Senin, 04 Mei 2020

Inggris Sebut Akan Longgarkan Lockdown Bertahap

Pemerintah Inggris menyebut kemungkinan pelonggaran lockdown bertahap. Pasalnya, jumlah kematian Covid-19 akibat infeksi virus corona di negara itu masih tinggi.

Perdana Menteri Boris Johnson menyebut akan mengungkap rencana pemerintah itu dalam beberapa hari mendatang ketika negara itu sudah melewati puncak penularan Covid-19.

Berdasarkan catatan terbaru, 28.446 orang positif Covid-19 telah meninggal. Angka ini naik 315 kasus pada Sabtu (2/5) dan membuat Inggris menjadi negara yang paling parah terkena dampak corona di Eropa setelah Italia. Jumlah kasus positif Inggris naik sejumlah 4.339 kasus dengan total 186.599.

Johnson sendiri sempat dirawat tiga malam di ruang perawatan intensif setelah terdeteksi positif Covid-19. Dalam sebuah wawancara surat kabar, ia menyebut pemerintah telah menyiapkan rencana jika ia meninggal.

"Itu adalah momen yang sulit, saya tidak akan menyangkalnya," katanya kepada The Sun, Minggu (4/5). "Mereka memiliki strategi untuk menghadapi skenario tipe 'kematian Stalin'," tambahnya.

Menteri senior Michael Gove mengatakan kemungkinan akan ada penerapan beberapa batasan ketika pembatasan dikurangi hingga vaksin ditemukan. Ia pun menyebut kalau suasana normal yang sebelumnya dirasakan bakal tidak akan kembali secepat itu.

Laporan surat kabar Weekend menyebut, kemungkinan sekolah dasar akan dibuka kembali pada awal Juni. Sementara di lokasi transportasi umum, akan dilakukan pemeriksaan suhu penumpang.

Bagi mereka yang bepergian ke Inggris, pemerintah pun tengah memperhitungkan soal periode karantina terlebih dulu, seperti diungkap Menteri Transportasi Grant Shapps.

Pemerintah Inggris juga telah menyiapkan pelacakan kontak menggunakan aplikasi smartphone. Aplikasi ini bisa digunakan untuk mengecek siapa sempat kontak dengan siapa. Sehingga, pemerintah bisa memetakan potensi penularan dan mencegah wabah gelombang kedua.

Inggris mulai memerintahkan semua toko dan layanan yang tidak penting ditutup pada 23 Maret. Pemerintah juga meminta warga untuk tinggal di rumah kecuali untuk keperluan berbelanja bahan makanan, obat-obatan, dan berolahraga sekali sehari.

Bank of England telah memperingatkan kalau langkah ini dapat menyebabkan resesi ekonomi terburuk dalam beberapa abad. Tetapi sebuah jajak pendapat Opinium untuk surat kabar mingguan Observer menunjukkan dukungan publik untuk melanjutkan pembatasan.

Beberapa Negara Masih Dihantui Tinggi Angka Infeksi Corona

Ketika sejumlah negara mulai melonggarkan kebijakan lockdown dan menikmati matahari musim semi, beberapa negara terpadat dunia masih dibayangi peningkatan jumlah pasien positif Covid-19 akibat infeksi virus corona (SARS-CoV-2).

India dan Rusia masih harus berurusan dengan peningkatan jumlah infeksi. Tercatat, negara itu memiliki 2.600 kasus positif Covid-19 baru. Sementara Rusia, jumlah kasus mencapai 10 ribu untuk pertama kalinya.

Sementara di Inggris, angka kematian naik melebihi Italia yang menjadi pusat wabah Covid-19 di Eropa. Padahal rerata umur populasi di Inggris lebih muda dari Italia dan pemerintah Inggris punya lebih banyak waktu melakukan persiapan sebelum pandemi menyerang.


Amerika Serikat juga terus mencatat penambahan infeksi virus corona setiap hari. Tercatat ada 1.400 kematian pada Sabtu (2/5).

Ahli kesehatan mengingatkan wabah gelombang dua bisa kembali menghantam. Kecuali pemerintah melakukan pengetesan massal secara luas begitu lockdown dilonggarkan.

