.

Tinggi Angka Kesembuhan, Lockdown Malaysia Dilonggarkan

Angka kesembuhan kasus positif virus Corona (COVID-19) di Malaysia mencapai lebih dari 60 persen. Tingginya tingkat kesembuhan itu pun membuat pemerintah Malaysia memutuskan melonggarkan lockdown.
Perihal pelonggaran lockdown itu disampaikan Perdana Menteri (PM) Muhyiddin Yassin pada Jumat (1/5/2020). Muhyiddin mengatakan sebagian besar sektor usaha akan diizinkan beroperasi kembali.

"Dengan saran dari Kementerian Kesehatan, berdasarkan data yang dikumpulkan, dan protokol yang digariskan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pemerintah telah memutuskan untuk membuka sektor ekonomi dengan hati-hati, sambil menerapkan prosedur operasi standar kesehatan yang ketat (SOP)," kata Muhyiddin, dilansir dari Channel News Asia (CNA), Jumat (1/5/2020).

"Hampir semua sektor ekonomi dan kegiatan bisnis akan diizinkan beroperasi mulai 4 Mei, tergantung pada protokol dan SOP yang diputuskan oleh otoritas," imbuhnya.

Kendati demikian, Muhyiddin menjelaskan bahwa beberapa industri dan kegiatan bisnis akan tetap ditutup karena melibatkan kerumunan, dan sulitnya menerapkan social distancing. Misalnya, bioskop, ruang karaoke, pusat refleksiologi, klub malam, pasar Ramadhan, pasar Hari Raya Idul Fitri, karnaval penjualan, serta semua konferensi dan pameran.

Selain itu, kegiatan olahraga yang melibatkan kontak tubuh dan pertemuan massa juga tidak diizinkan untuk digelar. Ini termasuk sepak bola, rugby, berenang di area umum dan semua olahraga dalam ruangan.

Sementara, kegiatan di luar ruangan seperti bulu tangkis, tenis, bersepeda, golf, dan lari dalam kelompok kecil dengan tidak lebih dari 10 orang, akan diizinkan.