Tekanan untuk membuka karantina terus mengalir setelah lockdown diterapkan selama berminggu-minggu. Karantina ini membuat banyak bisnis kolaps dan membuat ekonomi dunia merosot tajam sejak era krisis 1930 dan menyebabkan jutaan pengangguran.

Sementara itu di China, infeksi virus corona baru di negara itu dilaporkan hanya dua kasus. Namun, negara itu menghadapi gelombang pengunjung di tempat-tempat wisata yang baru di buka.

Pemerintah China telah melonggarkan pelarangan perjalanan setelah ditetapkan libur lima hari pada Selasa pekan lalu. Hampir 1,7 juta orang mengunjungi taman-taman di Beijing pada dua hari pertama libur.

Italia Resmi Longgarkan Lockdown Hari Ini

- Italia akan mulai membuka lockdown secara bertahap pada hari ini (4/5). Pemerintah Italia telah menyiapkan sejumlah aturan bagi warga yang bakal segera bebas dari karantina untuk menghindari penyebaran Covid-19 akibat infeksi virus corona (SARS-CoV-2).

Pemerintah pusat telah memberi arahan aturan pembukaan karantina dan membuat daftar aktivitas yang boleh dilakukan. Namun, sejumlah daerah juga membuat aturan mereka sendiri. Hal ini membuat warga dihinggapi ketidakpastian. 

"Saya berharap koran pagi ini akan menjelaskan semuanya. Saya ingin mengajak ibu saya yang sudah tua ke pantai, bolehkah?" tanya seorang petugas kebersihan Pietro Garlanti (53) saat ia mengantre di salah satu kios di Roma.

Beberapa aturan yang diterapkan pemerintah Italia diantaranya:

- Warga boleh bepergian dengan bebas namun hanya bisa dilakukan di wilayah (provinsi) mereka, kecuali dalam keadaan darurat atau alasan kesehatan.
- Mereka boleh mengunjungi sanak saudara,
- Mengunjungi taman kota yang baru dibuka dengan anak-anak,
- Bersepeda atau berlari dengan jarak yang lebih jauh dari rumah,
- Namun, semua kegiatan itu tidak boleh dilakukan secara berkelompok. Kegiatan seperti makan siang keluarga besar dilarang.

Pemerintah Italia menegaskan kalau warga hanya bisa mengunjungi keluarga dekat saja. Mereka menegaskan bahwa kunjungan ke kerabat jauh seperti anak-anak dari sepupu mereka, teman-teman, masih tidak diperbolehkan.

Sebab, banyak warga Italia yang mempertanyakan maksud kerabat dalam aturan tersebut. Mereka menganggap kerabat sebagai pihak keluarga yang memiliki hubungan darah. 

Sebanyak 20 wilayah di Italia menetapkan aturan mereka sendiri terhadap pengangkatan lockdown ini. Dua wilayah, Veneto dan Calabria telah lebih dulu mengangkat lockdown. Bar dan restoran dengan meja di ruang terbuka kembali beroperasi di wilayah itu pekan lalu.

Sementara Liguria berpikir untuk membebaskan warga berlayar dalam grup kecil dan kembali membuka pantai-pantai mereka.

Wilayah Marghe juga memperbolehkan warga ke pantai, namun hanya untuk berjalan-jalan, bukan untuk berjemur. Sementara wilayah Emilia-Romagna tetap menutup pantai mereka bahkan bagi warga yang tinggal di dekat laut.

Pemerintah Italia berharap pelonggaran lockdown ini akan mengembalikan ekonomi negara itu. Italia menjadi negara dengan penerapan lockdown terlama di dunia.

Saat ini kasus kematian akibat Covid-19 di Italia mencapai 174 kematian baru. Ini adalah angka kematian terkecil sejak perintah karantina dikeluarkan 10 Maret lalu.

Namun, pemerintah mengingatkan kemungkinan pemberlakuan karantina lokal jika muncul peningkatan kasus positif Covid-19 lagi.

Jumlah penambahan kasus Covid-19 terlihat menurun selama beberapa hari terakhir. Pada Minggu (3/5), terdapat 1.389 kasus positif baru, menurun dari hari sebelumnya sejumlah 1.900. Jumlah kematian pada Minggu tercatat sebanyak 174 orang, terendah sejak dua bulan lalu. Hingga saat ini, terdapat 28.884 kematian akibat corona di Italia.